Penutupan Total Gas Rusia Bisa Bikin Jerman Resesi, Harga Naik 3 Kali Lipat

Senin, 04 Juli 2022 - 13:44 WIB
loading...
Penutupan Total Gas...
Memperingatkan potensi kerusakan dari penutupan total pasokan gas Rusia, regulator jaringan listrik utama Jerman menyerukan upaya yang lebih besar untuk menghemat energi. Foto/Dok
A A A
FRANKFURT - Memperingatkan potensi kerusakan dari penutupan total pasokan gas Rusia, regulator jaringan listrik utama Jerman menyerukan upaya yang lebih besar untuk menghemat energi. Sekarang ada pertanyaan apakah perbaikan tahunan pada pipa gas Nord Stream 1 dari Rusia bakal berlangsung lama.

"Akan berubah menjadi pemeliharaan politik yang tahan lama," kata Kepala Badan Jaringan Federal, Klaus Mueller kepada surat kabar Funke Mediengruppe dalam sebuah wawancara.



Jika arus dari Rusia "diturunkan untuk jangka waktu yang lebih lama karena alasan politik, kita harus berbicara lebih serius tentang penghematan," kata Mueller.

Gazprom PJSC Rusia yang mengoperasikan pipa gas Nord Stream 1, berencana untuk melakukan pemeliharaan selama 10 hari kerja di Nordstream 1 pada pertengahan Juli.

Mueller juga memperingatkan, efeknya pada kenaikan dramatis harga gas. "Banyak konsumen akan terkejut ketika mereka mendapatkan surat dari pemasok energi mereka," katanya sembari menambahkan bahwa harga bisa naik tiga kali lipat.

Jerman sendiri bergantung pada Rusia untuk sekitar sepertiga dari energinya. Selama berbulan-bulan, Presiden Rusia Vladimir Putin secara bertahap mengurangi pasokan gas sebagai pembalasan atas sanksi yang dijatuhkan sebagai penolakan invasi ke Ukraina. Pemerintah Jerman diketahui telah memicu tahap kedua dari rencana darurat gas tiga fase.

Analis di Deutsche Bank juga memperingatkan, bahwa perlambatan pengiriman gas alam Rusia mengancam mendorong inflasi Eropa lebih tinggi dan dapat membuat Jerman -ekonomi terbesar di benua Eropa- masuk ke dalam resesi.



Sementara itu Menteri Ekonomi Jerman, Robert Habeck sempat juga mengingatkan, bahwa tekanan pada pasokan gas Rusia berisiko menciptakan kekacauan yang lebih dalam. Ia menyamakan situasi ini dengan peran Lehman Brothers dalam memicu krisis keuangan pada tahun 2008.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1726 seconds (0.1#10.140)