Di Tengah Kebijakan The Fed Membendung Inflasi, Wall Street Ditutup Melejit
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tige indeks utama Wall Street ditutup melejit lebih dari 2% pada perdagangan hari Selasa (21/6/2022) waktu Amerika Serikat. Pantauan perdagangan Rabu pagi (22/6/2022), Dow Jones Industrial Average tumbuh 2,15% menjadi 30.530,25, Indeks S&P 500 naik 2,45% di 3.764,79 dan Nasdaq Composite menguat 270,95 poin atau 2,51% pada 11.069,30.
Sektor energi naik 5%, didukung oleh lonjakan saham ExxonMobil (NYSE:XOM) sebesar 6%, setelah Credit Suisse meningkatkan peringkat perusahaan. Tesla (NASDAQ:TSLA) menguat lebih dari 9% setelah kepala eksekutif Elon Musk merinci untuk memberhentikan sekitar 10% dari staf gaji pembuat kendaraan listrik.
Dari sektor teknologi, Alphabet Inc Class A (NASDAQ:GOOGL) melonjak lebih dari 4%, karena mesin pencari tersebut dilaporkan sedang dalam pembicaraan dengan Netflix (NASDAQ:NFLX) ihwal kemungkinan perjanjian periklanan.
Twitter (NYSE:TWTR) naik hampir 3% setelah raksasa media sosial itu mengirim surat kepada pemegang saham yang mendesak mereka untuk mendukung kesepakatan akuisisi oleh Elon Musk senilai USD44 miliar. Kenaikan yang cukup signifikan membuat pasar waspada terjadinya profit taking, mengingat suku bunga agresif Federal Reserve masih menjadi sentimen utama.
"Apakah kita telah mencapai titik terendah? Tidak. Saya pikir kita akan melihat lebih banyak volatilitas. Saya pikir proses bottoming kemungkinan akan memakan waktu," kata Kristina Hooper, kepala strategi pasar global di Invesco, dilansir Reuters, Rabu (22/6/2022).
The Fed pekan lalu menyetujui kenaikan suku bunga sebesar 0,75%, yang notabene terbesar dalam lebih dari seperempat abad. Langkah ini dilakukan demi membendung lonjakan inflasi.
Saat ini, investor akan menantikan pernyataan Gubernur Fed Jerome Powell kepada Komite Perbankan Senat AS pada Rabu (22/6/2022) untuk menggali lebih jauh kemungkinan kenaikan suku bunga di masa depan dan pandangan terbaru The Fed tentang ekonomi.
"Investor akan mencoba membaca kondisi ekonomi untuk melihat seberapa agresif The Fed akan mengambil kebijakan," kata Chuck Carlson, kepala eksekutif di Horizon Investment Services di Hammond, Indiana.
Sektor energi naik 5%, didukung oleh lonjakan saham ExxonMobil (NYSE:XOM) sebesar 6%, setelah Credit Suisse meningkatkan peringkat perusahaan. Tesla (NASDAQ:TSLA) menguat lebih dari 9% setelah kepala eksekutif Elon Musk merinci untuk memberhentikan sekitar 10% dari staf gaji pembuat kendaraan listrik.
Dari sektor teknologi, Alphabet Inc Class A (NASDAQ:GOOGL) melonjak lebih dari 4%, karena mesin pencari tersebut dilaporkan sedang dalam pembicaraan dengan Netflix (NASDAQ:NFLX) ihwal kemungkinan perjanjian periklanan.
Twitter (NYSE:TWTR) naik hampir 3% setelah raksasa media sosial itu mengirim surat kepada pemegang saham yang mendesak mereka untuk mendukung kesepakatan akuisisi oleh Elon Musk senilai USD44 miliar. Kenaikan yang cukup signifikan membuat pasar waspada terjadinya profit taking, mengingat suku bunga agresif Federal Reserve masih menjadi sentimen utama.
"Apakah kita telah mencapai titik terendah? Tidak. Saya pikir kita akan melihat lebih banyak volatilitas. Saya pikir proses bottoming kemungkinan akan memakan waktu," kata Kristina Hooper, kepala strategi pasar global di Invesco, dilansir Reuters, Rabu (22/6/2022).
The Fed pekan lalu menyetujui kenaikan suku bunga sebesar 0,75%, yang notabene terbesar dalam lebih dari seperempat abad. Langkah ini dilakukan demi membendung lonjakan inflasi.
Saat ini, investor akan menantikan pernyataan Gubernur Fed Jerome Powell kepada Komite Perbankan Senat AS pada Rabu (22/6/2022) untuk menggali lebih jauh kemungkinan kenaikan suku bunga di masa depan dan pandangan terbaru The Fed tentang ekonomi.
"Investor akan mencoba membaca kondisi ekonomi untuk melihat seberapa agresif The Fed akan mengambil kebijakan," kata Chuck Carlson, kepala eksekutif di Horizon Investment Services di Hammond, Indiana.
(uka)