Korban Seretnya Pasokan Gas Rusia, Jerman Sibuk Selamatkan Raksasa Energi Uniper

Sabtu, 23 Juli 2022 - 12:00 WIB
loading...
Korban Seretnya Pasokan Gas Rusia, Jerman Sibuk Selamatkan Raksasa Energi Uniper
Jerman sepakat untuk melakukan penyelamatan terhadap perusahaan raksasa energi, Uniper dengan kucuran dana USD15,24 miliar. Uniper menjadi korban raksasa pertama akibat seretnya pasokan gas Rusia. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Jerman sepakat untuk melakukan penyelamatan terhadap perusahaan raksasa energi, Uniper dengan kucuran dana yang setujui mencapai USD15,24 miliar setara dengan Rp227,5 triliun (Kurs Rp14.927 per USD). Uniper menjadi korban raksasa pertama akibat tekanan dari seretnya pasokan gas Rusia , saat perusahaan energi yang berbasis di Düsseldorf itu sebelumnya mengajukan bailout.

Keuangan perusahaan terdampak dari berkurangnya pasokan gas Rusia yang bergema di seluruh Eropa, hingga mengirim saham perusahaan energi itu meluncur. Namun Jerman sepakat untuk melindungi perusahaan energinya, dengan paket bailout yang akan membuat negara Jerman mengambil 30% saham ekuitas di Uniper.



Saham perusahaan awalnya naik ketika kesepakatan diumumkan, sebelum kembali turun tajam. Saham Uniper diperdagangkan lebih rendah dari 21% satu jam kemudian.

Uniper merupakan perusahaan energi pertama di Jerman -ekonomi terbesar eropa- yang membunyikan alarm atas tagihan energi yang melonjak, dan mengajukan permohonan bailout untuk dukungan pemerintah pada awal bulan ini. Sebagai importir gas terbesar Jerman, Uniper telah terpukul keras oleh menipisnya arus gas melalui pipa dari Rusia, yang memicu lonjakan harga.

Dalam sebuah pernyataan resmi, pemilik mayoritas Finlandia Fortum mengatakan, Uniper dan pemerintah Jerman telah menyepakati 'paket stabilisasi komprehensif' untuk memberikannya bantuan keuangan.

"Kita hidup melalui krisis energi yang belum pernah terjadi sebelumnya, dimana membutuhkan langkah-langkah kuat. Setelah negosiasi yang intensif namun konstruktif, kami menemukan solusi dengan cara yang dapat diterima untuk memenuhi kepentingan semua pihak yang terlibat," kata Presiden dan CEO Fortum, Markus Rauramo dalam pernyataan itu.



"Kami didorong oleh urgensi dan kebutuhan untuk melindungi keamanan pasokan Eropa di masa perang," paparnya.

Setelah bailout, Fortum hanya akan memiliki 56% saham di Uniper atau mengalami penurunan dari sekitar 80% sebelum kesepakatan. Fortum menambahkan, bahwa pemerintah Jerman siap memberikan dukungan lebih lanjut jika kerugian Uniper, sebagai akibat dari tekanan gas melebihi 9 miliar euro.

Pasokan gas Rusia ke Eropa terus menyusut sejak invasi ke Ukraina awal tahun ini. Uniper hanya menerima sebagian kecil dari volume gas yang disepakati dalam kontrak dari raksasa gas Rusia Gazprom sejak pertengahan Juni.

Diterangkan oleh Fortum, yang berarti mereka harus membeli gas dengan harga pasar spot yang jauh lebih tinggi. Fortum juga menerangkan, bahwa ini memiliki konsekuensi yang parah bagi posisi keuangan Uniper.

Harga gas bulan depan di hub TTF Belanda, patokan Eropa untuk perdagangan gas alam, sekitar 5% lebih tinggi pada hari Jumat di 164 euro per megawatt-jam. Harga naik lebih dari 650% selama setahun terakhir.

Pekan lalu, Uniper mengatakan sudah harus menarik gas dari fasilitas penyimpanan, mengurangi pasokan yang dibutuhkan untuk musim dingin. Dalam sebuah pernyataan kepada CNBC, perusahaan mengatakan, bahwa mengurangi volume gas dari fasilitas penyimpanannya sendiri diperlukan "untuk memasok gas kepada pelanggan kami dan untuk mengamankan likuiditas Uniper."

(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1209 seconds (0.1#10.140)