Dua Harta Karun Indonesia yang Banyak Diobral ke Asing

Senin, 23 Mei 2022 - 21:44 WIB
loading...
A A A
Pada 1 Januari 2022, pemerintah sempat melarang ekspor batu bara. Hal ini lantaran krisis batu bara di dalam negeri. Namun, pemerintah telah kembali membuka keran ekspor batu bara per 1 Februari 2022. Akan tetapi aturan ini tak berlaku bagi yang belum memenuhi ketentuan domestic market obligation (DMO) dan belum bersedia membayar denda serta kompensasi.

Kementerian ESDM menyampaikan, semester I-2021 PT Kaltim Prima Coal (KPC) memimpin sebagai perusahaan yang memproduksi batu bara terbesar di Indonesia. PT KPC adalah entitas ventura bersama dari PT Bumi Resources yang merupakan korporasi tambang milik Grup Bakrie. Pada 2003, Bumi Resources mengakuisi KPC.

KPC mengeklaim sebagai salah satu perusahaan yang mengelola open-pit terbesar di dunia dengan luas 84.938 hektare dengan produksi sekitar 61 juta ton yang berpusat di Sangatta, Kalimantan Timur.

Kemudian ada PT Adaro Indonesia, entitas dari PT Adaro Energy Tbk dengan kepemilikan saham mencapai 88,47%. Adaro Indonesia mempunyai operasi pertambangan batu bara terbesar dalam Adaro Group dengan produksi mencapai 32,70 juta ton batu bara hingga September 2021. Sampai 30 September 2021, Adaro Indonesia mempunyai laba mencapai USD23,89 juta.



Berikutnya ada PT Kideco Jaya Agung yang merupakan entitas dari PT Indika Energy Tbk dengan kepemilikan saham mencapai 91%. Perusahaan ini mengoperasikan enam tambang yang terletak di Kalimantan Timur dengan luas 47.500 hektare. Total produksi batu bara Kideco Jaya Agung ini mencapai 27,1 juta ton dengan total pendapatan hingga kuartal III-2021 mencapai USD1,48 miliar.
(uka)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0981 seconds (0.1#10.140)