HBA Mei Tinggalkan USD300 per Ton, Intip Peluang Saham Emiten di Bursa
loading...
A
A
A
JAKARTA - Harga batu bara acuan (HBA) bulan Mei mengalami penurunan dari semula April USD288,40 per ton menjadi USD275,64 per ton. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menuturkan ini terjadi akibat adanya peningkatan jumlah pasokan batu bara dunia dari China dan India.
"Keputusan Negara China untuk mengurangi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan mengembangkan energi hijau juga turut mendorong menurunnya harga batubara dunia," ujar Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi dikutip dari pernyataan resmi, di Jakarta, Senin (17/5/2022).
HBA adalah harga yang diperoleh dari rata-rata indeks Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya, dengan kualitas yang disetarakan pada kalori 6322 kcal/kg GAR, Total Moisture 8%, Total Sulphur 0,8%, dan Ash 15%.
HBA Mei akan digunakan secara langsung dalam jual beli komoditas batubara (spot) selama satu bulan pada titik serah penjualan secara Free on Board di atas kapal pengangkut (FOB Veseel).
Lantas bagaimana potensi saham emiten di bursa?
Sepanjang pekan ini, sejumlah saham -saham batu bara tampak bergerak variatif. Data sesi terakhir Jumat (13/5) menunjukkan beberapa emiten big caps mengalami kenaikan cukup signifikan seperti PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) sebesar 7,54% di Rp31.725, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menguat 4,94% di Rp510, dan PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT) melesat 7,66% di Rp1.195.
Namun, ada beberapa emiten yang merosot seperti PT Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR) turun -4,64% di Rp4.520, PT Batulicin Nusantara Maritim Tbk (BESS) merosot -4,17%, hingga PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) koreksi -0,90% di Rp27.500.
Founder WH Project William Hartanto menganalisa darii sisi teknikal sejumlah saham-saham batu bara untuk proyeksi pada perdagangan hari ini, Selasa 17 Mei 2022.
"Keputusan Negara China untuk mengurangi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan mengembangkan energi hijau juga turut mendorong menurunnya harga batubara dunia," ujar Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi dikutip dari pernyataan resmi, di Jakarta, Senin (17/5/2022).
HBA adalah harga yang diperoleh dari rata-rata indeks Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya, dengan kualitas yang disetarakan pada kalori 6322 kcal/kg GAR, Total Moisture 8%, Total Sulphur 0,8%, dan Ash 15%.
HBA Mei akan digunakan secara langsung dalam jual beli komoditas batubara (spot) selama satu bulan pada titik serah penjualan secara Free on Board di atas kapal pengangkut (FOB Veseel).
Lantas bagaimana potensi saham emiten di bursa?
Sepanjang pekan ini, sejumlah saham -saham batu bara tampak bergerak variatif. Data sesi terakhir Jumat (13/5) menunjukkan beberapa emiten big caps mengalami kenaikan cukup signifikan seperti PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) sebesar 7,54% di Rp31.725, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menguat 4,94% di Rp510, dan PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT) melesat 7,66% di Rp1.195.
Namun, ada beberapa emiten yang merosot seperti PT Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR) turun -4,64% di Rp4.520, PT Batulicin Nusantara Maritim Tbk (BESS) merosot -4,17%, hingga PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) koreksi -0,90% di Rp27.500.
Baca Juga
Founder WH Project William Hartanto menganalisa darii sisi teknikal sejumlah saham-saham batu bara untuk proyeksi pada perdagangan hari ini, Selasa 17 Mei 2022.