Besok, Rupiah Diramal Bisa Lewati Batas Keramat Rp15.000
loading...
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah ditutup melemah 22 poin di level Rp14.993 per dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan sore ini, Selasa (5/7/2022). Salah satu faktor pemicu melemahnya mata uang garuda adalah tekanan faktor global berupa kenaikan suku bunga The Fed.
Kebijakan The Fed itu membuat sebagian dana asing di pasar keuangan domestik terbang ke Amerika memburu imbal hasil yang lebih tinggi. Tak pelak, banyak rupiah yang ditukar ke dolar dalam jumlah besar hingga menurunkan nilainya.
Mengantisipasi itu, Bank Indonesia (BI) bersiap-siap dengan kebijakan baru agar rupiah tidak terlalu letoi. Makanya, BI terus memantau perkembangan ekonomi global yang penuh ketidakpastian dan memengaruhi kondisi dalam negeri.
"Ke depan, BI akan terus mencermati perkembangan ekonomi global dan domestik. Serta, merumuskan dan melaksanakan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan stabilitas makroekonomi, stabilitas keuangan, termasuk penyesuaian lebih lanjut stance kebijakan bila diperlukan," ujar pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi, Selasa (5/7/2022).
Menurut dia, dari dalam negeri, faktor penguat rupiah adalah neraca transaksi berjalan yang mencatatkan surplus pada 2021, didukung oleh perbaikan terms of trade seiring kenaikan harga komoditas. Meski tahun depan diperkirakan defisit, maka kondisi itu tak terlalu berdampak pada rupiah karena masih bisa ditoleransi.
"Transaksi berjalan diperkirakan akan kembali defisit pada 2022 pada kisaran yang terkendali, sehingga mendukung ketahanan eksternal Indonesia," ungkap Ibrahim.
Lebih lanjut dia memprediksi, untuk perdagangan besok, Rabu (6/7/202) mata uang rupiah dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.990-Rp 15.050. Dari prediksi itu tampak bahwa rupiah bisa saja menembus batas keramat Rp15.000.
Kebijakan The Fed itu membuat sebagian dana asing di pasar keuangan domestik terbang ke Amerika memburu imbal hasil yang lebih tinggi. Tak pelak, banyak rupiah yang ditukar ke dolar dalam jumlah besar hingga menurunkan nilainya.
Mengantisipasi itu, Bank Indonesia (BI) bersiap-siap dengan kebijakan baru agar rupiah tidak terlalu letoi. Makanya, BI terus memantau perkembangan ekonomi global yang penuh ketidakpastian dan memengaruhi kondisi dalam negeri.
"Ke depan, BI akan terus mencermati perkembangan ekonomi global dan domestik. Serta, merumuskan dan melaksanakan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan stabilitas makroekonomi, stabilitas keuangan, termasuk penyesuaian lebih lanjut stance kebijakan bila diperlukan," ujar pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi, Selasa (5/7/2022).
Menurut dia, dari dalam negeri, faktor penguat rupiah adalah neraca transaksi berjalan yang mencatatkan surplus pada 2021, didukung oleh perbaikan terms of trade seiring kenaikan harga komoditas. Meski tahun depan diperkirakan defisit, maka kondisi itu tak terlalu berdampak pada rupiah karena masih bisa ditoleransi.
"Transaksi berjalan diperkirakan akan kembali defisit pada 2022 pada kisaran yang terkendali, sehingga mendukung ketahanan eksternal Indonesia," ungkap Ibrahim.
Lebih lanjut dia memprediksi, untuk perdagangan besok, Rabu (6/7/202) mata uang rupiah dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.990-Rp 15.050. Dari prediksi itu tampak bahwa rupiah bisa saja menembus batas keramat Rp15.000.
(uka)