Masih Langka, Antrean Solar di SPBU Bisa Berhari-hari
loading...
A
A
A
Beberapa hari lalu sempat pasokan berkurang menjadi 8 ton. Hal ini membuat antrean panjang di SPBU. Namun, saat ini pasokan yang diterima SPBU Pondok Kelapa, kembali menjadi 16 ton sehari.
Di SPBU Pondok Kelapa, lanjut Suparman, biasa melayani truk-truk yang melintas di jalan lintas barat (Jalinbar) Kabupaten Bengkulu Tengah-Sumatera Barat, mulai dari truk ekpsedisi, truk pengangkut batu bara, dan truk kelapa sawit.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) Provinsi Bengkulu Mulyani mengakui, memang sebelumnya pasokan dikurangi, karena kondisi keuangan negara. Mulyani mengatakan, Biro Perekonomian Sekretariat Daerah Provinsi Bengkulu telah mengirimkan surat usulan penambahan kuota solar ke BPH Migas dari kuota ± 111.000 kiloliter menjadi ± 143.000 Kiloliter pada tahun 2022.
Pemerintah Provinsi Bengkulu akan tetap berkoordinasi ke BPH Migas terhadap realisasi usulan penambahan kuota solar bersubsidi untuk Provinsi Bengkulu tahun 2022.
"Kita mohon kuota untuk Bengkulu ditambah dari yang ada sekarang 111 ton menjadi 143 ton untuk satu tahun. Surat dari Pak Gubernur sudah mereka terima," kata Mulyani.
Menariknya, kelangkaan ini juga disebabkan oleh truk-truk pengangkut sawit dan batu bara. Padahal kedua sektor itu tak diperbolehkan membeli solar subsidi. Jika mereka tak ikut menikmati subsidi, antrean bisa berkurang.
Di SPBU Pondok Kelapa, lanjut Suparman, biasa melayani truk-truk yang melintas di jalan lintas barat (Jalinbar) Kabupaten Bengkulu Tengah-Sumatera Barat, mulai dari truk ekpsedisi, truk pengangkut batu bara, dan truk kelapa sawit.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) Provinsi Bengkulu Mulyani mengakui, memang sebelumnya pasokan dikurangi, karena kondisi keuangan negara. Mulyani mengatakan, Biro Perekonomian Sekretariat Daerah Provinsi Bengkulu telah mengirimkan surat usulan penambahan kuota solar ke BPH Migas dari kuota ± 111.000 kiloliter menjadi ± 143.000 Kiloliter pada tahun 2022.
Pemerintah Provinsi Bengkulu akan tetap berkoordinasi ke BPH Migas terhadap realisasi usulan penambahan kuota solar bersubsidi untuk Provinsi Bengkulu tahun 2022.
"Kita mohon kuota untuk Bengkulu ditambah dari yang ada sekarang 111 ton menjadi 143 ton untuk satu tahun. Surat dari Pak Gubernur sudah mereka terima," kata Mulyani.
Menariknya, kelangkaan ini juga disebabkan oleh truk-truk pengangkut sawit dan batu bara. Padahal kedua sektor itu tak diperbolehkan membeli solar subsidi. Jika mereka tak ikut menikmati subsidi, antrean bisa berkurang.
(uka)