Jaga Harga Pangan, Ekonom: Sita Setengah Keuntungan Mafia

Senin, 04 Juli 2022 - 14:34 WIB
loading...
Jaga Harga Pangan, Ekonom: Sita Setengah Keuntungan Mafia
Indonesia masih bergantung pada impor pangan yang suatu ketika bisa dimainkan oleh mafia. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Didin S. Damanhuri, mengatakan bahwa perang Rusia dan Ukraina merupakan salah satu penyebab berbagai kebutuhan bahan pangan di Indonesia mengalami kenaikan harga. Pasalnya, Indonesia masih mengalami ketergantungan berbagai kebutuhan pangan impor, seperti gandum, gula, dan daging sapi.



"Ketergantungan Indonesia terhadap impor pangan tinggi. Nah Itu harus disadari bahwa kita setelah pandemi dan perang, harus memerhatikan kemandirian pangan," ujarnya dalam Market Review IDXChannel, Senin (4/7/2022).

Menurut Didin, kapasitas produksi nasional untuk bahan-bahan pangan harus diperbaiki di masa depan. Jadi tidak lagi bergantung pada impor yang menyebabkan kenaikan harga bahan pangan.

Selain itu, Didin mengatakan bahwa struktur perekonomian Indonesia juga harus diperbaiki, guna tidak adanya kecurangan dalam pasar. Jangan sampai pasar bahan pangan hanya dikuasai segelintir orang saja.

"Struktur oligopoli dari barang barang pangan atau kebutuhan pokok harus diperbaiki, agar kalau lagi ada masalah tidak ada yang menjadi mafia. Para produsen yang bergerak di bidang pangan, seperti minyak goreng dan daging itu mereka bisa memainkan (harga) karena struktur oligopoli," tambahnya.

Didin mengatakan bahwa untuk memperbaiki struktur oligopoli tersebut bisa dilakukan dengan berbagai cara dengan penguatan hukum persaingan usaha di Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU).



"Jadi mereka (mafia/perusahaan yang curang) itu didenda, setengah keuntungan mereka disita oleh negara. Bukan hanya lewat penetapan tersangka saja," pungkasnya.

(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1855 seconds (0.1#10.140)