30 Juta UMKM Target Go Digital 2024, Industri Telekomunikasi Butuh Dukungan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan 30 juta pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk Go Digital . Dari target tersebut, saat ini telah ada 19 juta UMKM yang sudah bergabung di ekosistem digital.
Mengenai hal itu, Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai bahwa angka tersebut bisa tercapai. Namun yang terpenting bukan angka, melainkan keberlanjutan pelaku usaha dalam memanfaatkan platform digital.
Dirinya pun mengungkapkan sejumlah tantangan agar UMKM bisa go digital. Salah satunya adalah sumber daya manusia (SDM) yang kurang memiliki kemampuan untuk memanfaatkan teknologi.
"UMKM itu sebagian didominasi oleh baby boomers atau Gen X yang adaptif digital masih rendah, jadi bagaimana pendampingan dari kementerian, pemerintah daerah, BUMN untuk mempercepat adopsi digital pada UMKM," terang dia, Rabu (17/8).
"Jadi misal UMKM itu diberitahu bahwa kalau pakai QRIS tuh lebih efisien, pencatatannya jadi lebih baik, harus terus menerus sosialisasi, ada edukasi digital," sambungnya.
Selanjutnya adalah masih minimnya akses untuk pengadaan barang dan jasa melalui UMKM. Padahal pemerintah memiliki target 40% barang dan jasa berasal dari UMKM.
"Harus ada keberpihakan, misalnya regulasi untuk platform e-commerce sehingga dia bisa lebih menyerap lagi produk UMKM, itu juga akan banyak UMKM masuk ke sistem digital," ucap Bhima.
Untuk tantangan utamanya, kata dia adalah soal infrastruktur yang masih belum memadai. "Salah satunya adalah infrastruktur internet , ini terutama di wilayah pedesaan gap-nya masih cukup melebar," ungkapnya.
Mengenai hal itu, Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai bahwa angka tersebut bisa tercapai. Namun yang terpenting bukan angka, melainkan keberlanjutan pelaku usaha dalam memanfaatkan platform digital.
Dirinya pun mengungkapkan sejumlah tantangan agar UMKM bisa go digital. Salah satunya adalah sumber daya manusia (SDM) yang kurang memiliki kemampuan untuk memanfaatkan teknologi.
"UMKM itu sebagian didominasi oleh baby boomers atau Gen X yang adaptif digital masih rendah, jadi bagaimana pendampingan dari kementerian, pemerintah daerah, BUMN untuk mempercepat adopsi digital pada UMKM," terang dia, Rabu (17/8).
"Jadi misal UMKM itu diberitahu bahwa kalau pakai QRIS tuh lebih efisien, pencatatannya jadi lebih baik, harus terus menerus sosialisasi, ada edukasi digital," sambungnya.
Selanjutnya adalah masih minimnya akses untuk pengadaan barang dan jasa melalui UMKM. Padahal pemerintah memiliki target 40% barang dan jasa berasal dari UMKM.
"Harus ada keberpihakan, misalnya regulasi untuk platform e-commerce sehingga dia bisa lebih menyerap lagi produk UMKM, itu juga akan banyak UMKM masuk ke sistem digital," ucap Bhima.
Untuk tantangan utamanya, kata dia adalah soal infrastruktur yang masih belum memadai. "Salah satunya adalah infrastruktur internet , ini terutama di wilayah pedesaan gap-nya masih cukup melebar," ungkapnya.