Dukungan Pencapaian Target Ekonomi Pemerintah untuk UMKM di 2022
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) telah menetapkan sejumlah target yang ingin dicapai pada 2022. Beberapa target tersebut antara lain adalah meningkatkan kontribusi koperasi terhadap PDB sebesar 5,3%, kontribusi UMKM terhadap PDB sebesar 63%, rasio kewirausahaan nasional sebesar 3,75%, kontribusi ekspor UKM sebesar 15,8%, serta Usaha Mikro yang bertransformasi dari informal ke formal sebesar 4%[1].
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Teten Masduki mengungkapkan, bahwa untuk mendukung hal tersebut, pemerintah akan memberikan dorongan bagi peningkatan kinerja UMKM melalui pemanfaatan 30% infrastruktur publik untuk UMKM, 40% belanja pengadaan barang/jasa pemerintah untuk UMKM, kemitraan strategis UMKM dengan BUMN dan usaha besar, serta terwujudnya koperasi modern.
Di sisi lain, pelaku UMKM juga membutuhkan beragam program pelatihan yang dapat meningkatkan potensi ekonomi yang dimiliki. Salah satu kajian yang dilakukan oleh Kompas terhadap pelaku UMKM yang tersebar di 21 kota di 11 provinsi di Indonesia menunjukkan bahwa ada 3 bidang pelatihan yang diinginkan oleh para pelaku UMKM.
Ketiga jenis pelatihan tersebut adalah pelatihan promosi bisnis, pengelolaan manajemen gudang, dan pelatihan transformasi digital. Selain yang diadakan oleh Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, sebenarnya sudah cukup banyak para pemangku kepentingan dari kalangan industri yang menyediakan program pelatihan yang dibutuhkan oleh UMKM ini. Salah satunya adalah Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) yang didirikan oleh PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) pada 2007.
Salah satu bantuan akses pemasaran bagi UMKM yang diinisiasi oleh pemerintah adalah melalui SMESCO Indonesia, sebuah lembaga resmi di bawah Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia yang bertugas untuk membantu akses pemasaran bagi usaha kecil dan menengah.
Pelatihan untuk UMKM
Tingginya kebutuhan bagi UMKM menunjukkan keinginan yang kuat bagi para pelaku UMKM untuk dapat berkembang dan juga mendukung program capaian pemerintah pada 2022. Hal ini juga tampak pada UMKM yang mengikuti pelatihan di SETC. Tercatat hingga saat ini sudah ada sekitar lebih dari 56.000 UMKM[2] yang telah mengikuti beragam program pelatihan.
Beragam program pelatihan UMKM yang terdapat pada SETC antara lain adalah program pelatihan keterampilan digital, termasuk pelatihan pemanfaatan teknologi digital yang berguna di masa pandemi Covid-19. Hal ini termasuk bagaimana membuat toko daring di marketplace, merespon ulasan dari pelanggan, dan pembuatan media sosial untuk keperluan promosi.
Selain itu, ada juga pelatihan keterampilan pemasaran sehingga para pelaku UMKM binaan dapat menjangkau lebih banyak calon pembeli hingga ke mancanegara, serta pelatihan mengenai tata cara ekspor produk ke luar negeri.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Teten Masduki mengungkapkan, bahwa untuk mendukung hal tersebut, pemerintah akan memberikan dorongan bagi peningkatan kinerja UMKM melalui pemanfaatan 30% infrastruktur publik untuk UMKM, 40% belanja pengadaan barang/jasa pemerintah untuk UMKM, kemitraan strategis UMKM dengan BUMN dan usaha besar, serta terwujudnya koperasi modern.
Di sisi lain, pelaku UMKM juga membutuhkan beragam program pelatihan yang dapat meningkatkan potensi ekonomi yang dimiliki. Salah satu kajian yang dilakukan oleh Kompas terhadap pelaku UMKM yang tersebar di 21 kota di 11 provinsi di Indonesia menunjukkan bahwa ada 3 bidang pelatihan yang diinginkan oleh para pelaku UMKM.
Ketiga jenis pelatihan tersebut adalah pelatihan promosi bisnis, pengelolaan manajemen gudang, dan pelatihan transformasi digital. Selain yang diadakan oleh Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, sebenarnya sudah cukup banyak para pemangku kepentingan dari kalangan industri yang menyediakan program pelatihan yang dibutuhkan oleh UMKM ini. Salah satunya adalah Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) yang didirikan oleh PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) pada 2007.
Salah satu bantuan akses pemasaran bagi UMKM yang diinisiasi oleh pemerintah adalah melalui SMESCO Indonesia, sebuah lembaga resmi di bawah Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia yang bertugas untuk membantu akses pemasaran bagi usaha kecil dan menengah.
Pelatihan untuk UMKM
Tingginya kebutuhan bagi UMKM menunjukkan keinginan yang kuat bagi para pelaku UMKM untuk dapat berkembang dan juga mendukung program capaian pemerintah pada 2022. Hal ini juga tampak pada UMKM yang mengikuti pelatihan di SETC. Tercatat hingga saat ini sudah ada sekitar lebih dari 56.000 UMKM[2] yang telah mengikuti beragam program pelatihan.
Beragam program pelatihan UMKM yang terdapat pada SETC antara lain adalah program pelatihan keterampilan digital, termasuk pelatihan pemanfaatan teknologi digital yang berguna di masa pandemi Covid-19. Hal ini termasuk bagaimana membuat toko daring di marketplace, merespon ulasan dari pelanggan, dan pembuatan media sosial untuk keperluan promosi.
Selain itu, ada juga pelatihan keterampilan pemasaran sehingga para pelaku UMKM binaan dapat menjangkau lebih banyak calon pembeli hingga ke mancanegara, serta pelatihan mengenai tata cara ekspor produk ke luar negeri.