Market Besar, Indonesia Jadi Ladang Investasi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Praktisi Ekonomi Kreatif Adhitya Maulana menilai Indonesia menjadi salah satu negara memiliki potensi besar sebagai tempat berinvestasi. Pasalnya, jika dilihat populasi Indonesia memiliki market yang sangat besar.
"Indonesia itu potensinya besar banget. Karena semuanya ada di sini. Marketnya ada. Seluruh negara aja penetrasi ke Indonesia. Itu potensi ya," ujarnya dalam Podcast Aksi Nyata, Creativepreneurship: Usaha Tanpa Modal? Bisa Kalau Kreatif!, Senin (28/3/2022).
Selain potensi, lanjut Adhitya, Indonesia memiliki peluang jika melihat jumlah pengusaha. Meskipun demikian, apabila dikomparasikan dengan jumlah penduduk masih menempati peringkat terendah Asia Tenggara.
"Kita tuh masih sekitar 3%. Itu data yang saya liat tahun 2020-2021, meskipun selama pandemi ada peningkatan karena banyak pekerja yang dirumahkan dan mulai membangun usaha," paparnya.
"Makanya peluang di sini tuh besar banget. Tapi semua itu balik lagi pada mentalitas tiap orang," sambung Adhitya.
Bicara soal mentalitas, Pria yang tengah merintis perusahaan di bidang pendidikan luar negeri itu menjelaskan, generasi milenial terkadang mengabaikan pengalaman. Dengan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki, merasa percaya diri untuk membangun startup. Padahal, ada hal-hal yang perlu juga diketahui dan itu didapat dari old generation.
"Mentalitas kan terbangun, nah milenilal itu kadang suka melupakan yang namanya pengalaman. Saking pedenya punya pengetahun dan kemampuan, tapi nggak ada pengalaman, ya tumbang bisnisnya. Gimana dapetin pengalamannya? Ya belajar, diskusi dengan generasi sebelumnya," terang Adhitya. "Mentalitas itu dibentuk dari proses," tandasnya.
"Indonesia itu potensinya besar banget. Karena semuanya ada di sini. Marketnya ada. Seluruh negara aja penetrasi ke Indonesia. Itu potensi ya," ujarnya dalam Podcast Aksi Nyata, Creativepreneurship: Usaha Tanpa Modal? Bisa Kalau Kreatif!, Senin (28/3/2022).
Selain potensi, lanjut Adhitya, Indonesia memiliki peluang jika melihat jumlah pengusaha. Meskipun demikian, apabila dikomparasikan dengan jumlah penduduk masih menempati peringkat terendah Asia Tenggara.
"Kita tuh masih sekitar 3%. Itu data yang saya liat tahun 2020-2021, meskipun selama pandemi ada peningkatan karena banyak pekerja yang dirumahkan dan mulai membangun usaha," paparnya.
"Makanya peluang di sini tuh besar banget. Tapi semua itu balik lagi pada mentalitas tiap orang," sambung Adhitya.
Bicara soal mentalitas, Pria yang tengah merintis perusahaan di bidang pendidikan luar negeri itu menjelaskan, generasi milenial terkadang mengabaikan pengalaman. Dengan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki, merasa percaya diri untuk membangun startup. Padahal, ada hal-hal yang perlu juga diketahui dan itu didapat dari old generation.
"Mentalitas kan terbangun, nah milenilal itu kadang suka melupakan yang namanya pengalaman. Saking pedenya punya pengetahun dan kemampuan, tapi nggak ada pengalaman, ya tumbang bisnisnya. Gimana dapetin pengalamannya? Ya belajar, diskusi dengan generasi sebelumnya," terang Adhitya. "Mentalitas itu dibentuk dari proses," tandasnya.
(nng)