Task Force Energy, Sustainability and Climate B20 Tegaskan Tiga Rekomendasi Dukung Net Zero Emisi Karbon
loading...
A
A
A
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum KADIN Indonesia, Arsjad Rasjid mengatakan, saat ini pemain utama di ruang energi dan utilitas menghadapi tantangan yang tidak ringan. Perlu ada kolaborasi bersama menuju pengurangan emisi karbon yang signifikan dan transisi yang progresif dari energi penyumbang karbon menjadi energi yang ramah lingkungan, lebih hijau, dan berkelanjutan.
"Transisi energi yang lebih hijau bukan berarti menghentikan profit bagi perusahaan. Justru, langkah perusahaan yang beralih ke energi bersih akan membuat nilai lebih bagi brand dan konsumen menjadi lebih percaya serta memberikan nilai positif karena melihat komitmen pelaku bisnis bagi dunia yang lebih lestari," tutur Arsjad.
Hal senada juga dikatakan Ketua Penyelenggara B20 Indonesia, Shinta Kamdani yang melihat transisi energi harus memberikan manfaat, bukan menjadi suatu beban. Transisi energi, lanjut Shinta harus dipersiapkan dengan matang termasuk juga melakukan mitigasi biaya-biaya yang dibutuhkan, serta dampak yang dapat ditimbulkan.
“Transisi energi ini tentunya membutuhkan dukungan pendanaan yang besar. Negara-negara G20 yang berkontribusi 80% perekonomian dunia, diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap proses transisi ini. Ada beberapa prioritas utama yang mesti dikedepankan dalam transisi energi ini seperti aksesibilitas, teknologi, dan pendanaan,” ujar Shinta.
Acara dimoderatori oleh Gianfranco Casati dan Valentin de Miguel dari Accenture yang merupakan Co-Chair dan Deputy Co-Chair dari B20 Taskforce ESC dan menghadirkan pembicara utama lainnya yaitu Chair B20 Future of Work & Education Task Force/President Director of Astra Otoparts/ Director of PT Astra International Tbk, Hamdhani D Salim; Co Chair B20 Future of Work & Education Task Force/IOE Vice President to The ILO, Renate Hornung Draus; WEF Head of Energy, Material and Infrastructure, Kristen Panerali; ENI Evolution CEO, Giuseppe Ricci.
"Transisi energi yang lebih hijau bukan berarti menghentikan profit bagi perusahaan. Justru, langkah perusahaan yang beralih ke energi bersih akan membuat nilai lebih bagi brand dan konsumen menjadi lebih percaya serta memberikan nilai positif karena melihat komitmen pelaku bisnis bagi dunia yang lebih lestari," tutur Arsjad.
Hal senada juga dikatakan Ketua Penyelenggara B20 Indonesia, Shinta Kamdani yang melihat transisi energi harus memberikan manfaat, bukan menjadi suatu beban. Transisi energi, lanjut Shinta harus dipersiapkan dengan matang termasuk juga melakukan mitigasi biaya-biaya yang dibutuhkan, serta dampak yang dapat ditimbulkan.
“Transisi energi ini tentunya membutuhkan dukungan pendanaan yang besar. Negara-negara G20 yang berkontribusi 80% perekonomian dunia, diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap proses transisi ini. Ada beberapa prioritas utama yang mesti dikedepankan dalam transisi energi ini seperti aksesibilitas, teknologi, dan pendanaan,” ujar Shinta.
Acara dimoderatori oleh Gianfranco Casati dan Valentin de Miguel dari Accenture yang merupakan Co-Chair dan Deputy Co-Chair dari B20 Taskforce ESC dan menghadirkan pembicara utama lainnya yaitu Chair B20 Future of Work & Education Task Force/President Director of Astra Otoparts/ Director of PT Astra International Tbk, Hamdhani D Salim; Co Chair B20 Future of Work & Education Task Force/IOE Vice President to The ILO, Renate Hornung Draus; WEF Head of Energy, Material and Infrastructure, Kristen Panerali; ENI Evolution CEO, Giuseppe Ricci.
(atk)