Sanksi Baru Inggris ke Rusia Targetkan Perdagangan Rp30,3 Triliun
loading...
A
A
A
LONDON - Inggris telah mengumumkan paket sanksi baru terhadap Rusia dan Belarusia sebagai tanggapan atas perang Ukraina , dimana menargetkan perdagangan senilai 1,7 miliar pounds atau setara Rp30,3 triliun (Kurs Rp17.827 per USD). Departemen Perdagangan Internasional mengatakan, tarif impor baru akan berlaku untuk barang-barang termasuk platinum dan paladium.
Dua logam itu sangat penting, lantaran digunakan dalam pembuatan suku cadang untuk ponsel dan komputer. Larangan ekspor akan menargetkan beberapa produk seperti bahan kimia, plastik, karet dan mesin. Nilai produk yang dikenai sanksi Inggris diperkirakan mencapai lebih dari 4 miliar pounds.
Tarif impor baru akan mencakup barang-barang senilai 1,4 miliar pounds sementara larangan ekspor yang direncanakan dimaksudkan berdampak pada produk senilai lebih dari 250 juta pounds di sektor-sektor ekonomi Rusia yang paling bergantung pada produk asal Inggris.
Pengumuman sanksi baru dirilis setelah para pemimpin G7 mengadakan panggilan video dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky bersama dengan Amerika Serikat (AS) serta Kanada yang juga memberlakukan sanksi baru.
"Kami bertekad untuk melakukan yang terbaik untuk menggagalkan tujuan Putin di Ukraina dan merusak invasi ilegalnya, yang telah melakukan tindakan barbar terhadap rakyat Ukraina," ujar Menteri Perdagangan Internasional Inggris, Anne-Marie Trevelyan.
“Paket sanksi yang luas ini akan menimbulkan kerusakan lebih lanjut pada mesin perang Rusia," sambungnya.
Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak mengatakan, Invasi ilegal Putin ke Ukraina menyebabkan penderitaan dalam skala besar. "Perang barbarnya harus dihentikan," terang Rishi Sunak.
Dia menambahkan, sanksi impor dan ekspor baru akan menimbulkan "kerusakan signifikan pada upaya perang Putin".
Putaran ketiga sanksi perdagangan yang diumumkan oleh pemerintah Inggris tidak termasuk untuk emas dan energi. Sanksi baru akan membuat lebih dari 96% impor barang dari Rusia terkena pembatasan dan lebih dari 60% ekspor barang ke Rusia di bawah pembatasan secara keseluruhan atau sebagiannya.
Dua logam itu sangat penting, lantaran digunakan dalam pembuatan suku cadang untuk ponsel dan komputer. Larangan ekspor akan menargetkan beberapa produk seperti bahan kimia, plastik, karet dan mesin. Nilai produk yang dikenai sanksi Inggris diperkirakan mencapai lebih dari 4 miliar pounds.
Tarif impor baru akan mencakup barang-barang senilai 1,4 miliar pounds sementara larangan ekspor yang direncanakan dimaksudkan berdampak pada produk senilai lebih dari 250 juta pounds di sektor-sektor ekonomi Rusia yang paling bergantung pada produk asal Inggris.
Pengumuman sanksi baru dirilis setelah para pemimpin G7 mengadakan panggilan video dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky bersama dengan Amerika Serikat (AS) serta Kanada yang juga memberlakukan sanksi baru.
"Kami bertekad untuk melakukan yang terbaik untuk menggagalkan tujuan Putin di Ukraina dan merusak invasi ilegalnya, yang telah melakukan tindakan barbar terhadap rakyat Ukraina," ujar Menteri Perdagangan Internasional Inggris, Anne-Marie Trevelyan.
“Paket sanksi yang luas ini akan menimbulkan kerusakan lebih lanjut pada mesin perang Rusia," sambungnya.
Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak mengatakan, Invasi ilegal Putin ke Ukraina menyebabkan penderitaan dalam skala besar. "Perang barbarnya harus dihentikan," terang Rishi Sunak.
Dia menambahkan, sanksi impor dan ekspor baru akan menimbulkan "kerusakan signifikan pada upaya perang Putin".
Putaran ketiga sanksi perdagangan yang diumumkan oleh pemerintah Inggris tidak termasuk untuk emas dan energi. Sanksi baru akan membuat lebih dari 96% impor barang dari Rusia terkena pembatasan dan lebih dari 60% ekspor barang ke Rusia di bawah pembatasan secara keseluruhan atau sebagiannya.
(akr)