Usaha Terdampak Corona, Saatnya Memburu Asa dan Peluang dari Rumah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bosan saat harus Work From Home (WFH), Putri Maelata Paska (30) mulai menekuni hobi lamanya, yakni membuat kue dan cemilan. Pegawai outsourcing di Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah (BAPPENDA) Kabupaten Bogor, Jawa Barat, ini memutuskan membuka resep-resep lamanya dan menjajal kembali keahliannya. Beragam makanan seperti prol tape panggang, brownies, pie brownies, pudding, macaroni schotel, pun diproduksinya dan siap dijual.
Pada 2015 silam, dengan modal menonton Youtube dan membaca buku resep, Paska belajar membuat kue hingga akhirnya membuka pesanan. Bosan di rumah pun terobati dengan aktivitasnya di dapur. Begitu juga, penghasilan tambahan dari aktivitas barunya itu turut mengalir. Bahkan, dia turut memberdayakan para ojek online di sekitar rumahnya untuk membantunya mengantar pesanan kue ke tempat pelanggan.
"Senangnya beda untuk kali ini karena bisa membantu tetangga yang berprofesi sebagai ojek online. Mereka sepi orderan akibat penyebaran virus corona," ungkap ibu satu anak ini.
Kini saat Ramadhan, pesanan makin meningkat. Jika pada hari biasa hanya melayani 5 pesanan, saat Ramadhan ini bisa dua hingga tiga lipat.
Menurut Paska, apa yang dikerjakannya merupakan peluang usaha yang menjanjikan saat Ramadan dan pandemi Covid-19. Bahkan, itu bukan hanya untuk dirinya, juga unjuk orang lain. Para ojek online itu dengan sigap menunggu di depan rumahnya untuk bersiap mendapat orderan. Paska mengaku kini lebih menikmati menjadi wirausaha makanan kecil.
"Kelamaan WFH, jadi bikin-bikin kue. Malah sekarang ketagihan untuk terus seperti ini. Menghasilkan uang dari rumah, meski repot sambil urus anak, tapi saya sangat menikmatinya," cerita Paska.
Pandemi Covid-19 ini memang sangat berdampak. Bagi para wirausahawan, kondisi ini sangat dilematis karena mereka harus merumahkan karyawannya setelah tidak adanya pemasukan.
Adam Askar (28) pemilik dua kedai kopi di wilayah Bekasi turut terkana dampak. Kedai kopinya harus tutup karena berada di dalam mal yang memang diwajibkan tutup saat masa darurat Covid-19. Adam menyerah dengan merumahkan karyawannya. Namun, semangatnya tidak padam demi membayar sewa toko dan biaya hidupnya sehari-hari.
Berjualan secara online menjadi pilihan. E-commerce memang tidak ada matinya, semua kini dipaksa harus berbelanja online karena banyak toko yang tutup.
"Cari produk yang disukai yang simpel untuk berpuasa. Untuk jualannnya, saya manfaatkan media sosial dan marketplace," ujar Adam.
Pada 2015 silam, dengan modal menonton Youtube dan membaca buku resep, Paska belajar membuat kue hingga akhirnya membuka pesanan. Bosan di rumah pun terobati dengan aktivitasnya di dapur. Begitu juga, penghasilan tambahan dari aktivitas barunya itu turut mengalir. Bahkan, dia turut memberdayakan para ojek online di sekitar rumahnya untuk membantunya mengantar pesanan kue ke tempat pelanggan.
"Senangnya beda untuk kali ini karena bisa membantu tetangga yang berprofesi sebagai ojek online. Mereka sepi orderan akibat penyebaran virus corona," ungkap ibu satu anak ini.
Kini saat Ramadhan, pesanan makin meningkat. Jika pada hari biasa hanya melayani 5 pesanan, saat Ramadhan ini bisa dua hingga tiga lipat.
Menurut Paska, apa yang dikerjakannya merupakan peluang usaha yang menjanjikan saat Ramadan dan pandemi Covid-19. Bahkan, itu bukan hanya untuk dirinya, juga unjuk orang lain. Para ojek online itu dengan sigap menunggu di depan rumahnya untuk bersiap mendapat orderan. Paska mengaku kini lebih menikmati menjadi wirausaha makanan kecil.
"Kelamaan WFH, jadi bikin-bikin kue. Malah sekarang ketagihan untuk terus seperti ini. Menghasilkan uang dari rumah, meski repot sambil urus anak, tapi saya sangat menikmatinya," cerita Paska.
Pandemi Covid-19 ini memang sangat berdampak. Bagi para wirausahawan, kondisi ini sangat dilematis karena mereka harus merumahkan karyawannya setelah tidak adanya pemasukan.
Adam Askar (28) pemilik dua kedai kopi di wilayah Bekasi turut terkana dampak. Kedai kopinya harus tutup karena berada di dalam mal yang memang diwajibkan tutup saat masa darurat Covid-19. Adam menyerah dengan merumahkan karyawannya. Namun, semangatnya tidak padam demi membayar sewa toko dan biaya hidupnya sehari-hari.
Berjualan secara online menjadi pilihan. E-commerce memang tidak ada matinya, semua kini dipaksa harus berbelanja online karena banyak toko yang tutup.
"Cari produk yang disukai yang simpel untuk berpuasa. Untuk jualannnya, saya manfaatkan media sosial dan marketplace," ujar Adam.