Proyek NBS BUMN Berpotensi Hasilkan Kredit Karbon 11,6 Juta CO2 per Tahun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Proyek Natured Based Solution (NBS) berpotensi menghasilkan kredit karbon sebesar 11,6 juta CO2 per tahun. Proyek ini tengah dibidik PT Pertamina Power Indonesia ( Pertamina NRE) dan Perum Perhutani.
Kredit karbon 11,6 juta CO2 per tahun ini nantinya mengintensifkan pelestarian hutan guna mengurangi emisi gas rumah kaca di sektor kehutanan. Hal ini juga mempercepat pencapaian Nationally Determined Contribution Indonesia tahun 2030 dan visi net zero emission 2060 di lingkup Kementerian BUMN.
Melalui dokumen long term strategy atau low carbon and climate resilience (LTS – LTCCR), Indonesia telah menargetkan untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060 atau lebih awal. Indonesia didorong untuk menurunkan emisi dengan target sampai dengan 29 persen dalam waktu 10 tahun atau hingga 2030 nantinya.
Pertamina NRE dan Perhutani pum mendorong akselerasi Nationally Determined Contribution Indonesia pada 2030, serta visi Net Zero Emission di lingkup Kementerian BUMN dengan mengembangkan proyek NBS, salah satunya melalui skema reduced emission from deforestation and forest degradation (REDD).
“Proyek ini bertujuan untuk mengintensifkan kegiatan pelestarian hutan guna mengurangi pelepasan emisi gas rumah kaca dari sektor kehutanan serta memberikan dampak positif bagi penyerapan emisi karbon dan keanekaragaman lingkungan," ungkap Wakil Menteri I BUMN Pahala Nugraha Mansury, dikutip Rabu (22/6/2022).
Pada, Senin pekan ini kedua entitas pelat merah itu telah melakukan penandatanganan head of agreement (HoA) atau kerja sama pengembangan proyek NBS.
Senada, Direktur Operasi Perhutani Natalas Ari Haryanto mengungkap selain menekan laju deforestasi, tujuan kerja sama tersebut adalah memperluas tutupan lahan yang akan meningkatkan kemampuan kawasan hutan untuk menyerap emisi gas rumah kaca.
Pihaknya sudah mengidentifikasi 9 calon lokasi di wilayah kawasan hutan milik Perhutani Group yang akan menjadi objek dan lokasi dari proyek ini. Ke-9 calon lokasi ini lebih lanjut akan dilakukan studi kelayakan untuk mengetahui kelayakan proyek, khususnya terkait dampak terhadap lingkungan serta sisi finansial maupun operasional.
Kredit karbon 11,6 juta CO2 per tahun ini nantinya mengintensifkan pelestarian hutan guna mengurangi emisi gas rumah kaca di sektor kehutanan. Hal ini juga mempercepat pencapaian Nationally Determined Contribution Indonesia tahun 2030 dan visi net zero emission 2060 di lingkup Kementerian BUMN.
Melalui dokumen long term strategy atau low carbon and climate resilience (LTS – LTCCR), Indonesia telah menargetkan untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060 atau lebih awal. Indonesia didorong untuk menurunkan emisi dengan target sampai dengan 29 persen dalam waktu 10 tahun atau hingga 2030 nantinya.
Pertamina NRE dan Perhutani pum mendorong akselerasi Nationally Determined Contribution Indonesia pada 2030, serta visi Net Zero Emission di lingkup Kementerian BUMN dengan mengembangkan proyek NBS, salah satunya melalui skema reduced emission from deforestation and forest degradation (REDD).
“Proyek ini bertujuan untuk mengintensifkan kegiatan pelestarian hutan guna mengurangi pelepasan emisi gas rumah kaca dari sektor kehutanan serta memberikan dampak positif bagi penyerapan emisi karbon dan keanekaragaman lingkungan," ungkap Wakil Menteri I BUMN Pahala Nugraha Mansury, dikutip Rabu (22/6/2022).
Pada, Senin pekan ini kedua entitas pelat merah itu telah melakukan penandatanganan head of agreement (HoA) atau kerja sama pengembangan proyek NBS.
Senada, Direktur Operasi Perhutani Natalas Ari Haryanto mengungkap selain menekan laju deforestasi, tujuan kerja sama tersebut adalah memperluas tutupan lahan yang akan meningkatkan kemampuan kawasan hutan untuk menyerap emisi gas rumah kaca.
Pihaknya sudah mengidentifikasi 9 calon lokasi di wilayah kawasan hutan milik Perhutani Group yang akan menjadi objek dan lokasi dari proyek ini. Ke-9 calon lokasi ini lebih lanjut akan dilakukan studi kelayakan untuk mengetahui kelayakan proyek, khususnya terkait dampak terhadap lingkungan serta sisi finansial maupun operasional.