Daftar Perusahaan Indonesia yang Ketergantungan Impor Gandum
loading...
A
A
A
Pengiriman gandum melalui pelabuhan Laut Hitam telah dihentikan, dengan konsekuensi yang berpotensi mengancam ketahanan pangan di negara-negara miskin. Berdasarkan data OEC World, Rusia merupakan eksportir terbesar untuk andum dunia pada tahun 2020, sementara Ukraina berada di urutan kelima dunia. Sub-sahara akan terpengaruh karena sekitar 85% gandum mereka pasokannya dari Rusia dan Ukraina.
Ukraina menjadi salah satu negara pemasok biji gandum terbesar untuk Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai impor biji gandum dan meslin dari negara yang kini terlibat perang dengan Rusia bahkan terus meningkat selama lima tahun terakhir.
Selama periode 2017 hingga 2021, terjadi peningkatan nilai impor biji gandum dan meslin dari Ukraina mencapai 124%. Pada 2017, nilai impor tersebut tercatat sebesar USD376,5 juta dengan volume 1,8 juta ton, sementara pada 2021 nilai impor menjadi USD843,6 juta dengan volume 2,8 juta ton. Impor gandum terutama digunakan untuk industri tepung terigu, mie instan, roti hingga pakan ternak.
Peningkatan nilai impor biji gandum dan meslin dari Ukraina terus meningkat tiap tahunnya. Pada 2018, nilai impor tersebut sebesar USD576,1 juta naik menjadi USD696,9 juta pada 2019.
BPS melaporkan volume impor gandum Indonesia dari India pada April 2021 mencapai 55,65 ribu ton. Namun, volumenya turun menjadi hanya 2 ribu ton pada April 2022. Nilai impornya juga turun drastis dari USD15,34 juta pada April 2021, menjadi hanya USD780 ribu pada April 2022.
Tahun 2020 nilai impor kembali meningkat menjadi USD705,6 juta. Kemudian nilainya naik lagi menjadi USD843,6 juta pada 2021. Berdasarkan data tersebut, nilai impor biji gandum dan meslin dari Ukraina tercatat memberikan kontribusi sebesar 24% dari total nilai impor gandum Indonesia tahun 2021.
Pada medio 2013-2017 impor gandum meningkat dengan laju pertumbuhan rata rata 15,2%. Pada 2013 impor gandum mencapai 6,72 juta ton. Tahun 2017 angkanya melesat menjadi 11,43 juta ton senilai USD2,65 miliar. Besarnya impor gandum ini akibat pesatnya pertumbuhan industri makanan dalam negeri.
Tahun 2017 lalu, impor gandum terbesar dari Australia berasal dari 6 perusahaan yaitu CBH Grain Pty Ltd, Cargill Autralia Limited, Plum Grove Pty Ltd, Graincorp Operation Limited, Australian Grain Export Pty Ltd dan ADM Trading (Australia) Pty Ltd, impor dari Ukraina berasal dari NIBULON S.A, impor dari Kanada berasal dari Richardson International Limited, impor dari Rusia berasal dari LLC Zolotaya Semechka dan impor dari Amerika Serikat berasal dari PACIFOR LLC.
Lima perusahaan yang paling banyak melakukan impor gandum tahun 2017 lalu adalah PT. Indofood Sukses Makmur Tbk yang mengimpor sebanyak 4,78 juta ton senilai lebih dari USD1 miliar, disusul PT. Bungasari Flour Mills Indonesia, PT. Agristar Grain Indonesia, PT. Eastern Pearl Flour Mills, PT. Sriboga Flour Mills.
Ukraina menjadi salah satu negara pemasok biji gandum terbesar untuk Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai impor biji gandum dan meslin dari negara yang kini terlibat perang dengan Rusia bahkan terus meningkat selama lima tahun terakhir.
Selama periode 2017 hingga 2021, terjadi peningkatan nilai impor biji gandum dan meslin dari Ukraina mencapai 124%. Pada 2017, nilai impor tersebut tercatat sebesar USD376,5 juta dengan volume 1,8 juta ton, sementara pada 2021 nilai impor menjadi USD843,6 juta dengan volume 2,8 juta ton. Impor gandum terutama digunakan untuk industri tepung terigu, mie instan, roti hingga pakan ternak.
Peningkatan nilai impor biji gandum dan meslin dari Ukraina terus meningkat tiap tahunnya. Pada 2018, nilai impor tersebut sebesar USD576,1 juta naik menjadi USD696,9 juta pada 2019.
BPS melaporkan volume impor gandum Indonesia dari India pada April 2021 mencapai 55,65 ribu ton. Namun, volumenya turun menjadi hanya 2 ribu ton pada April 2022. Nilai impornya juga turun drastis dari USD15,34 juta pada April 2021, menjadi hanya USD780 ribu pada April 2022.
Tahun 2020 nilai impor kembali meningkat menjadi USD705,6 juta. Kemudian nilainya naik lagi menjadi USD843,6 juta pada 2021. Berdasarkan data tersebut, nilai impor biji gandum dan meslin dari Ukraina tercatat memberikan kontribusi sebesar 24% dari total nilai impor gandum Indonesia tahun 2021.
Pada medio 2013-2017 impor gandum meningkat dengan laju pertumbuhan rata rata 15,2%. Pada 2013 impor gandum mencapai 6,72 juta ton. Tahun 2017 angkanya melesat menjadi 11,43 juta ton senilai USD2,65 miliar. Besarnya impor gandum ini akibat pesatnya pertumbuhan industri makanan dalam negeri.
Tahun 2017 lalu, impor gandum terbesar dari Australia berasal dari 6 perusahaan yaitu CBH Grain Pty Ltd, Cargill Autralia Limited, Plum Grove Pty Ltd, Graincorp Operation Limited, Australian Grain Export Pty Ltd dan ADM Trading (Australia) Pty Ltd, impor dari Ukraina berasal dari NIBULON S.A, impor dari Kanada berasal dari Richardson International Limited, impor dari Rusia berasal dari LLC Zolotaya Semechka dan impor dari Amerika Serikat berasal dari PACIFOR LLC.
Lima perusahaan yang paling banyak melakukan impor gandum tahun 2017 lalu adalah PT. Indofood Sukses Makmur Tbk yang mengimpor sebanyak 4,78 juta ton senilai lebih dari USD1 miliar, disusul PT. Bungasari Flour Mills Indonesia, PT. Agristar Grain Indonesia, PT. Eastern Pearl Flour Mills, PT. Sriboga Flour Mills.