Kementan Dukung Pengembangan Petani Milenial Kalimantan Selatan
loading...
A
A
A
Kesiapan yang dimaksudkan, katanya, ditunjukkan oleh Siti Aisyah dan rekan-rekannya sesama petani muda di Tanah Laut. Siti Aisyah, merupakan salah satu petani muda penerima manfaat dari Hibah Kompetitif (HK) Program YESS 2021.
“Alhamdulillah hasil panen saya terus meningkat. Pada awal melakukan usaha pertanian yakni budidaya jagung pakan ternak, hanya satu hektare (ha). Setelah mendapatkan bantuan HK, dapat diperluas hingga 5 ha. Saat ini yang ditanami baru 4 ha dan diperkirakan per ha hasilnya 10 ton,” kata Siti Aisyah.
(Baca juga:Kementan Dukung Pengembangan Petani Milenial Kalteng)
Manfaat serupa dirasakan oleh Hairul Effendi, pemuda dari Desa Ujung Batu, Kecamatan Pelaihari, yang sukses mengembangkan usaha budi daya melon.
Petani 29 tahun ini mengaku mulai menggeluti budi daya melon sejak 2018. “Semula hanya 2.000 tanaman, kini menjadi 5.000 tanaman melon. Saya memilih melon karena harganya stabil, jarang jatuh seperti komoditas pertanian lainnya,” katanya.
Pemuda penerima HK 2001 tersebut mengaku sebelum budi daya melon, ia pernah menanam sayuran seperti timun, pare, dan cabai. Namun sejak 2018 fokus pada komoditas melon.
Dari dana HK, Hairul menambah luas lahan dari seperempat hektar, populasi 2.000 tanaman melon dengan tonase sekitar enam ton. Kini, dapat menanam 5.000 tanaman melon di luasan 1 ha, tonase mencapai 15 ton. Dia berkomitmen untuk terus berupaya meningkatkan produktivitas melonnya.
Kesuksesan regenerasi petani Tanah Laut didukung penuh Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan, Faried Widyatmoko. “Kami telah mengajak para pemuda di seluruh Tanah Laut, untuk ikut Program Yess, yang selanjutnya dibina menjadi pengusaha agribisnis, dari hulu hingga hilir,” katanya.
Tercatat jumlah calon penerima manfaat yang telah terdaftar pada Management Information System (MIS) mencapai 2.580 orang. Pada 2021, peserta YESS yang sudah kut pelatihan sebanyak 620 orang.
Dia menambahkan, 23 penerima manfaat yang telah memiliki usaha mendapatkan bantuan hibah dengan nilai total sebanyak Rp1,79 miliar untuk meningkatkan skala usahanya. “Bantuan tersebut digunakan untuk usaha budidaya jagung, sapi potong, jangkrik, kambing, pengolahan hasil telor itik, melon, semangka, cabai dan serta sayuran dengan sistem hidroponik,” kata Faried Widyatmoko.
“Alhamdulillah hasil panen saya terus meningkat. Pada awal melakukan usaha pertanian yakni budidaya jagung pakan ternak, hanya satu hektare (ha). Setelah mendapatkan bantuan HK, dapat diperluas hingga 5 ha. Saat ini yang ditanami baru 4 ha dan diperkirakan per ha hasilnya 10 ton,” kata Siti Aisyah.
(Baca juga:Kementan Dukung Pengembangan Petani Milenial Kalteng)
Manfaat serupa dirasakan oleh Hairul Effendi, pemuda dari Desa Ujung Batu, Kecamatan Pelaihari, yang sukses mengembangkan usaha budi daya melon.
Petani 29 tahun ini mengaku mulai menggeluti budi daya melon sejak 2018. “Semula hanya 2.000 tanaman, kini menjadi 5.000 tanaman melon. Saya memilih melon karena harganya stabil, jarang jatuh seperti komoditas pertanian lainnya,” katanya.
Pemuda penerima HK 2001 tersebut mengaku sebelum budi daya melon, ia pernah menanam sayuran seperti timun, pare, dan cabai. Namun sejak 2018 fokus pada komoditas melon.
Dari dana HK, Hairul menambah luas lahan dari seperempat hektar, populasi 2.000 tanaman melon dengan tonase sekitar enam ton. Kini, dapat menanam 5.000 tanaman melon di luasan 1 ha, tonase mencapai 15 ton. Dia berkomitmen untuk terus berupaya meningkatkan produktivitas melonnya.
Kesuksesan regenerasi petani Tanah Laut didukung penuh Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan, Faried Widyatmoko. “Kami telah mengajak para pemuda di seluruh Tanah Laut, untuk ikut Program Yess, yang selanjutnya dibina menjadi pengusaha agribisnis, dari hulu hingga hilir,” katanya.
Tercatat jumlah calon penerima manfaat yang telah terdaftar pada Management Information System (MIS) mencapai 2.580 orang. Pada 2021, peserta YESS yang sudah kut pelatihan sebanyak 620 orang.
Dia menambahkan, 23 penerima manfaat yang telah memiliki usaha mendapatkan bantuan hibah dengan nilai total sebanyak Rp1,79 miliar untuk meningkatkan skala usahanya. “Bantuan tersebut digunakan untuk usaha budidaya jagung, sapi potong, jangkrik, kambing, pengolahan hasil telor itik, melon, semangka, cabai dan serta sayuran dengan sistem hidroponik,” kata Faried Widyatmoko.