Gubernur Harap Good Mining Practice PT Vale Segera Diterapkan di Blok Pomalaa
loading...
A
A
A
KENDARI - Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Ali Mazi, menyatakan komitmen dan dukungan untuk proyek PT Vale Indonesia,Tbk di Blok Pomalaa, Kabupaten Kolaka. Komitmen ini disampaikan pada kunjungan CEO PT Vale Febriany Eddy di kediaman gubernur, di Kota Kendari, Senin (27/06/2022) lalu.
Pada kesempatan itu, CEO PT Vale Febriany Eddy juga menyampaikan perkembangan pelaksanaan Proyek HPAL Blok Pomalaa. "Kami ingin memberikan update dan menyampaikan secara langsung kepada Pak Gubernur mengenai komitmen PT Vale untuk melanjutkan eksekusi proyek di Blok Pomalaa,” ungkap Febriany, dalam keterangan persnya, Jumat (1/7/2022).
Baca Juga: Akselerasi Dekarbonisasi PT Vale, Jaga Keberlanjutan Masa Depan
Pada kesempatan itu, Febriany didampingi oleh Vice President Director Adriansyah Chaniago,  Director Strategic Permit Budiawansyah dan Director Corporate Affairs Yusuf Suharso.
Selain perkembangan proyek, CEO PT Vale juga menyampaikan, jika proyek HPAL PT Vale yang bermitra dengan Huayou akan mengusung teknologi kelas dunia untuk mengefisienkan produksi. Dengan teknologi canggih, kapasitas produksi nikel diproyeksi naik dari 40 ribu menjadi 120 ribu ton per tahun.
Gubernur Ali Mazi yang saat itu didampingi oleh Sekretaris Daerah Sultra Asrun Lio dan Kepala BKPAD Basiran, menanggapi dan menyikapi kunjungan PT Vale dengan sangat positif. Pihaknya sangat mendukung paparan dan rencana PT Vale di Blok Pomalaa.
Gubernur Ali Mazi antusias dengan pengembangan proyek tersebut, mengingat penyerapan potensi nikel di daerahnya begitu besar. Hal itu kian diperkuat dengan melihat rekam jejak PT Vale yang telah menerapkan praktik pertambangan yang baik, atau good mining practice sejak lama.
Pada kesempatan itu, Gubernur Ali Mazi juga berkomitmen mendukung proyek ini dari aspek perizinan, sesuai dengan kapasitas dan otoritas yang dimiliki pejabat gubernur dan akan membantu berkordinasi dengan Pemerintah pusat dalam upaya percepatan ini.
“Pemerintah daerah bisa memberikan rekomendasi awal, tentu dengan berkoordinasi ke instansi terkait. Begitupun untuk perizinan yang sifatnya kewenangan pusat. Sambil menunggu,kami dapat memberikan rekomendasi sebagai payung untuk untuk eksekusi. Yang pasti, jangan sampai proses konstruksi terhambat,” ungkap Gubernur Ali Mazi.
Gubernur Ali Mazi juga berharap, proyek PT Vale di daerahnya memberikan kontribusi untuk masyarakat di Sultra, baik dari aspek pemanfaatan tenaga kerja, maupun mitigasi terhadap kerusakan lingkungan. Praktik pertambangan yang baik dan tetap melindungi kelestarian lingkungan, juga merupakan sesuatu yang diharapkan oleh pemerintah Sultra.
Baca Juga: PT Vale Ambil Bagian Pembangunan Bundaran Batara Guru
"Saya akan menyiapkan waktu untuk berkunjung ke Sorowako untuk melihat langsung bagaimana PT Vale melaksanakan pertambangan yang baik dan berkelanjutan, sehingga saya dapat menjelaskan kepada masyarakat di sini,” ungkapnya.
