Balik Melawan Rusia, Eropa Sepakat Mengurangi 15 Persen Penggunaan Gas

Rabu, 27 Juli 2022 - 06:39 WIB
loading...
A A A
Tetapi Komisaris Eropa untuk Energi, Kadri Simson mengatakan, perhitungan awal menunjukkan bahwa bahkan jika semua pengecualian untuk ransum digunakan. UE secara keseluruhan masih akan mengurangi permintaan ke tingkat "yang akan membantu kita dengan aman melalui musim dingin rata-rata".

Dia juga menguraikan pekerjaan untuk meningkatkan pasokan gas alternatif dari negara-negara termasuk Azerbaijan, Amerika Serikat, Kanada, Norwegia, Mesir, dan Israel.

Menjelang pengumuman kesepakatan, Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck mengatakan: "Tentu saja ada banyak kompromi dalam teks ini sekarang. Beginilah cara kerja Eropa."

Habeck mengatakan "masalah mungkin terjadi" bahwa semua pengecualian menyebabkan "terlalu banyak birokrasi sehingga kita terlalu lambat di saat krisis". Tetapi dia menambahkan pengecualian itu "masuk akal".

Hongaria adalah satu-satunya anggota yang menentang kesepakatan itu.

Perjanjian itu muncul setelah perusahaan raksasa energi Rusia, Gazprom mengumumkan sekali lagi pengurangan aliran gas ke Jerman, karena adanya perbaikan pada turbin di pipa Nord Stream 1.

Pipa yang memompa gas dari Rusia ke Jerman, telah berjalan jauh di bawah kapasitas selama berminggu-minggu dan Ukraina menuduh Moskow melancarkan "perang gas" melawan Eropa.

Sementara itu Gazprom telah menghentikan pasokan gasnya secara total ke Bulgaria, Denmark, Finlandia, Belanda, dan Polandia atas penolakan mereka mematuhi perintah Kremlin untuk membayar tagihan mereka dalam bentuk rubel, bukan euro atau dolar.

Tercatat Rusia telah memasok UE sebesar 40% untuk gas pada tahun lalu, dan sejak invasi Ukraina para pemimpin Eropa Ukraina telah mengadakan pembicaraan tentang bagaimana mengurangi ketergantungannya pada bahan bakar fosil Rusia.

UE setuju pada Mei untuk melarang semua impor minyak Rusia yang masuk melalui laut pada akhir tahun ini, tetapi kesepakatan tentang larangan gas telah memakan waktu lebih lama untuk mencapai kata sepakat.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1183 seconds (0.1#10.140)