Pandemi Corona, Kemenparekraf Dorong Pelaku Usaha Kreatif Go Digital
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mendorong pelaku usaha kreatif untuk go digital agar bisa bangkit di tengah pandemi virus Corona saat ini.
"Kita sedang menghadapi tantangan yang sangat berat buat Indonesia maupun seluruh dunia. Kita harus mencari potensi-potensi apa yang bisa kita lakukan pada saat kondisi seperti ini," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio dalam diskusi online, Kamis (23/4/2020).
Setiap orang, lanjutnya, saat ini bisa membuka toko onlinenya sendiri. Dia mencontohkan pelaku usaha kopi bisa mengoptimalkan racikan, gaya yang berbeda-beda guna memiliki penggemarnya sendiri. Diapun mengaku seringkali kehabisan kopi saat memesan melalui online.
Wishnutama mengatakan, kopi Indonesia sejatinya memiliki potensi yang luar biasa. Dari pengalamannya keliling ke berbagai negara, kopi Indonesia kerap jadi andalan di toko-toko kopi AS dan Jepang. Melalui pemasaran online, pasarnya pun tidak hanya Indonesia tapi juga dunia.
Ke depan, sambung dia, setelah pandemi berakhir, perkebunan kopi pun bisa jadi destinasi wisatawan asing ke Indonesia. "Kenapa tidak ada coffeyard yang menjadi destinasi luar biasa," kata Wishnutama. Dengan menjaga kualitas dan standar kopi yang dihasilkan dia meyakini Indonesia bisa mengembangkan potensi kopi lebih jauh lagi.
Sementara itu, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo mengatakan pemerintah akan terus mendorong kreativitas dari industri kreatif agar bisa mandiri dalam situasi sulit seperti saat ini.
"Satu contoh yang saya bisa berikan adalah dari Kemenparekraf beberapa saat lalu kami meluncurkan sebuah gerakan masker kain. Gerakan ini membantu UKM untuk terus bertahan hidup dengan produksi masker kain," katanya.
Di sisi lain, sekaligus bisa menjawab kebutuhan dari isu-isu higienitas untuk mereka yang sehat, dan sekaligus membantu ketersediaan dari masker medis untuk diprioritaskan kepada petugas medis.
Dengan kampanye satu dalam kopi ini, lanjutnya, menjadi kolaborasi yang baik dari para pelaku usaha kopi maupun e-commerce. "Pelaku usaha kopi dapat memperluas pasarnya tentunya dan mereka dapat bertahan dalam kondisi seperti ini. Di sisi lain, e-commerce dapat menambah varian produk lokalnya," kata Angela.
"Kita sedang menghadapi tantangan yang sangat berat buat Indonesia maupun seluruh dunia. Kita harus mencari potensi-potensi apa yang bisa kita lakukan pada saat kondisi seperti ini," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio dalam diskusi online, Kamis (23/4/2020).
Setiap orang, lanjutnya, saat ini bisa membuka toko onlinenya sendiri. Dia mencontohkan pelaku usaha kopi bisa mengoptimalkan racikan, gaya yang berbeda-beda guna memiliki penggemarnya sendiri. Diapun mengaku seringkali kehabisan kopi saat memesan melalui online.
Wishnutama mengatakan, kopi Indonesia sejatinya memiliki potensi yang luar biasa. Dari pengalamannya keliling ke berbagai negara, kopi Indonesia kerap jadi andalan di toko-toko kopi AS dan Jepang. Melalui pemasaran online, pasarnya pun tidak hanya Indonesia tapi juga dunia.
Ke depan, sambung dia, setelah pandemi berakhir, perkebunan kopi pun bisa jadi destinasi wisatawan asing ke Indonesia. "Kenapa tidak ada coffeyard yang menjadi destinasi luar biasa," kata Wishnutama. Dengan menjaga kualitas dan standar kopi yang dihasilkan dia meyakini Indonesia bisa mengembangkan potensi kopi lebih jauh lagi.
Sementara itu, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo mengatakan pemerintah akan terus mendorong kreativitas dari industri kreatif agar bisa mandiri dalam situasi sulit seperti saat ini.
"Satu contoh yang saya bisa berikan adalah dari Kemenparekraf beberapa saat lalu kami meluncurkan sebuah gerakan masker kain. Gerakan ini membantu UKM untuk terus bertahan hidup dengan produksi masker kain," katanya.
Di sisi lain, sekaligus bisa menjawab kebutuhan dari isu-isu higienitas untuk mereka yang sehat, dan sekaligus membantu ketersediaan dari masker medis untuk diprioritaskan kepada petugas medis.
Dengan kampanye satu dalam kopi ini, lanjutnya, menjadi kolaborasi yang baik dari para pelaku usaha kopi maupun e-commerce. "Pelaku usaha kopi dapat memperluas pasarnya tentunya dan mereka dapat bertahan dalam kondisi seperti ini. Di sisi lain, e-commerce dapat menambah varian produk lokalnya," kata Angela.
(fai)