3 Orang Kaya Indonesia yang Punya Bisnis Penerbangan Komersial

Selasa, 26 Juli 2022 - 17:16 WIB
loading...
3 Orang Kaya Indonesia...
Ada tiga orang kaya Indonesia yang menggeluti bisnis penerbangan komersial. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Maskapai penerbangan adalah perusahaan yang menyediakan jasa penerbangan bagi penumpang atau barang. Mereka menyewa atau memiliki pesawat terbang sendiri untuk menyediakan jasa tersebut dan dapat membentuk kerja sama atau aliansi dengan maskapai lainnya untuk keuntungan bersama.



Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki pasar yang menarik untuk industri penerbangan nasional. Pasalnya, hanya transportasi udara yang bisa menjangkau daerah-daerah terpencil dan terpelosok dengan waktu yang terbilang singkat.

Makanya, banyak pihak yang tertarik berbisnis maskapai penerbangan di Indonesia. Nah inilah tiga di antaranya:

1. Susi Pudjiastuti

Seperti yang kita tahu, sebelum diangkat menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi merupakan seorang pengusaha. Salah satu bisnisnya ada di sektor penerbangan dengan nama Susi Air. Maskapai ini didirikan pada tahun 2004 dengan penerbangan berjadwal dan charter. Susi Air awalnya didirikan untuk mengantarkan muatan perikanan dari perusahaan lain milik Susi, PT ASI Pudjiastuti.

Namun sekarang menjadi penerbangan komersial yang beroperasi dari Medan, Jakarta, Balikpapan, Kendari, Bandung, Cilacap, dan Sentani. Tercatat Susi Air setidaknya mengoperasikan 49 armada pesawat yang terdiri dari 32 Cessna Grand Caravan C208B, 9 Pilatus PC-6 Turbo Porter, 3 Piaggio P180 Avanti II, 1 Air Tractor AT802 “Fuel Hauler”, 1 Piper Archer PA-28 dan 1 LET 410 untuk pesawat sayap tetap.

Sedangkan jenis helikopter mulai dioperasikan akhir 2009 dengan menggunakan Agusta Westland Grand A109S. Sementara satu helikopter Agusta Westland Koala A119Ke mulai bergabung dengan armada pada Maret 2010. Susi diperkirakan memiliki kekayaan sebesar Rp78 miliar.

2. Rusdi Kirana

Nama Rusdi Kirana belum lama ini dibawa-bawa dalam penyerahan pengelolaan Bandara Halim kepada PT Angkasa Transportindo Selaras (ATS). Beberapa hari lalu, PT ATS sempat disebut-sebut sebagai anak perusahaan Lion Air. Belakangan terungkap bahwa status PT ATS sudah tak lagi menjadi bagian Lion Air.

Rusdi Kirana sendiri merupakan pemilik maskapai Lion Air, maskapai terbesar di Indonesia. Dibantu sang kakak, Kusnan Kirana, Rusdi membesut Lion Air pada 1999 dengan modal USD10 juta. Dia menggebrak dunia penerbangan dengan konsep pesawat berbiaya murah.

Ketika Garuda saat ini tengah terkapar akibat ditindih utang ratusan triliun, Lion Air masih bisa mengaum di udara dengan jumlah pesawat lebih dari 140 unit. Sedangkan Garuda hanya menyisakan sekitar 35 pesawat belaka.

Dengan jumlah pesawat sebanyak itu, Lion Air memiliki lebih dari 36 destinasi dan mengoperasikan hingga 226 penerbangan setiap hari. Lion Air ingin menasbihkan dirinya sebagai maskapai yang tak cuma jago kandang, tapi juga mulai "memangsa" pasar regional Asia. Saat ini Lion Air tercatat memiliki setidaknya 6 anak perusahaan yang juga merupakan maskapai penerbangan yang berserak di Indonesia, Malaysia, hingga Thailand.

Tak cukup puas berkecimpung di dunia bisnis penerbangan, Rusdi kemudian masuk gelanggang politik. Pada tahun 2014, Rusdi memutukan bergabung dengan PKB. Di partainya Cak Imin ini, Rusdi sempat menjabat sebagai wakil ketua umum partai. Namun pada 2019 Rusdi mundur dari PKB karena diangkat menjadi Dubes Malaysia. Rusdi menjabat dubes sejak 2017. Sebelumnya, pada 2015 Rusdi dipercaya sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden.

Pada 2019, Rusdi Kirana sempat masuk dalam jajaran orang terkaya di Indonesia versi Forbes. Nilai kekayaannya disebut mencapai USD835 juta atau Rp11,6 triliun (kurs Rp14.000) dan menempati posisi ke-38 dari 50 jajaran orang terkaya di Indonesia. Namun pada 2020, gara-gara pandemi, Rusdi terlempar dalam jajaran orang terkaya di Indonesia.


3. Chandra Lie

Sriwijaya Air merupakan salah satu maskapai penerbangan di Indoensia. Maskapai itu dimiliki oleh pengusaha Chandra Lie. Sebelum bisnis penerbangan, Chandra Lie memulai bisnisnya dari usaha garmen.



Namun pada tahun 2000, dia mulai coba-coba memasuki bisnis penerbangan. Sehingga pada 2003 didirikanlah Sriwijaya Air. Saat mendirikan pesawat itu, Chandra tak sendirian. Dia dibantu keluarganya Hendry Lie Johannes Bundjamin dan Andy Halim.

Saat ini Sriwijaya Air adalah Maskapai Penerbangan terbesar ketiga di Indonesia dan sejak tahun 2007 hingga saat ini tercatat sebagai salah satu Maskapai Penerbangan Nasional yang memiliki standar keamanan kategori 1 di Indonesia.

(uka)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1110 seconds (0.1#10.140)