Bukan Hanya Batu Bara, Ini Harta Karun yang Terkandung di Perut Bumi IKN Nusantara
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah telah resmi memindahkan Ibu Kota Negara (IKN) dari Jakarta ke Kalimantan Timur (Kaltim). Pembangunan infrastruktur mulai dilaksanakan saat ini secara bertahap hingga tahun 2045.
Pemindahan Ibu Kota ke Kaltim, tepatnya di kabupaten Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara, bukan tanpa alasan.
Berdasarkan kajian pemerintah, lokasi Ibu Kota Baru yang disebut sebagai IKN Nusantara tersebut cukup strategis dan lebih aman dari sisi kebencanaan. Selain itu, Kalimantan juga memiliki kekayaan alam yang tidak sedikit.
Dengan dukungan kekayaan alam tersebut diharapkan cita-cita pemerintah untuk menjadikan IKN Nusantara sebagai hub perekonomian Indonesia ke depannya dapat terwujud, tentunya melalui berbagai pengembangan yang dilakukan.
Pengelolaan sumber daya alam tersebut juga membuat Indonesia diperkirakan bakal menjadi negara dengan perekonomian terbesar nomor 4 di dunia pada tahun 2045 atau tepat pada 100 tahun kemerdekaan RI. IKN Nusantara diharapakan bisa mempercepat terwujudnya cita cita tersebut.
Ada banyak sumber daya alam yang terkandung di dalam perut bumi Borneo. Bukan hanya baru bara, yang saat ini menjadi tulang punggung perekonomian, lokasi IKN Nusantara di pulau Kalimantan juga menyimpan kekayaan alam dari sektor migas, andesit hingga emas dan perak.
Dikutip dari berbagai sumber, MNC Portal Indonesia (MPI) merangkum beberapa sumber daya alam yang terkandung di kawasan IKN Nusantara.
Dimulai dari emas dan perak, cadangan emas di Kalimantan mencapai 40 juta ton bijih dan cadangan perak 16 juta ton bijih. Ini berdasarkan data Badan Geologi per Juni 2020.
Total sumber daya bijih emas di Kalimantan mencapai 746,98 juta ton atau 5% dari total sumber daya emas nasional yang tercatat mencapai 14,96 miliar ton.
Sedangkan sumber daya perak sebesar 305,67 juta ton atau sekitar 4% dari total sumber daya perak nasional sebesar 7,57 miliar ton.
Di Kaltim sendiri, saar ini baru ada dua perusahaan yang mengantongi IUP (Izin Usaha Pertambangan) untuk mengelola tambah emas dan perak tersebut.
Selain emas dan perak juga terdapat bantuan andesit yang menjadi salah satu bahan baku untuk membangun bendungan.
Kekayaan lainnya juga bersumber dari sektor migas (minyak dan gas). Ketersediaan migas di pulau Borneo bisa dibilang cukup melimpah.
Bahkan, presiden Jokowi telah mempunyai proyek untuk mengembangkan hulu migas dikawasan tersebut dengan total nilai proyek USD6,98 miliar.
Mega proyek tersebut yang rencananya bakal beroperasi tahun 2025 adalah proyek gas laut dalam atau Indonesia Deepwater Development (IDD).
Proyek IDD yang terletak di Kutai Basin, lepas pantai Kalimantan Timur ini terdiri dari Lapangan Bangka, Gendalo Hub dan Gehem Hub.
Nantinya Bila Gendalo dan Gehem Hub ini beroperasi, maka diperkirakan bisa menghasilkan gas sebanyak 844 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dan 27.000 barel minyak per hari.
Mengutip data dari SKK Migas, saat ini proyek tersebut masih dalam tahap proses evaluasi persetujuan revisi Rencana Pengembangan (Plan of Development/POD) I serta proses evaluasi usulan perpanjangan Blok Rapak dan Blok Ganal.
Sedangkan untuk batu bara sendiri, berdasarkan data dari Badan Geologi tahun 2020 secara keseluruhan pulau Kalimantan memiliki sumber daya 5,86 miliar ton dan memiliki cadangan 386,63 juta ton.
