Negara-negara G7 Bakal Halangi Rusia Raup Untung Besar dari Jualan Minyak

Kamis, 04 Agustus 2022 - 07:03 WIB
loading...
Negara-negara G7 Bakal...
Negara kaya G7 mempertimbangkan memblokir transportasi minyak Rusia sebagai opsi untuk mengekang pendapatan energi Moskow kecuali jika batas harga diberlakukan. Foto/Dok
A A A
LONDON - Negara-negara Kelompok Tujuh (G7) sedang mempertimbangkan memblokir transportasi minyak mentah Rusia sebagai opsi untuk mengekang pendapatan energi Moskow kecuali jika batas harga diberlakukan. Pernyataan ini disampaikan dalam rilis European External Action Service (EEAS).



Para menteri luar negeri G7 mengatakan, mereka sedang mempertimbangkan "larangan komprehensif dari semua layanan yang memungkinkan pengangkutan minyak mentah dan produk minyak bumi laut Rusia secara global. Kecuali minyak tersebut dibeli dengan atau di bawah harga yang akan disepakati usai berkonsultasi dengan mitra internasional."

Negara G7 yang dimaksud terdiri dari Amerika Serikat (AS), Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, dan Jepang. "Anggota G7 akan berusaha mengembangkan solusi untuk memotong pendapatan Rusia dari hidrokarbon sambil mengamankan stabilitas di pasar energi global dan mengurangi dampak ekonomi negatif," tambah pernyataan itu.

Disebutkan juga bahwa Rusia telah menggunakan ekspor energinya sebagai senjata. Kelompok G7 menegaskan, mereka akan memastikan Moskow tidak "mengeksploitasi" posisinya sebagai produsen energi "untuk mendapatkan keuntungan dari agresinya dengan mengorbankan negara-negara yang rentan."

Dilansir Forbes, pendapatan ekspor minyak Rusia meningkat sebesar USD700 juta secara Month on Month (MoM) untuk mencapai lebih dari USD20 miliar pada bulan Juni. Raihan itu 40% di atas rata-rata tahun lalu imbas lonjakan harga, seperti disampaikan badan energi internasional (IEA) bulan lalu.



Angka itu terjadi meskipun ekspor minyak Rusia cenderung turun 250.000 barel menjadi mencapai 7,4 juta barel pada Juni, level terendah sejak Agustus lalu.

AS dan negara-negara Barat telah menjatuhkan sanksi luas pada Rusia setelah invasinya ke Ukraina, tetapi konsumen minyak utama China dan India meningkatkan impor barel Rusia yang didiskon ke level rekor.

Pada bulan Juni, Rusia mempertahankan posisinya sebagai pemasok minyak paling besar ke China selama dua bulan berturut-turut, lantaran harga diskon telah memikat pembeli China. Impor minyak Rusia oleh China mencapai 7,29 juta ton, naik hampir 10% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

IEA sendiri memperkirakan permintaan minyak global akan tumbuh menjadi 99,4 juta barel per hari (mbpd) pada 2022, lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya. Tetapi masih 1 juta barel di bawah level 2019.

Sementara itu, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) memproyeksikan permintaan minyak dunia akan naik 3,36 mbpd pada 2022 sebelum turun menjadi 2 mbpd atau kurang pada 2023.

Minyak mentah Brent untuk kontrak Oktober naik 0,67% menjadi USD100,70 per barel pada perdagangan 2 Agustus. Sedangkan Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman September naik 0,62% untuk mencapai level USD94,47 per barel untuk periode yang sama.

(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1995 seconds (0.1#10.140)