Krisis Listrik China, The Bund Landmark Kota Shanghai Gelap Gulita

Selasa, 23 Agustus 2022 - 03:59 WIB
loading...
Krisis Listrik China, The Bund Landmark Kota Shanghai Gelap Gulita
The Bund yang merupakan lokasi ikonik di Kota Shanghai, China tidak akan dinyalakan selama dua malam untuk menghemat daya. Foto/Dok
A A A
SHANGHAI - The Bund yang merupakan lokasi ikonik di Kota Shanghai , China tidak akan dinyalakan selama dua malam untuk menghemat daya. Hal ini disampaikan oleh pejabat setempat terkait krisis energi yang terjadi

Daerah di tepi laut yang terkenal dengan pemandangan jejeran gedung bertingkat perpaduan bangunan bersejarah dan futuristik menjadi tujuan wisata yang populer.



Sementara itu pada tempat lain di China, pusat manufaktur di provinsi Sichuan mengatakan kepada BBC bahwa mereka telah dilanda pemadaman listrik . Sebagian besar wilayah pada ekonomi terbesar kedua di dunia menghadapi kekeringan parah usai diterpa gelombang panas yang belum pernah terjadi.

Dalam sebuah pemberitahuan pada hari Minggu, Biro Administrasi Lansekap dan Penampilan Kota Shanghai mengatakan bangunan di Bund, yang terletak di sepanjang sungai terbesar di kota itu, tidak akan dinyalakan pada hari Senin dan Selasa.

"Kami meminta maaf atas ketidaknyamanan yang mungkin ditimbulkannya," katanya dalam pemberitahuan itu.

China mengeluarkan peringatan kekeringan nasional pertamanya tahun ini pada pekan lalu, setelah beberapa daerah-daerah termasuk Shanghai di wilayah Delta Yangtze dan Sichuan di barat daya China mengalami panas ekstrem selama berminggu-minggu.

'Peringatan kuning' adalah tingkat paling parah ketiga pada skala resmi. Para pejabat di provinsi Sichuan, di mana suhu telah melebihi 40C (104F), mengatakan dalam sebuah pernyataan baru-baru ini bahwa kenaikan suhu dan curah hujan yang rendah, bersama dengan meningkatnya permintaan untuk AC, telah menyebabkan kekurangan daya.



Provinsi itu kemudian memperpanjang langkah-langkah penghematan listriknya hingga lima hari hingga Kamis, menurut laporan media. Ini membatasi beberapa bisnis industri untuk mendapatkan daya listrik.

Produsen mobil Jerman, Volkswagen mengatakan kepada BBC bahwa pabriknya di Chengdu - yang merupakan ibu kota Sichuan - telah ditutup. Seorang juru bicara Volkswagen mengatakan, perusahaan mempersiapkan bakal ada "sedikit penundaan" dalam pengiriman yang diyakini bakal pulih "dalam waktu dekat".

"Kami sedang memantau situasi dan berada dalam pertukaran yang erat dengan pemasok kami," tambah juru bicara itu.

Pemasok Apple Foxconn, yang juga menutup pabriknya di Sichuan mengatakan, dampak pada produksinya saat ini "tidak signifikan". Sementara itu, raksasa otomotif Jepang Toyota mengungkapklan, bahwa mereka secara bertahap melanjutkan produksi di Sichuan dengan "memanfaatkan pembangkit listrik internal".

Dampak pemadaman listrik kemungkinan tidak akan berlangsung lama, demikian ungkap Chenyu Wu, seorang analis asosiasi untuk Tiongkok dan Asia Utara di konsultan Control Risks.

"Upaya lokal untuk menghemat daya dan meningkatkan pembangkit, kemungkinan akan membantu mengurangi situasi kekurangan listrik dalam beberapa minggu mendatang. Terutama diharapkan gelombang panas bakal berakhir," katanya.

Pihak berwenang telah bergerak untuk mendorong curah hujan di beberapa bagian China tengah dan barat daya di tengah gelombang panas, yang menjadi terpanjang dalam catatan negara itu.

(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2100 seconds (0.1#10.140)