Pacu Literasi Ekonomi Syariah, KBRI Khartoum Gelar Pembelajaran Bersama MES Sudan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ekonomi syariah di Indonesia terus berkembang pesat khususnya di sektor keuangan dan ekonomi syariah. Saat ini Indonesia telah naik ke peringkat 4 dari peringkat 5 dunia untuk pengembangan keuangan syariah setelah Malaysia, Saudi Arabia dan Uni Emirat Arab.
Sementara, aset keuangan syariah di Indonesia menempati peringkat 7 dunia dengan total aset sebesar USD99 miliar.
Guna mendukung ekosistem ekonomi dan keuangan syariah, KBRI Khartoum bekerja sama dengan pengurus wilayah khusus Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Sudan menggelar rangkaian pembelajaran daring terkait ekonomi dan keuangan syariah pada 22 – 24 April 2022.
Narasumber pembelajaran daring tersebut adalah Alfatih Gessan Pananjung dan Ahmad As’ad Mahmood yang merupakan pengajar senior di Bahrain Institute for Banking and Finance serta Asisten Profesor bidang Keuangan Syariah di University College of Bahrain Muhammad Rizky Prima Sakti.
Ketiga narasumber membawakan materi tentang pengenalan ekonomi syariah, produk kontemporer keuangan syariah dan manajemen risiko di sektor perbankan dan keuangan syariah.
“Kegiatan ini sangat tepat waktu dan diharapkan dapat memberikan manfaat dalam pengembangan ekonomi syariah, khususnya di kalangan generasi muda sebagai bonus demografi Indonesia,” ujar Dubes RI Khartoum Sunarko dalam sambutannya, dikutip dari keterangan resmi KBRI Khartoum, Minggu (24/04/2022).
Dia menjelaskan, pemerintah Indonesia mendorong perkembangan ekonomi syariah melalui beberapa strategi yaitu penyusunan regulasi ekonomi syariah, pengembangan industri halal dan pengembangan industri keuangan syariah.
Strategi lainnya adalah pengembangan dana sosial syariah, perluasan kegiatan usaha syariah, pengelolaan potensi zakat dan pengelolaan pasar modal syariah.
Sunarko juga menyinggung peran pondok pesantren sebagai motor penggerak ekonomi syariah sehingga diharapkan pertumbuhan sektor ekonomi syariah meningkat dari angka pertumbuhan saat ini sebesar 6,8%.
Lebih lanjut dia berharap dengan diselenggarakannya kegiatan ini, pemahaman mengenai ekonomi dan keuangan syariah di kalangan diaspora Indonesia di Sudan dan di Kawasan Timur Tengah dan Afrika dapat meningkat.
“Dan pada gilirannya dapat memberikan kontribusi positif terhadap pengembangan ekonomi syariah di Indonesia,” pungkasnya.
Sementara, aset keuangan syariah di Indonesia menempati peringkat 7 dunia dengan total aset sebesar USD99 miliar.
Guna mendukung ekosistem ekonomi dan keuangan syariah, KBRI Khartoum bekerja sama dengan pengurus wilayah khusus Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Sudan menggelar rangkaian pembelajaran daring terkait ekonomi dan keuangan syariah pada 22 – 24 April 2022.
Narasumber pembelajaran daring tersebut adalah Alfatih Gessan Pananjung dan Ahmad As’ad Mahmood yang merupakan pengajar senior di Bahrain Institute for Banking and Finance serta Asisten Profesor bidang Keuangan Syariah di University College of Bahrain Muhammad Rizky Prima Sakti.
Ketiga narasumber membawakan materi tentang pengenalan ekonomi syariah, produk kontemporer keuangan syariah dan manajemen risiko di sektor perbankan dan keuangan syariah.
“Kegiatan ini sangat tepat waktu dan diharapkan dapat memberikan manfaat dalam pengembangan ekonomi syariah, khususnya di kalangan generasi muda sebagai bonus demografi Indonesia,” ujar Dubes RI Khartoum Sunarko dalam sambutannya, dikutip dari keterangan resmi KBRI Khartoum, Minggu (24/04/2022).
Dia menjelaskan, pemerintah Indonesia mendorong perkembangan ekonomi syariah melalui beberapa strategi yaitu penyusunan regulasi ekonomi syariah, pengembangan industri halal dan pengembangan industri keuangan syariah.
Strategi lainnya adalah pengembangan dana sosial syariah, perluasan kegiatan usaha syariah, pengelolaan potensi zakat dan pengelolaan pasar modal syariah.
Sunarko juga menyinggung peran pondok pesantren sebagai motor penggerak ekonomi syariah sehingga diharapkan pertumbuhan sektor ekonomi syariah meningkat dari angka pertumbuhan saat ini sebesar 6,8%.
Lebih lanjut dia berharap dengan diselenggarakannya kegiatan ini, pemahaman mengenai ekonomi dan keuangan syariah di kalangan diaspora Indonesia di Sudan dan di Kawasan Timur Tengah dan Afrika dapat meningkat.
“Dan pada gilirannya dapat memberikan kontribusi positif terhadap pengembangan ekonomi syariah di Indonesia,” pungkasnya.
(ind)