Optimalkan Operasional Bandara Kertajati, Pemprov Jabar Harus Percepat Pembenahan Bisnis
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bandara Kertajati di Majalengka, Jawa Barat (Jabar) kembali menjadi sorotan setelah muncul komentar dari pengamat kebijakan publik Agus Pambagyo dalam talkshow di channel YouTube Akbar Faisal.
Bandara yang beroperasi sejak tahun 2018 itu masih sepi peminat. Bahkan, saking sepinya, Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) selaku pengelola malah sempat membuka bisnis foto pre wedding di sekitar fasilitas bandara.
Menurut Agus Pambagyo, pengelolaan Bandara Kertajati saat ini tidak menguntungkan karena tidak bisa menutup biaya operasional yang diperkirakan mencapai Rp5-6 miliar per bulan.
Sempat dibuka penerbangan penumpang komersial dari Bandara Kertajati ke berbagai daerah bahkan luar negeri oleh maskapai Citilink, Lion Air, Air Asia, dan Malaysia Airlines, namun saat ini sudah tidak beroperasi. Hanya penerbangan kargo yang mulai beroperasi pada Desember 2021 lalu oleh Asia Cargo, Trigana Air, dan Avia Cargo.
Menanggapi sepinya Bandara Kertajati, pakar investasi Erman Sumirat menilai kunci utama untuk menghidupkan Bandara Kertajati ada di pihak Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar.
Walaupun Bandara Kertajati masuk ke dalam program strategis nasional (PSN), Pemprov Jabar adalah pemegang saham terbesar Bandara Kertajati.
Kepemilikan Bandara Kertajati saat ini dikuasai Pemprov Jabar dengan nilai saham sebesar 81,12%, Koperasi Konsumen Praja Sejahtera (1,5%), PT Jasa Sarana (0,63%). Sedangkan BUMN yang handal dan berpengalaman seperti Angkasa Pura II mempunyai saham 16,75%.
“Pemprov Jabar saat ini seharusnya sudah bisa mengoptimalkan operasional Bandara Kertajati di Majalengka dengan mempercepat normalisasi dan pembenahan bisnis kawasan bandara,” kata Erman, Sabtu (7/5/2022).
Menurut dia, saat ini kendala trafik sudah teratasi dengan dibukanya akses Tol Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuan). Dampak pandemi Covid-19 selama 2 tahun juga sudah mulai berkurang seiring dengan melandainya jumlah kasus dan penularan.
Bandara yang beroperasi sejak tahun 2018 itu masih sepi peminat. Bahkan, saking sepinya, Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) selaku pengelola malah sempat membuka bisnis foto pre wedding di sekitar fasilitas bandara.
Menurut Agus Pambagyo, pengelolaan Bandara Kertajati saat ini tidak menguntungkan karena tidak bisa menutup biaya operasional yang diperkirakan mencapai Rp5-6 miliar per bulan.
Sempat dibuka penerbangan penumpang komersial dari Bandara Kertajati ke berbagai daerah bahkan luar negeri oleh maskapai Citilink, Lion Air, Air Asia, dan Malaysia Airlines, namun saat ini sudah tidak beroperasi. Hanya penerbangan kargo yang mulai beroperasi pada Desember 2021 lalu oleh Asia Cargo, Trigana Air, dan Avia Cargo.
Menanggapi sepinya Bandara Kertajati, pakar investasi Erman Sumirat menilai kunci utama untuk menghidupkan Bandara Kertajati ada di pihak Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar.
Walaupun Bandara Kertajati masuk ke dalam program strategis nasional (PSN), Pemprov Jabar adalah pemegang saham terbesar Bandara Kertajati.
Kepemilikan Bandara Kertajati saat ini dikuasai Pemprov Jabar dengan nilai saham sebesar 81,12%, Koperasi Konsumen Praja Sejahtera (1,5%), PT Jasa Sarana (0,63%). Sedangkan BUMN yang handal dan berpengalaman seperti Angkasa Pura II mempunyai saham 16,75%.
“Pemprov Jabar saat ini seharusnya sudah bisa mengoptimalkan operasional Bandara Kertajati di Majalengka dengan mempercepat normalisasi dan pembenahan bisnis kawasan bandara,” kata Erman, Sabtu (7/5/2022).
Menurut dia, saat ini kendala trafik sudah teratasi dengan dibukanya akses Tol Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuan). Dampak pandemi Covid-19 selama 2 tahun juga sudah mulai berkurang seiring dengan melandainya jumlah kasus dan penularan.