Tak Sekedar sebagai Pemisah, Pagar Juga Menjadi Penjaga Rumah

Rabu, 24 Juni 2020 - 13:11 WIB
loading...
Tak Sekedar sebagai...
Foto/siapsukses
A A A
MEREBAKNYA permukiman bertipe klaster membuat pamor pagar mulai menurun. Sebab, konsep hunian di perumahan modern tersebut memang tidak lagi menggunakan pagar, tetapi membiarkan pekarangan terintegrasi dengan jalan.

Lantas, di mana sistem keamanannya agar rumah tetap terlindungi dari bahaya pencurian atau kejahatan lain? Sistem keamanan memang ditentukan area terdepan permukiman tersebut yang dijaga satuan petugas keamanan (satpam) di pos-pos penjagaan dengan beragam teknologi terkini. Karena itu, pagar pun menjadi sesuatu yang tidak lagi dibutuhkan. (Baca: Begini Cara Menurunkan Perilaku Agresif Pada Anak)

Namun, di perumahan berkonsep lama, membatasi area teritori menjadi salah satu fungsi utama pagar rumah. Bahkan, untuk hunian yang dibangun dari kaveling tanah, pagar masih dilirik sebagai elemen rumah yang utama.

Alhasil, pengamanan secara massal pun lebih sulit dilakukan. Otomatis para penghuni harus memiliki sistem keamanan hunian sendiri. Salah satunya dengan menerapkan pagar di sekeliling area rumahnya.

Arsitek Novan Agus menjelaskan, pagar dapat diibaratkan dengan barisan para prajurit yang menjaga istana. Jajaran pagar membentang kokoh mengelilingi bangunan rumah seolah sedang merengkuhnya dan melindunginya.

"Memang itulah fungsi utama pagar bagi rumah; memberi rasa aman secara harfiah dan psikologis bagi para penghuninya," kata dia.

Di luar faktor keamanan, terlihat jelas bahwa pagar berguna untuk membatasi wilayah teritori dan kepemilikan properti seseorang dengan wilayah lainnya, salah satunya rumah. Batasan visual tersebut menghadirkan kesan privat bagi sebuah area rumah. (Baca juga: Maduro Menyatakan Siap Duduk Satu Meja dengan Trump)

"Bahkan, terdapat beberapa rumah yang meninggikan pagarnya dengan tujuan agar area pandangan orang asing pada area rumahnya dapat dibatasi. Selain itu, tampilan pagar dapat menjadi aksen dekoratif bagi rumah," ucap Novan.

Terlebih, bentuk pagar semakin variatif seiring perkembangan desain dan teknologi material yang semakin pesat. Identitas hunian pun dapat tampak secara jelas, mendukung karakter fasad yang berdiri kokoh di belakang pagar.

Namun, tetap saja desain pagar tidak boleh melangkahi fungsi sebenarnya, yaitu sebagai pengaman dan pembatas area privasi bagi rumah. ?"Pagar yang baik adalah yang sesuai dengan desain rumahnya dan dapat mencerminkan karakter sang pemilik rumah," papar Noval.

Apabila rumah Anda tergolong kategori rumah mungil dengan bentang pagar terbatas, yaitu 6–8 meter dan jarak ke bangunan kurang dari 5 meter, sebaiknya Anda tidak memilih desain pagar yang terlalu rumit dan berwarna-warni. Bentuknya pun sebaiknya dipilih yang ramping serta minim tekstur dan motif.

"Dari segi ketinggian, jangan gunakan pagar yang terlalu tinggi karena berpotensi menutupi rumah. Ketinggian yang disarankan berkisar 0,9–1,5 meter," ungkapnya. (Lihat videonya: Lagi-lagi Pesepda Menjadi Korban Pembegalan di Jakarta)

Sedangkan untuk rumah bertipe besar dengan bentang pagar yang lebih lebar, pilihannya bervariasi, baik dari desain, bentuk, material, maupun warna yang digunakan.

"Ukuran pagarnya bisa lebih tinggi dengan rentang 1,5–2,2 meter," imbuhnya. (Aprilia S Andyna)
(ysw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1140 seconds (0.1#10.140)