Negara-negara Ini Disebut-sebut Jadi Korban Jebakan Utang China
loading...
A
A
A
Menteri Keuangan Angola Vera Daves de Sousa mengatakan, negara itu akan meningkatkan cicilan pinjamannya ke China untuk melunasi utang ke negara tersebut. Tercatat, utang publik Agola mencapai USD67,5 miliar atau sekitar Rp965 triliun. Angola menggunakan sebagian penjualan minyaknya untuk membayar utangnya.
3. Kenya
Kenya disebut-sebut bisa mengalami nasib seperti Sri Lanka. Negara itu dinilai dapat dibuat untuk menyerahkan kendali atas pelabuhannya di Mombasa jika gagal membayar pinjaman sebesar USD3,6 miliar dari China yang digunakan untuk membangun proyek Mombasa-Nairobi Standard Gauge Railway (SGR).
Namun, pemerintah China dan Kenya menyangkal bahwa pelabuhan Mombasa adalah jaminan untuk pinjaman tersebut. Akan tetapi, keduanya menolak memberikan penjelasan terkait kontrak proyek tersebut, sehingga persyaratan pasti dari kontrak itu tetap diselimuti rahasia.
4. Tajikistan
Negara ini juga merupakan salah satu pemegang utang luar negeri terbesar ke China. Data dari Kementerian Keuangan Tajikistan menunjukkan, China Export-Import Bank memegang lebih dari USD1,1 miliar dari total utang luar negeri Tajikistan senilai USD3,2 miliar pada tahun 2020.
Beijing disebut telah merebut beberapa konsesi dari negara-negara ini, terutama penyerahan 1.158 km persegi wilayah di pegunungan Pamir dan meningkatnya kehadiran Perusahaan Militer Swasta China (PMC) untuk memberikan keamanan bagi proyek infrastruktur di Asia Tengah.
5. Montenegro
Di Eropa, Montenegro tengah berjuang untuk membayar kembali pinjaman ke China untuk jalan raya yang dibangun oleh China Road and Bridge Corporation. Negara Adriatik berpenduduk 620.000 orang itu meminjam sebesar USD944 juta dari China pada tahun 2014 untuk mendanai jalan raya yang setelah selesai, akan menghubungkan pelabuhan utama Bar dengan tetangganya, Serbia yang terkurung daratan.
Tetapi, pekerjaan tak kunjung selesai sementara dananya telah dihabiskan. Lebih buruk lagi, kontrak proyek tersebut menyatakan bahwa jika Montenegro akhirnya tidak dapat membayar kembali pinjaman, negara harus menyerahkan sebagian wilayahnya ke China.
Tahun lalu, lembaga penelitian yang berbasis di AS AidData menyebutkan, ada lebih dari 40 negara berpenghasilan rendah dan menengah, yang eksposur utangnya kepada China lebih dari 10% dari ukuran output ekonomi tahunannya (PDB).
3. Kenya
Kenya disebut-sebut bisa mengalami nasib seperti Sri Lanka. Negara itu dinilai dapat dibuat untuk menyerahkan kendali atas pelabuhannya di Mombasa jika gagal membayar pinjaman sebesar USD3,6 miliar dari China yang digunakan untuk membangun proyek Mombasa-Nairobi Standard Gauge Railway (SGR).
Namun, pemerintah China dan Kenya menyangkal bahwa pelabuhan Mombasa adalah jaminan untuk pinjaman tersebut. Akan tetapi, keduanya menolak memberikan penjelasan terkait kontrak proyek tersebut, sehingga persyaratan pasti dari kontrak itu tetap diselimuti rahasia.
4. Tajikistan
Negara ini juga merupakan salah satu pemegang utang luar negeri terbesar ke China. Data dari Kementerian Keuangan Tajikistan menunjukkan, China Export-Import Bank memegang lebih dari USD1,1 miliar dari total utang luar negeri Tajikistan senilai USD3,2 miliar pada tahun 2020.
Beijing disebut telah merebut beberapa konsesi dari negara-negara ini, terutama penyerahan 1.158 km persegi wilayah di pegunungan Pamir dan meningkatnya kehadiran Perusahaan Militer Swasta China (PMC) untuk memberikan keamanan bagi proyek infrastruktur di Asia Tengah.
5. Montenegro
Di Eropa, Montenegro tengah berjuang untuk membayar kembali pinjaman ke China untuk jalan raya yang dibangun oleh China Road and Bridge Corporation. Negara Adriatik berpenduduk 620.000 orang itu meminjam sebesar USD944 juta dari China pada tahun 2014 untuk mendanai jalan raya yang setelah selesai, akan menghubungkan pelabuhan utama Bar dengan tetangganya, Serbia yang terkurung daratan.
Tetapi, pekerjaan tak kunjung selesai sementara dananya telah dihabiskan. Lebih buruk lagi, kontrak proyek tersebut menyatakan bahwa jika Montenegro akhirnya tidak dapat membayar kembali pinjaman, negara harus menyerahkan sebagian wilayahnya ke China.
Tahun lalu, lembaga penelitian yang berbasis di AS AidData menyebutkan, ada lebih dari 40 negara berpenghasilan rendah dan menengah, yang eksposur utangnya kepada China lebih dari 10% dari ukuran output ekonomi tahunannya (PDB).
(fai)