Menteri ESDM: Kontribusi Industri Hulu Migas Capai Rp145 Triliun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kontribusi industri hulu migas (minyak dan gas bumi) hingga Juni 2022 mencapai USD9,7 miliar atau setara Rp145 triliun. Jumlah ini mencapai 97% dari target Anggaran Pendapatan Belanja Negara ( APBN ) 2022 yakni USD 7,8 miliar.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mencatat, pada 2021 penerimaan negara yang bersumber dari sektor hulu migas mencapai USD13,7 miliar atau 188% dari target USD7,8 miliar. Dia pun mengapresiasi kontribusi industri hulu migas bagi penerimaan negara tahun ini.
“Pemerintah memberikan apresiasi atas kontribusi industri hulu migas bagi penerimaan negara. Jika di tahun 2021 penerimaan negara sektor hulu migas mencapai USD13,7 miliar atau 188 persen dari target USD7,8 miliar. Sampai Juni 2022, kontribusi hulu migas sudah mencapai USD9,7 miliar atau 97 persen dari target APBN 2022 yang sebesar USD 7,8 miliar," ungkap Arifin, Senin (11/7/2022).
Meskipun produksi dan lifting masih mengalami tantangan, industri hulu migas pada semester I-2022 telah meraih beberapa capaian yang positif, utamanya adalah penerimaan negara yang sudah mencapai USD 9,7 miliar. Reserve replacement ratio (RRR) yang sudah di angka 77 persen, serta cost recovery berhasil dijaga di level rendah sebesar USD 3,2 Miliar.
Menteri Arifin menyampaikan, tantangan industri hulu migas sebagai dampak dari pandemi Covid-19 dan tantangan di era transisi energi, serta perubahan peran industri hulu migas di masa mendatang yang akan menjadi bahan baku industri.
Arifin juga memberikan pesan, agar di tengah harga minyak dunia yang tinggi, dengan Indonesian Crude Price (ICP) pada Juni yang sudah mencapai USD 117 per barel, diharapkan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dapat menjaga dan meningkatkan produksi dan lifting minyak dan gas untuk memenuhi kebutuhan migas dalam negeri.
“Forum ini menjadi kesempatan para CEO untuk dapat melakukan review capaian setengah tahun pertama 2022 dan memaksimalkan sisa tahun ini. Hal ini sebagai sebagai pijakan turnover menuju 2030. Mari kita tekadkan, bahwa produksi meningkat dan tidak ada penurunan," kata Arifin.
Tingginya harga minyak dan gas dunia menjadi kesempatan emas bagi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). Kenaikan ini dapat mendorong peningkatan produksi Kontraktor Kontrak Kerja Sama.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mencatat, pada 2021 penerimaan negara yang bersumber dari sektor hulu migas mencapai USD13,7 miliar atau 188% dari target USD7,8 miliar. Dia pun mengapresiasi kontribusi industri hulu migas bagi penerimaan negara tahun ini.
“Pemerintah memberikan apresiasi atas kontribusi industri hulu migas bagi penerimaan negara. Jika di tahun 2021 penerimaan negara sektor hulu migas mencapai USD13,7 miliar atau 188 persen dari target USD7,8 miliar. Sampai Juni 2022, kontribusi hulu migas sudah mencapai USD9,7 miliar atau 97 persen dari target APBN 2022 yang sebesar USD 7,8 miliar," ungkap Arifin, Senin (11/7/2022).
Meskipun produksi dan lifting masih mengalami tantangan, industri hulu migas pada semester I-2022 telah meraih beberapa capaian yang positif, utamanya adalah penerimaan negara yang sudah mencapai USD 9,7 miliar. Reserve replacement ratio (RRR) yang sudah di angka 77 persen, serta cost recovery berhasil dijaga di level rendah sebesar USD 3,2 Miliar.
Menteri Arifin menyampaikan, tantangan industri hulu migas sebagai dampak dari pandemi Covid-19 dan tantangan di era transisi energi, serta perubahan peran industri hulu migas di masa mendatang yang akan menjadi bahan baku industri.
Arifin juga memberikan pesan, agar di tengah harga minyak dunia yang tinggi, dengan Indonesian Crude Price (ICP) pada Juni yang sudah mencapai USD 117 per barel, diharapkan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dapat menjaga dan meningkatkan produksi dan lifting minyak dan gas untuk memenuhi kebutuhan migas dalam negeri.
“Forum ini menjadi kesempatan para CEO untuk dapat melakukan review capaian setengah tahun pertama 2022 dan memaksimalkan sisa tahun ini. Hal ini sebagai sebagai pijakan turnover menuju 2030. Mari kita tekadkan, bahwa produksi meningkat dan tidak ada penurunan," kata Arifin.
Tingginya harga minyak dan gas dunia menjadi kesempatan emas bagi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). Kenaikan ini dapat mendorong peningkatan produksi Kontraktor Kontrak Kerja Sama.