GBG-CredoLab Kembangkan Solusi Penilai Kelayakan Kredit bagi Populasi Unbanked

Kamis, 18 Juni 2020 - 13:57 WIB
loading...
GBG-CredoLab Kembangkan...
Kantor pusat GBG di Melbourne, Australia. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - GBG, perusahaan teknologi global dalam manajemen fraud dan compliance, verifikasi identitas, dan intelijen data berbasis lokasi mengumumkan kemitraan teknologi dengan CredoLab, pengembang teknologi skor digital untuk bank. GBG-CredoLab mengembangkan penilaian kelayakan kredit dengan mudah, dengan daya jangkauan luas ke setiap orang di Indonesia, termasuk yang tidak memiliki rekening bank dan yang tidak memiliki riwayat kredit (unbanked population).

Walaupun saat ini perbankan di Indonesia telah memanfaatkan biro statistik lokal, perusahaan telekomunikasi dan penyelenggara e-commerce untuk data dalam melakukan pemeriksaan kredit dan penipuan, namun data masih terus terfragmentasi dan sejauh ini masih belum dapat diandalkan.

Hal ini mengakibatkan banyak terdapat pinjaman bermasalah, tingkat persetujuan pinjaman yang rendah dan kasus penipuan yang marak. Kemitraan ini diyakini akan membantu bank konvensional dan bank digital untuk memanfaatkan jejak digital ponsel dalam memproses aplikasi perbankan dan kredit yang diajukan konsumen, terutama menyediakan akses keuangan bagi para konsumen di Indonesia yang selama ini belum tersentuh layanan bank dan kredit (unbanked) termasuk para pekerja paruh waktu.

Diketahui, di Indonesia, 92 juta atau lebih 50% dari 181 juta orang yang memiliki kualifikasi untuk mendapatkan layanan bank dan kredit, masih belum atau tidak memiliki akses ke produk keuangan karena kurangnya catatan atau riwayat bank atau memiliki pekerjaan penuh waktu tanpa bukti gaji seperti para pengemudi ojek online (ojol). Hal ini tidak hanya terbatas pada individu, tapi jutaan perusahaan kecil dan menengah yang juga menghadapi kesenjangan pendanaan yang besar.

"Dengan kemitraan antara GBG dan CredoLab ini, yang menggabungkan metadata pada jejak digital konsumen dan teknologi perilaku ke dalam platform digital GBG Instinct, kami melihat peningkatan dalam perlindungan kredit dan risiko penipuan hingga 40%," ungkap Managing Director GBG APAC June Lee dalam keterangan tertulis, Kamis (18/6/2020).

(Baca Juga: Penyaluran Kredit Perbankan Bulan April 2020 Melambat 4,9%)

Dia menambahkan, penggabungan antara penilaian kredit ponsel dan teknologi manajemen fraud digital dalam satu layanan ini membantu bank-bank digital dan pemberi pinjaman dalam menyasar populasi masih belum tersentuh layanan finansial secara penuh dan lebih baik.

GBG menawarkan solusi terhadap fraud digital dan compliance secara lengkap bagi lembaga keuangan perbankan dan nonperbankan yang ingin bergabung dan bertransaksi dengan pelanggan mereka dengan cepat dan aman.

Dengan GBG Instinct, bank, lembaga pemberi pinjaman dan dompet digital dapat memanfaatkan data yang ada di layanan cloud CredoLab di Jakarta. Proses ini hanya memerlukan waktu beberapa detik, untuk dapat menganalisa data perilaku ponsel pengguna dan menghitung skor risiko dari setiap individu yang akan didaftarkan.

Hasil dari kemitraan ini akan meningkatkan kemampuan prediksi Kartu Skor Risiko hingga 39,9%, penurunan biaya risiko hingga 21,9%, dan peningkatan tingkat persetujuan kredit hingga 32%.

"Solusi GBG akan menunjukkan perilaku mencurigakan dari calon nasabah yang tidak dapat atau tidak mampu membayar, dan Skor Risiko perilaku CredoLab, akan memperkecil kemungkinan dan potensi calon nasabah nakal yang cenderung tidak memiliki minat untuk membayar cicilan kredit," jelas CEO dan Co-Founder CredoLab Peter Barcak.

Di Indonesia, di mana hampir dua pertiga dari 264 juta penduduk memiliki telepon seluler, kemitraan ini diyakini akan membuka gerbang untuk mengakses populasi yang sebagian besar belum memiliki rekening bank dan layanan kredit, juga para pekerja paruh waktu yang semakin bertambah di negara ini.

Saat ini GBG telah bekerja sama dengan 4 bank Tier 1 (BUKU 4) di Indonesia dan memiliki implementasi aktif di lebih dari 30 negara; CredoLab telah memberikan Layanan Skor Risiko Kredit kepada 7 bisnis pinjaman di Indonesia dan 70 institusi keuangan lainnya di 21 negara.

"Kemitraan ini akan memungkinkan semua bank di Indonesia baik konvensional dan digital serta pemberi pinjaman digital untuk dapat mengakses populasi masyarakat yang belum tersentuh layanan bank dan kredit, memberi persetujuan pada calon nasabah berkualitas dengan data yang diperlukan untuk mempercepat orientasi, mendeteksi fraud, dan mengurangi biaya operasional," tambahnya.
(fai)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1062 seconds (0.1#10.140)