Membuat UMKM Lebih Tahan Banting dengan Digitalisasi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Selama masa pandemi Covid-19 yang telah memasuki tahun ketiga pada 2022 ini, UMKM terus menjadi sektor andalan untuk memutar roda perekonomian. Masa pandemi Covid-19 ini juga menjadi momentum bagi para pelaku UMKM untuk melihat dan merasakan langsung manfaat dari transformasi digital.
Meskipun harus diakui juga, pandemi membawa tantangan yang mengguncang sektor UMKM. Berdasarkan hasil survei dampak pandemi yang dilakukan oleh LIPI, sebanyak 94,69% dari total UMKM mengalami penurunan penjualan, dimana penurunan lebih dari 75% dialami oleh 49,01% usaha ultra-mikro.
Lalu 43,3% usaha mikro, 40% usaha kecil, dan 45,83% usaha menengah. Berbagai upaya dilakukan para pelaku UMKM untuk dapat bertahan.
Mulai dari penyesuaian barang dan jasa, pengurangan tenaga kerja, pengajuan kredit, penundaan pembayaran kepada pemasok hingga transformasi digital . Hasilnya, UMKM yang paling mampu menghadapi tantangan pandemi adalah mereka yang mulai melakukan transformasi digital.
Pada umumnya, proses transformasi digital yang kerap dilakukan oleh para pelaku UMKM adalah perluasan target konsumen. Dengan berjualan melalui platform digital, para UMKM tidak lagi terbatas lokasi fisik dann bisa menjangkau konsumen secara lebih luas.
Namun, sebenarnya transformasi digital tidak terbatas pada perluasan target saja. Ada berbagai layanan digital lainnya yang bisa dimanfaatkan secara optimal oleh para pelaku UMKM. Seperti yang terdapat pada aplikasi AYO SRC.
AYO SRC merupakan aplikasi yang dikembangkan untuk Sampoerna Retail Community (SRC) , komunitas toko kelontong binaan PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna). Komunitas yang berdiri pada 2008 dengan 57 toko di Medan, kini sudah mempunyai anggota lebih dari 160.000 toko kelontong yang tersebar di 34 provinsi.
Melalui AYO SRC, Sampoerna membentuk ekosistem digital yang menghubungkan produsen, grosir, peritel, dan konsumen serta menawarkan merek label pribadi (private label brands). Selain itu AYO SRC juga menyediakan beragam layanan lainnya untuk mendukung kegiatan usaha sektor ritel skala UMKM.
Terlebih di tengah situasi pandemi dan pembatasan pergerakan masyarakat yang berlaku, aplikasi digital yang dapat menghubungkan UMKM dengan pemasok dan konsumen dapat meningkatkan daya tahan UMKM.
Dengan digitalisasi, mereka tetap dapat bertransaksi dan melayani konsumen secara digital. Hal ini juga meningkatkan daya saing UMKM, khususnya dibandingkan pelaku retail modern yang mungkin telah lebih dahulu memanfaatkan teknologi digital.
Meskipun harus diakui juga, pandemi membawa tantangan yang mengguncang sektor UMKM. Berdasarkan hasil survei dampak pandemi yang dilakukan oleh LIPI, sebanyak 94,69% dari total UMKM mengalami penurunan penjualan, dimana penurunan lebih dari 75% dialami oleh 49,01% usaha ultra-mikro.
Lalu 43,3% usaha mikro, 40% usaha kecil, dan 45,83% usaha menengah. Berbagai upaya dilakukan para pelaku UMKM untuk dapat bertahan.
Mulai dari penyesuaian barang dan jasa, pengurangan tenaga kerja, pengajuan kredit, penundaan pembayaran kepada pemasok hingga transformasi digital . Hasilnya, UMKM yang paling mampu menghadapi tantangan pandemi adalah mereka yang mulai melakukan transformasi digital.
Pada umumnya, proses transformasi digital yang kerap dilakukan oleh para pelaku UMKM adalah perluasan target konsumen. Dengan berjualan melalui platform digital, para UMKM tidak lagi terbatas lokasi fisik dann bisa menjangkau konsumen secara lebih luas.
Namun, sebenarnya transformasi digital tidak terbatas pada perluasan target saja. Ada berbagai layanan digital lainnya yang bisa dimanfaatkan secara optimal oleh para pelaku UMKM. Seperti yang terdapat pada aplikasi AYO SRC.
AYO SRC merupakan aplikasi yang dikembangkan untuk Sampoerna Retail Community (SRC) , komunitas toko kelontong binaan PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna). Komunitas yang berdiri pada 2008 dengan 57 toko di Medan, kini sudah mempunyai anggota lebih dari 160.000 toko kelontong yang tersebar di 34 provinsi.
Melalui AYO SRC, Sampoerna membentuk ekosistem digital yang menghubungkan produsen, grosir, peritel, dan konsumen serta menawarkan merek label pribadi (private label brands). Selain itu AYO SRC juga menyediakan beragam layanan lainnya untuk mendukung kegiatan usaha sektor ritel skala UMKM.
Terlebih di tengah situasi pandemi dan pembatasan pergerakan masyarakat yang berlaku, aplikasi digital yang dapat menghubungkan UMKM dengan pemasok dan konsumen dapat meningkatkan daya tahan UMKM.
Dengan digitalisasi, mereka tetap dapat bertransaksi dan melayani konsumen secara digital. Hal ini juga meningkatkan daya saing UMKM, khususnya dibandingkan pelaku retail modern yang mungkin telah lebih dahulu memanfaatkan teknologi digital.