PT Vale Indonesia bersama Huayou akan membangun fasilitas pengolahan High-Pressure Acid Leaching HPAL di Blok Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara. Kerangka kerja sama antara PT Vale dan Huayou telah disepakati pada April 2022 lalu. Kedua pihak setuju untuk menerapkan operasi berkelanjutan, dengan tidak menggunakan sumber bahan bakar batubara untuk proyek ini.
Pada kesempatan itu, CEO PT Vale Febriany Eddy juga menyampaikan perkembangan pelaksanaan Proyek HPAL Blok Pomalaa. "Kami ingin memberikan update dan menyampaikan secara langsung kepada Pak Gubernur mengenai komitmen PT Vale untuk melanjutkan eksekusi proyek di Blok Pomalaa,” ungkap Febriany, dalam keterangan persnya, Jumat (1/7/2022).
Baca Juga: Akselerasi Dekarbonisasi PT Vale, Jaga Keberlanjutan Masa Depan
Pada kesempatan itu, Febriany didampingi oleh Vice President Director Adriansyah Chaniago,  Director Strategic Permit Budiawansyah dan Director Corporate Affairs Yusuf Suharso.
Selain perkembangan proyek, CEO PT Vale juga menyampaikan, jika proyek HPAL PT Vale yang bermitra dengan Huayou akan mengusung teknologi kelas dunia untuk mengefisienkan produksi. Dengan teknologi canggih, kapasitas produksi nikel diproyeksi naik dari 40 ribu menjadi 120 ribu ton per tahun.
Gubernur Ali Mazi yang saat itu didampingi oleh Sekretaris Daerah Sultra Asrun Lio dan Kepala BKPAD Basiran, menanggapi dan menyikapi kunjungan PT Vale dengan sangat positif. Pihaknya sangat mendukung paparan dan rencana PT Vale di Blok Pomalaa.
Gubernur Ali Mazi antusias dengan pengembangan proyek tersebut, mengingat penyerapan potensi nikel di daerahnya begitu besar. Hal itu kian diperkuat dengan melihat rekam jejak PT Vale yang telah menerapkan praktik pertambangan yang baik, atau good mining practice sejak lama.
Pada kesempatan itu, Gubernur Ali Mazi juga berkomitmen mendukung proyek ini dari aspek perizinan, sesuai dengan kapasitas dan otoritas yang dimiliki pejabat gubernur dan akan membantu berkordinasi dengan Pemerintah pusat dalam upaya percepatan ini.
“Pemerintah daerah bisa memberikan rekomendasi awal, tentu dengan berkoordinasi ke instansi terkait. Begitupun untuk perizinan yang sifatnya kewenangan pusat. Sambil menunggu,kami dapat memberikan rekomendasi sebagai payung untuk untuk eksekusi. Yang pasti, jangan sampai proses konstruksi terhambat,” ungkap Gubernur Ali Mazi.
Gubernur Ali Mazi juga berharap, proyek PT Vale di daerahnya memberikan kontribusi untuk masyarakat di Sultra, baik dari aspek pemanfaatan tenaga kerja, maupun mitigasi terhadap kerusakan lingkungan. Praktik pertambangan yang baik dan tetap melindungi kelestarian lingkungan, juga merupakan sesuatu yang diharapkan oleh pemerintah Sultra.
Baca Juga: PT Vale Ambil Bagian Pembangunan Bundaran Batara Guru
"Saya akan menyiapkan waktu untuk berkunjung ke Sorowako untuk melihat langsung bagaimana PT Vale melaksanakan pertambangan yang baik dan berkelanjutan, sehingga saya dapat menjelaskan kepada masyarakat di sini,” ungkapnya.
PT Vale Indonesia bersama Huayou akan membangun fasilitas pengolahan High-Pressure Acid Leaching HPAL di Blok Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara. Kerangka kerja sama antara PT Vale dan Huayou telah disepakati pada April 2022 lalu. Kedua pihak setuju untuk menerapkan operasi berkelanjutan, dengan tidak menggunakan sumber bahan bakar batubara untuk proyek ini.
(tri)