Harga CPO Hari Ini Anjlok 3,68% Imbas Kebijakan RI dan China
loading...
A
A
A
JAKARTA - Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) anjlok pada perdagangan Senin (13/6/2022) siang. Komoditas yang menjadi bahan baku minyak goreng itu mengalami fluktuasi harga sejak sepekan terakhir.
Mengutip data Bursa Derivative Malaysia, harga CPO untuk kontrak Juni 2022 merosot hingga 3,68% menjadi MYR 6.050 per ton. Selama sepekan terakhir, harga komoditas ini anjlok hingga 9,76%.
Sementara, untuk kontrak Juli 2022 harga CPO merosot 2,44% menjadi MYR 5.993 per ton. Untuk kontrak Agustus 2022, harganya ambruk 2,16% menjadi MYR 5.792 per ton.
Amblesnya harga minyak sawit mentah dinilai karena adanya kebijakan flush out yang diterapkan pemerintah Indonesia.
Flush out adalah kebijakan percepatan penyaluran ekspor, di mana eksportir yang tidak tergabung dalam program Sistem Informasi Minyak Goreng Curah (SIMIRAH) bisa melakukan ekspor.
Dengan kebijakan ini, ekspor CPO diprediksi melonjak. Melimpahnya CPO Indonesia di pasaran akan berpotensi menurunkan harga komoditas ini.
Di sisi lain, China yang sudah membuka lockdown di sejumlah wilayahnya terpaksa harus mengetatkan kembali kebijakan tersebut agar penyebaran Covid-19 bisa dikendalikan. Imbasnya, permintaan China akan CPO bisa menurun.
Mengutip data Bursa Derivative Malaysia, harga CPO untuk kontrak Juni 2022 merosot hingga 3,68% menjadi MYR 6.050 per ton. Selama sepekan terakhir, harga komoditas ini anjlok hingga 9,76%.
Sementara, untuk kontrak Juli 2022 harga CPO merosot 2,44% menjadi MYR 5.993 per ton. Untuk kontrak Agustus 2022, harganya ambruk 2,16% menjadi MYR 5.792 per ton.
Amblesnya harga minyak sawit mentah dinilai karena adanya kebijakan flush out yang diterapkan pemerintah Indonesia.
Flush out adalah kebijakan percepatan penyaluran ekspor, di mana eksportir yang tidak tergabung dalam program Sistem Informasi Minyak Goreng Curah (SIMIRAH) bisa melakukan ekspor.
Dengan kebijakan ini, ekspor CPO diprediksi melonjak. Melimpahnya CPO Indonesia di pasaran akan berpotensi menurunkan harga komoditas ini.
Di sisi lain, China yang sudah membuka lockdown di sejumlah wilayahnya terpaksa harus mengetatkan kembali kebijakan tersebut agar penyebaran Covid-19 bisa dikendalikan. Imbasnya, permintaan China akan CPO bisa menurun.
(ind)