Elon Musk Beli Twitter, Trump Bakal Kembali Ngetweet Lagi
loading...
A
A
A
CALIFORNIA - Elon Musk mengatakan jika tawarannya untuk membeli Twitter diterima, dia akan membatalkan larangan Donald Trump dari platform tersebut. Seperti diketahui orang terkaya di dunia itu sudah mengajukan tawaran senilai USD44 miliar atau setara Rp635 triliun kepada dewan Twitter bulan lalu.
Namun dia mengatakan, hal itu belum menjadi kesepakatan dan idealnya akan selesai dalam dua hingga tiga bulan ke depan. Sementara itu terkait dengan keputusan Twitter untuk melarang mantan presiden AS itu, "salah secara moral dan benar-benar bodoh," kata Musk kepada Financial Times Future of the Car Summit.
Pada Januari 2021, Twitter mengatakan akun Trump "ditangguhkan secara permanen ... karena risiko hasutan serta kekerasan" setelah penyerbuan Capitol.
Tetapi pemilik Tesla mengatakan: "Saya akan membatalkan larangan permanen, tetapi saya belum memiliki Twitter. Jadi ini bukan hal yang pasti akan terjadi."
Dia mengatakan, larangan itu tidak membungkam Trump, tetapi dengan membuatnya pindah ke situs Truth Social miliknya sendiri, itu telah memperkuat suaranya di antara sayap kanan.
Musk menunjukkan, bahwa Trump sebelumnya mengatakan dia tidak akan kembali ke Twitter bahkan jika akunnya diaktifkan kembali.
Kemenangan
Musk mengatakan, dia telah berbicara dengan salah satu pendiri Twitter Jack Dorsey tentang masalah memblokir pengguna dari akun media sosial mereka sebagai tanggapan atas tweet ofensif.
"Dia dan saya memiliki pemikiran yang sama bahwa larangan permanen harus sangat langka dan disediakan untuk akun yang merupakan bot atau akun scam," katanya.
Musk mengatakan jika seseorang men-tweet sesuatu yang "ilegal atau merusak dunia" harus ada penangguhan sementara atau postingan itu harus dibuat tidak terlihat.
Dia mengatakan, Twitter perlu membangun lebih banyak kepercayaan dengan membagikan algoritmenya dan meminta orang untuk memberikan saran tentang cara meningkatkannya.
Ia juga mengungkapkan, perusahaan memiliki bias kiri yang kuat karena asal-usulnya di komunitas teknologi San Francisco dan perlu lebih adil. "Kemenangan akan menjadi 10% paling kanan dan 10% paling kiri sama-sama," katanya.
Namun dia mengatakan, hal itu belum menjadi kesepakatan dan idealnya akan selesai dalam dua hingga tiga bulan ke depan. Sementara itu terkait dengan keputusan Twitter untuk melarang mantan presiden AS itu, "salah secara moral dan benar-benar bodoh," kata Musk kepada Financial Times Future of the Car Summit.
Pada Januari 2021, Twitter mengatakan akun Trump "ditangguhkan secara permanen ... karena risiko hasutan serta kekerasan" setelah penyerbuan Capitol.
Tetapi pemilik Tesla mengatakan: "Saya akan membatalkan larangan permanen, tetapi saya belum memiliki Twitter. Jadi ini bukan hal yang pasti akan terjadi."
Dia mengatakan, larangan itu tidak membungkam Trump, tetapi dengan membuatnya pindah ke situs Truth Social miliknya sendiri, itu telah memperkuat suaranya di antara sayap kanan.
Musk menunjukkan, bahwa Trump sebelumnya mengatakan dia tidak akan kembali ke Twitter bahkan jika akunnya diaktifkan kembali.
Kemenangan
Musk mengatakan, dia telah berbicara dengan salah satu pendiri Twitter Jack Dorsey tentang masalah memblokir pengguna dari akun media sosial mereka sebagai tanggapan atas tweet ofensif.
"Dia dan saya memiliki pemikiran yang sama bahwa larangan permanen harus sangat langka dan disediakan untuk akun yang merupakan bot atau akun scam," katanya.
Musk mengatakan jika seseorang men-tweet sesuatu yang "ilegal atau merusak dunia" harus ada penangguhan sementara atau postingan itu harus dibuat tidak terlihat.
Dia mengatakan, Twitter perlu membangun lebih banyak kepercayaan dengan membagikan algoritmenya dan meminta orang untuk memberikan saran tentang cara meningkatkannya.
Ia juga mengungkapkan, perusahaan memiliki bias kiri yang kuat karena asal-usulnya di komunitas teknologi San Francisco dan perlu lebih adil. "Kemenangan akan menjadi 10% paling kanan dan 10% paling kiri sama-sama," katanya.
(akr)