3 Negara Afrika yang Gagal Bayar Utang ke China, Nomor 2 Sempat Terancam Kehilangan Asetnya
loading...
A
A
A
2. Uganda
Negara di kawasan Afrika Timur ini juga pernah berurusan dengan utang China. Pada 17 November 2015, pemerintah Uganda yang dipimpin Presiden Yoweri Museveni menandatangani perjanjian dengan Export-Import Bank of China (Exim Bank).
Adapun perjanjian tersebut berupa pinjaman sebesar $207 Juta dari China untuk Uganda. Dikutip dari Uscnpm, kontrak ini menetapkan jangka waktu 20 tahun tahun dengan masa tenggang 7 tahun.
Sebagai jaminan, satu-satunya Bandara Internasional di Uganda turut dilampirkan dalam kontrak. Aset tersebut kabarnya digunakan sebagai jaminan jika pelunasan hutang tersendat.
Menghadapi krisis, pada tahun 2021 Presiden Museveni mengupayakan negosiasi ulang terkait klausul kontrak pinjaman, sayangnya China menolaknya. Ketika pelunasan hutangnya tersendat, muncul spekulasi bahwa Beijing telah mengambil alih bandara internasional di Uganda.
Hal ini dibantah oleh Otoritas Penerbangan Sipil Uganda (UCAA). Selain itu, kedutaan China di Uganda juga membantah isu tersebut. Menurutnya, tuduhan tak berdasar itu berusaha memperkeruh hubungan China dengan negara-negara berkembang.
Bank Exim dalam hal ini tidak menyita atau mengendalikan Bandara Internasional Uganda, melainkan hanya ikut mengawasi masalah anggarannya saja.
Baca juga : Terjebak Utang China, Sri Lanka Pinjam ke IMF dan Bank Dunia
3. Zambia
Pada 2020 lalu, Zambia mengalami kebuntuan untuk melunasi hutangnya ke China. Negara ini telah gagal membayar bunga atas utang senilai $42,5 juta yang jatuh tempo pada Oktober 2020.
Negara di kawasan Afrika Timur ini juga pernah berurusan dengan utang China. Pada 17 November 2015, pemerintah Uganda yang dipimpin Presiden Yoweri Museveni menandatangani perjanjian dengan Export-Import Bank of China (Exim Bank).
Adapun perjanjian tersebut berupa pinjaman sebesar $207 Juta dari China untuk Uganda. Dikutip dari Uscnpm, kontrak ini menetapkan jangka waktu 20 tahun tahun dengan masa tenggang 7 tahun.
Sebagai jaminan, satu-satunya Bandara Internasional di Uganda turut dilampirkan dalam kontrak. Aset tersebut kabarnya digunakan sebagai jaminan jika pelunasan hutang tersendat.
Menghadapi krisis, pada tahun 2021 Presiden Museveni mengupayakan negosiasi ulang terkait klausul kontrak pinjaman, sayangnya China menolaknya. Ketika pelunasan hutangnya tersendat, muncul spekulasi bahwa Beijing telah mengambil alih bandara internasional di Uganda.
Hal ini dibantah oleh Otoritas Penerbangan Sipil Uganda (UCAA). Selain itu, kedutaan China di Uganda juga membantah isu tersebut. Menurutnya, tuduhan tak berdasar itu berusaha memperkeruh hubungan China dengan negara-negara berkembang.
Bank Exim dalam hal ini tidak menyita atau mengendalikan Bandara Internasional Uganda, melainkan hanya ikut mengawasi masalah anggarannya saja.
Baca juga : Terjebak Utang China, Sri Lanka Pinjam ke IMF dan Bank Dunia
3. Zambia
Pada 2020 lalu, Zambia mengalami kebuntuan untuk melunasi hutangnya ke China. Negara ini telah gagal membayar bunga atas utang senilai $42,5 juta yang jatuh tempo pada Oktober 2020.