Usaha Terdampak Corona, Saatnya Memburu Asa dan Peluang dari Rumah
loading...
A
A
A
Biji kopi dan kopi yang sudah digiling hingga kentang mustofa, serundeng bikinan sang ibu pun menjadi produk unggulan yang dijualnya. Tidak ketinggalan makanan yang dibekukan kini siap dipasarkan.
"Freezer di coffee shop saya mau dibawa ke rumah, nanti akan stok cemilan frozen," ungkapnya.
Pelanggan kopinya kini dapat membeli kopi yang belum diseduh. Rencana jangka panjangnya juga adalah menyajikan kopi yang sudah diseduh dalam bentuk literan. Namun, tentu ini membutuhkan percobaan dan pengujian dari segi kemasan dan pengantaran terlebih dahulu.
Pandemi Covid-19 ini memang entah kapan akan berakhir, para wirausahawan dituntut untuk cepat berpikir panjang untuk nasib usahanya.
Pakar Marketing Yuswohady mengatakan, bagi usaha yang model bisnisnya sudah mengandalkan penjualan layanan antar akan terus bertahan di tengah pandemi seperti saat ini. Meskipun tetap mengalami penurunan, penjualan mereka masih bias mencapai 80%.
"Berbeda jika restoran atau kafe yang tidak pernah mengandalkan pesanan online, branding untuk delivery saja tidak ada. Pembayaran saja masih cash, butuh waktu untuk bisa beradaptasi. Mau tidak mau semua kini harus dengan online," ungkapnya.
Bagi mereka yang karyawan juga kini tengah dirundung kekhawatiran terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Makanya, semakin lama masyarakat akan terus berusaha bagaimana caranya mendapat penghasilan.
Para pekerja swasta ataupun yang masih honorer di pemerintahan akan ambil peluang terutama saat Ramadan dan lebaran ini. Diuntungkan dengan momentumnya pas untuk geliat perekonomian tumbuh kembali.
Managing Partner Inventure ini menambahkan, potensi usaha besar saat momen Ramadan dan Idul Fitri ini masih tetap dipegang makanan dan fashion muslim. Tidak adanya mudik membuat beberapa orang memesan kue dan baju lebaran secara online untuk dikirimkan langsung ke kampung halaman.
Menurut Yuswohady, meskipun banyak orang yang belum ahli meng-upgrade media sosial mereka khususnya bisnis, itu tidak masalah bagi para pemula. "Pendekatan komunitas yang harus dilakukan. Jual ke berbagai kumpulan teman yang dimilikinya. Grup WhatsApp itu nantinya akan ramai dengan mereka yang berjualan," ujarnya.
"Freezer di coffee shop saya mau dibawa ke rumah, nanti akan stok cemilan frozen," ungkapnya.
Pelanggan kopinya kini dapat membeli kopi yang belum diseduh. Rencana jangka panjangnya juga adalah menyajikan kopi yang sudah diseduh dalam bentuk literan. Namun, tentu ini membutuhkan percobaan dan pengujian dari segi kemasan dan pengantaran terlebih dahulu.
Pandemi Covid-19 ini memang entah kapan akan berakhir, para wirausahawan dituntut untuk cepat berpikir panjang untuk nasib usahanya.
Pakar Marketing Yuswohady mengatakan, bagi usaha yang model bisnisnya sudah mengandalkan penjualan layanan antar akan terus bertahan di tengah pandemi seperti saat ini. Meskipun tetap mengalami penurunan, penjualan mereka masih bias mencapai 80%.
"Berbeda jika restoran atau kafe yang tidak pernah mengandalkan pesanan online, branding untuk delivery saja tidak ada. Pembayaran saja masih cash, butuh waktu untuk bisa beradaptasi. Mau tidak mau semua kini harus dengan online," ungkapnya.
Bagi mereka yang karyawan juga kini tengah dirundung kekhawatiran terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Makanya, semakin lama masyarakat akan terus berusaha bagaimana caranya mendapat penghasilan.
Para pekerja swasta ataupun yang masih honorer di pemerintahan akan ambil peluang terutama saat Ramadan dan lebaran ini. Diuntungkan dengan momentumnya pas untuk geliat perekonomian tumbuh kembali.
Managing Partner Inventure ini menambahkan, potensi usaha besar saat momen Ramadan dan Idul Fitri ini masih tetap dipegang makanan dan fashion muslim. Tidak adanya mudik membuat beberapa orang memesan kue dan baju lebaran secara online untuk dikirimkan langsung ke kampung halaman.
Menurut Yuswohady, meskipun banyak orang yang belum ahli meng-upgrade media sosial mereka khususnya bisnis, itu tidak masalah bagi para pemula. "Pendekatan komunitas yang harus dilakukan. Jual ke berbagai kumpulan teman yang dimilikinya. Grup WhatsApp itu nantinya akan ramai dengan mereka yang berjualan," ujarnya.