Harga Gas Eropa Terbang Setelah Rusia Stop Pasokan ke Polandia dan Bulgaria

Rabu, 27 April 2022 - 17:18 WIB
loading...
Harga Gas Eropa Terbang...
Harga gas di Eropa membumbung tinggi setelah Rusia menyetop pasokan ke Polandia dan Bulgaria. Foto/Ilustrasi/Reuters
A A A
JAKARTA - Harga gas alam di Eropa pada Rabu (27/4/2022) terbang tinggi setelah Rusia membekukan pasokan ke Polandia dan Bulgaria sebagai tanggapan atas penolakan kedua negara tersebut untuk membayar gas dalam rubel.

Mengutip RT.com, harga gas melonjak lebih dari 20% setelah penghentian pasokan tersebut. Menurut data dari bursa ICE London, kontrak berjangka Mei di pusat perdagangan TTF yang berbasis di Belanda naik menjadi USD1.374 per 1.000 meter kubik pada Rabu pagi, atau hampir USD125 per megawatt-jam dalam hal rumah tangga.



Raksasa energi Rusia dan eksportir gas utama Gazprom menyatakan bahwa pihaknya telah sepenuhnya menghentikan aliran gas ke Bulgaria dan Polandia. Tindakan itu diambil setelah kedua negara itu gagal membayar pasokan gas untuk bulan April dalam mata uang Rusia. Menurut Gazprom, penangguhan pengiriman gas akan tetap berlaku sampai pembayaran diterima dalam rubel.

Seperti diketahui, pada bulan Maret lalu Rusia menuntut ekspor gas alamnya ke negara-negara "tidak bersahabat" dibayar dalam rubel. Sanksi Barat yang ditimpakan ke Rusia atas konflik di Ukraina sangat membatasi kemampuan Moskow untuk melakukan transaksi dalam dolar dan euro.

Sebagian besar negara UE menolak untuk menerima persyaratan tersebut, yang menyebabkan kekhawatiran bahwa pasokan Rusia akan dihentikan mulai 20 April, ketika pembayaran kontrak jatuh tempo.

Di antara negara-negara anggota UE, sejauh ini hanya Austria dan Hongaria yang setuju untuk membayar gas Rusia dalam rubel. Sementara, Jerman yang juga mengimpor gas Rusia dalam jumlah besar mengindikasikan kemungkinan yang sama.

Sementara itu, tanpa daya untuk melakukan apa-apa, para pemimpin Eropa hanya bisa mengecam kebijakan Rusia tersebut dan menyebutnya sebagai tindakan pemerasan.



Di lain pihak, Moskow mengatakan pemotongan gas adalah untuk menegakkan permintaannya untuk pembayaran dalam rubel, yang diperlukan untuk melindungi ekonominya dari sanksi Barat.

"Pengumuman oleh Gazprom bahwa secara sepihak menghentikan pengiriman gas ke pelanggan di Eropa adalah upaya lain oleh Rusia untuk menggunakan gas sebagai instrumen pemerasan," kata Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen yang dikutip Reuters, Rabu (27/4/2022).

"Ini tidak dapat dibenarkan dan tidak dapat diterima. Dan itu menunjukkan sekali lagi ketidakandalan Rusia sebagai pemasok gas," katanya.
(fai)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1642 seconds (0.1#10.140)