Selain kekayaan sumber daya alam bawah tanah, tentunya hutan di Kalimantan juga menjadi kekayaan yang tak ternilai harganya karena menjadi salah satu paru-paru dunia.
Pemindahan Ibu Kota ke Kaltim, tepatnya di kabupaten Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara, bukan tanpa alasan.
Berdasarkan kajian pemerintah, lokasi Ibu Kota Baru yang disebut sebagai IKN Nusantara tersebut cukup strategis dan lebih aman dari sisi kebencanaan. Selain itu, Kalimantan juga memiliki kekayaan alam yang tidak sedikit.
Dengan dukungan kekayaan alam tersebut diharapkan cita-cita pemerintah untuk menjadikan IKN Nusantara sebagai hub perekonomian Indonesia ke depannya dapat terwujud, tentunya melalui berbagai pengembangan yang dilakukan.
Pengelolaan sumber daya alam tersebut juga membuat Indonesia diperkirakan bakal menjadi negara dengan perekonomian terbesar nomor 4 di dunia pada tahun 2045 atau tepat pada 100 tahun kemerdekaan RI. IKN Nusantara diharapakan bisa mempercepat terwujudnya cita cita tersebut.
Ada banyak sumber daya alam yang terkandung di dalam perut bumi Borneo. Bukan hanya baru bara, yang saat ini menjadi tulang punggung perekonomian, lokasi IKN Nusantara di pulau Kalimantan juga menyimpan kekayaan alam dari sektor migas, andesit hingga emas dan perak.
Dikutip dari berbagai sumber, MNC Portal Indonesia (MPI) merangkum beberapa sumber daya alam yang terkandung di kawasan IKN Nusantara.
Dimulai dari emas dan perak, cadangan emas di Kalimantan mencapai 40 juta ton bijih dan cadangan perak 16 juta ton bijih. Ini berdasarkan data Badan Geologi per Juni 2020.
Total sumber daya bijih emas di Kalimantan mencapai 746,98 juta ton atau 5% dari total sumber daya emas nasional yang tercatat mencapai 14,96 miliar ton.
Sedangkan sumber daya perak sebesar 305,67 juta ton atau sekitar 4% dari total sumber daya perak nasional sebesar 7,57 miliar ton.
Di Kaltim sendiri, saar ini baru ada dua perusahaan yang mengantongi IUP (Izin Usaha Pertambangan) untuk mengelola tambah emas dan perak tersebut.
Selain emas dan perak juga terdapat bantuan andesit yang menjadi salah satu bahan baku untuk membangun bendungan.
Kekayaan lainnya juga bersumber dari sektor migas (minyak dan gas). Ketersediaan migas di pulau Borneo bisa dibilang cukup melimpah.
Bahkan, presiden Jokowi telah mempunyai proyek untuk mengembangkan hulu migas dikawasan tersebut dengan total nilai proyek USD6,98 miliar.
Mega proyek tersebut yang rencananya bakal beroperasi tahun 2025 adalah proyek gas laut dalam atau Indonesia Deepwater Development (IDD).
Proyek IDD yang terletak di Kutai Basin, lepas pantai Kalimantan Timur ini terdiri dari Lapangan Bangka, Gendalo Hub dan Gehem Hub.
Nantinya Bila Gendalo dan Gehem Hub ini beroperasi, maka diperkirakan bisa menghasilkan gas sebanyak 844 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dan 27.000 barel minyak per hari.
Mengutip data dari SKK Migas, saat ini proyek tersebut masih dalam tahap proses evaluasi persetujuan revisi Rencana Pengembangan (Plan of Development/POD) I serta proses evaluasi usulan perpanjangan Blok Rapak dan Blok Ganal.
Sedangkan untuk batu bara sendiri, berdasarkan data dari Badan Geologi tahun 2020 secara keseluruhan pulau Kalimantan memiliki sumber daya 5,86 miliar ton dan memiliki cadangan 386,63 juta ton.
Selain kekayaan sumber daya alam bawah tanah, tentunya hutan di Kalimantan juga menjadi kekayaan yang tak ternilai harganya karena menjadi salah satu paru-paru dunia.
(ind)