Harta Karun Apa yang Paling Berharga di Indonesia, Batu Bara atau Nikel?

Rabu, 25 Mei 2022 - 23:01 WIB
loading...
Harta Karun Apa yang Paling Berharga di Indonesia, Batu Bara atau Nikel?
Dari sekian banyak harta karun tambang dan mineral yang dimiliki Indonesia seperti batu bara dan nikel, manakah yang lebih cuan bagi Indonesia?. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Perut bumi Indonesia menyimpan beragam ' harta karun ' tambang yang nilainya bisa bikin geleng-geleng kepala. Selain komoditas mineral, hilirisasi sumber daya alam (SDA) juga kini sedang dilakukan di sektor batu bara .

Komoditas emas hitam ini belakangan sempat ramai dibicarakan karena perannya yang sangat sentral dalam keberlangsungan energi di Tanah Air. Sementara untuk jenis mineral seperti nikel, Indonesia memiliki cadangan hingga 21 juta ton, terbesar di dunia. Sementara timah, cadangannya mencapai 2,23 juta ton.



Dengan potensi cuan yang tak tertandingi itu, sejumlah perusahaan pertambangan batu bara Indonesia bahkan kepincut berbisnis komoditas lain yaitu nikel .

Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI), Hendra Sinadia mengatakan, bahwa ekspansi bisnis perusahaan batu bara ke pertambangan nikel, karena dipicu oleh rencana bisnis jangka panjang perusahaan dan ekosistem kendaraan listrik yang sedang digaungkan pemerintah.

"Bagi perusahaan batu bara, berkah dari harga komoditas akhir-akhir ini sebagian digunakan untuk investasi dan investasi ke ekosistem kendaraan listrik, termasuk ke nikel, tentu jadi salah satu yang menjanjikan," katanya belum lama ini.

Bukan tanpa alasan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan produksi olahan nikel tembus di angka 2,58 juta ton pada 2022. Target itu bakal ditopang lewat produksi Feronikel sebesar 1,66 juta ton, nickel pig iron 831.000 ton, dan nickel matte 82.900 ton.

Ekspektasinya, dalam lima tahun ke depan produksi nikel dalam negeri bisa terus meningkat seiring dengan melimpahnya cadangan nikel Indonesia.

Kementerian ESDM melaporkan umur cadangan bijih nikel Indonesia dapat mencapai 73 tahun untuk jenis bijih nikel kadar rendah di bawah 1,5% atau bijih nikel limonit. Asumsi umur cadangan tersebut berasal dari jumlah cadangan bijih nikel limonit mencapai 1,7 miliar ton dan kebutuhan kapasitas pengolahan di dalam negeri sebesar 24 juta ton per tahun.

Namun sayangnya, Indonesia memasuki babak baru pengelolaan sumber daya alam yang dimiliki. Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan, mulai tahun 2022 hingga 2023, Indonesia akan memasuki era hilirisasi sumber daya alam.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1594 seconds (0.1#10.140)