5 Pengusaha Keturunan Tionghoa Terkaya di Indonesia, Hartanya Bikin Melongo
loading...
A
A
A
Dia juga menyiapkan pabrik dengan kapasitas 20 ribu ton teh. Tak lantas puas berbisnis kelapa sawit dan teh, Eka juga merambah bisnis bank. Dia kemudian membeli Bank Internasional Indonesia (BII) dengan aset mencapai Rp13 miliar.
Eka lantas merambah ke bisnis kertas. Dia membeli PT Indah Kiat yang bisa memproduksi hingga 700 ribu pulp per tahun dan bisa memproduksi kertas hingga 650 ribu per tahun.
Kemudian ia melebarkan sayap bisnisnya di bidang real estat dan sukses dengan bendera Sinar Mas Group, yang merupakan salah satu konglomerat pada masa Orde Baru. Eka juga membangun ITC Mangga Dua, Green View apartemen yang berada di Roxy, Ambassador di Kuningan, dan sejumlah properti lainnya.
Saat ini Sinar Mas memiliki banyak lini bisnis, mulai dari bidang kertas, real estat, jasa keuangan, kesehatan, agribisnis dan telekomunikasi. Empat putra tertua Widjaja mengawasi kekaisaran yang ia bangun, sementara yang lain telah membangun bisnis mereka sendiri.
3. Anthoni Salim
Pada posisi ketiga ada Anthoni Salim dengan kekayaan USD8,5 miliar setara Rp121,45 triliun. Ia memimpin Salim Group, dengan beragan investasi di bidang makanan, ritel, perbankan, telekomunikasi hingga energi.
Salim adalah CEO Indofood dengan pendapatan sebesar USD5,8 miliar yang merupakan salah satu pembuat mie instan terbesar di dunia.
Ia juga memiliki saham di perusahaan investasi Yang terdaftar di Hong Kong First Pacific dengan aset USD27 miliar di enam negara. Anthoni adalah anak bungsu dari tiga bersaudara dari almarhum Liem Sioe Liong, seorang taipan yang selama beberapa dekade sangat dekat dengan Presiden Soeharto.
Pada tahun 1998, tepat setelah Suharto jatuh dari kekuasaan, Salims kehilangan Bank Central Asia (BCA). Keluarga Hartonos, yang sekarang menjadi keluarga terkaya, menguasainya bertahun-tahun kemudian.
4. Prajogo Pangestu
Eka lantas merambah ke bisnis kertas. Dia membeli PT Indah Kiat yang bisa memproduksi hingga 700 ribu pulp per tahun dan bisa memproduksi kertas hingga 650 ribu per tahun.
Kemudian ia melebarkan sayap bisnisnya di bidang real estat dan sukses dengan bendera Sinar Mas Group, yang merupakan salah satu konglomerat pada masa Orde Baru. Eka juga membangun ITC Mangga Dua, Green View apartemen yang berada di Roxy, Ambassador di Kuningan, dan sejumlah properti lainnya.
Saat ini Sinar Mas memiliki banyak lini bisnis, mulai dari bidang kertas, real estat, jasa keuangan, kesehatan, agribisnis dan telekomunikasi. Empat putra tertua Widjaja mengawasi kekaisaran yang ia bangun, sementara yang lain telah membangun bisnis mereka sendiri.
3. Anthoni Salim
Pada posisi ketiga ada Anthoni Salim dengan kekayaan USD8,5 miliar setara Rp121,45 triliun. Ia memimpin Salim Group, dengan beragan investasi di bidang makanan, ritel, perbankan, telekomunikasi hingga energi.
Salim adalah CEO Indofood dengan pendapatan sebesar USD5,8 miliar yang merupakan salah satu pembuat mie instan terbesar di dunia.
Ia juga memiliki saham di perusahaan investasi Yang terdaftar di Hong Kong First Pacific dengan aset USD27 miliar di enam negara. Anthoni adalah anak bungsu dari tiga bersaudara dari almarhum Liem Sioe Liong, seorang taipan yang selama beberapa dekade sangat dekat dengan Presiden Soeharto.
Pada tahun 1998, tepat setelah Suharto jatuh dari kekuasaan, Salims kehilangan Bank Central Asia (BCA). Keluarga Hartonos, yang sekarang menjadi keluarga terkaya, menguasainya bertahun-tahun kemudian.
4. Prajogo Pangestu