Harta Karun Energi RI Tumpah Ruah, Sayang! Belum Tergarap Maksimal
loading...
A
A
A
Saat ini status operasi pengeboran sumur Timpan-1 sedang melakukan pengeboran Lubang 26". Program pengeboran sumur Timpan-1 diperkirakan akan dilaksanakan dalam waktu 3 bulan ke depan.Untuk terus mendorong penemuan migas yang baru, tahun ini ditargetkan pengeboran eksplorasi mencapai 42 sumur.
Sementara itu Pertamina Geothermal Energy (PGE) sebagai bagian dari Subholding Pertamina Power & New Renewable Energy (PNRE) membuka peluang kerja sama pengembangan pembangkit panas bumi dengan pihak lain. Seperti diketahui Indonesia memiliki harta karun energi yang jumlahnya melimpah, namun belum digunakan dengan optimal, yaitu energi panas bumi.
“Untuk menyelesaikan isu-isu besar seperti pemanasan global dan dekarbonisasi diperlukan jaringan (networking) dan kemitraan,” kata Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), Ahmad Yuniarto dalam webinar Pertamina Energy Transition.
Disebutkan tiga area di mana kemitraan bisa dilakukan, yakni Co-generation, Co-production, dan Co-development. Pembangkitan bersama bisa dilakukan melalui optimalisasi uap air panas (Steam n Brines to green power) guna melahirkan listrik ramah lingkungan (green electricity).
Selain itu, kata Ahmad Yuniarto, ada empat bidang yang bisa dikerjakan bersama-sama (Co-production), yaitu pemanfaatan CO2 untuk bahan bakar alternatif; Ekstraksi nano material yaitu dengan pemanfaatan kandungan berharga di fluida panas bumi (rare earth element); Green Hidrogen sebagai bahan bakar masa depan yang ramah lingkungan; dan Green Metanol.
Berdasarkan data ThinkGeoEnergy 2022, kapasitas terpasang pembangkit panas bumi di seluruh dunia mencapai 15.854 MW. Indonesia dengan kapasitas pembangkit sebesar 2.276 MW pada 2021 merupakan negara dengan kapasitas pembangkit terbesar kedua setelah Amerika Serikat sebesar 3.722 MW. Indonesia sudah melampaui Filipina sebesar 1.918 MW.
Sementara itu Pertamina Geothermal Energy (PGE) sebagai bagian dari Subholding Pertamina Power & New Renewable Energy (PNRE) membuka peluang kerja sama pengembangan pembangkit panas bumi dengan pihak lain. Seperti diketahui Indonesia memiliki harta karun energi yang jumlahnya melimpah, namun belum digunakan dengan optimal, yaitu energi panas bumi.
“Untuk menyelesaikan isu-isu besar seperti pemanasan global dan dekarbonisasi diperlukan jaringan (networking) dan kemitraan,” kata Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), Ahmad Yuniarto dalam webinar Pertamina Energy Transition.
Disebutkan tiga area di mana kemitraan bisa dilakukan, yakni Co-generation, Co-production, dan Co-development. Pembangkitan bersama bisa dilakukan melalui optimalisasi uap air panas (Steam n Brines to green power) guna melahirkan listrik ramah lingkungan (green electricity).
Selain itu, kata Ahmad Yuniarto, ada empat bidang yang bisa dikerjakan bersama-sama (Co-production), yaitu pemanfaatan CO2 untuk bahan bakar alternatif; Ekstraksi nano material yaitu dengan pemanfaatan kandungan berharga di fluida panas bumi (rare earth element); Green Hidrogen sebagai bahan bakar masa depan yang ramah lingkungan; dan Green Metanol.
Berdasarkan data ThinkGeoEnergy 2022, kapasitas terpasang pembangkit panas bumi di seluruh dunia mencapai 15.854 MW. Indonesia dengan kapasitas pembangkit sebesar 2.276 MW pada 2021 merupakan negara dengan kapasitas pembangkit terbesar kedua setelah Amerika Serikat sebesar 3.722 MW. Indonesia sudah melampaui Filipina sebesar 1.918 MW.
(akr)