Kemitraan Usaha Besar dan UMKM Minimalisir Persaingan Usaha Tidak Sehat
loading...
A
A
A
BANYUMAS - Sinergi antara usaha besar dengan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah ( UMKM ) sangat efektif dalam meminimalisir timbulnya persaingan usaha yang tidak sehat. Kemitraan dilakukan atas dasar saling memerlukan, mempercayai, memperkuat dan menguntungkan
Demikian disampaikan Anggota Komisi VI FPKB DPR RI, Siti Mukaromah dalam kegiatan sosialisasi “Peran Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) dalam Mensinergikan Usaha Besar dengan UMKM” yang berlangsung di Banyumas, Minggu (28/8).
“Ada beberapa bentuk kemitraan, antara lain penyediaan lokasi usaha yang dikhususkan untuk UMKM, kerjasama dengan sistem bagi hasil ataupun franchise, kerjasama dalam rantai distribusi ataupun dalam rantai produksi dan sebagainya,” tambah Erma.
Komisioner Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), M. Afif Hasbullah menambahka,n bahwa dalam hal kemitraan tersebut, KPPU mengawasi bagaimana agar dalam kemitraan ini tidak timbul persaingan usaha yang tidak sehat.
“Kami mengawasi jangan sampai ada monopoli, kartel, jangan sampai ada persaingan usaha yang tidak sehat. Kalau tidak dikawal dan diawasi maka yang lemah menjadi kalah. Dia akan dimiliki, dikendalikan oleh para pelaku usaha besar. Sehingga banyak sekali kebijakan pemerintah yang tidak dijalankan,” paparnya.
Menurutnya, untuk mensosialisasikan hal ini, KPPU juga kerjasama dengan pengurus Nahdlatul Ulama untuk membuat fiqih bagaimana berwirausaha.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT), Abdul Halim Iskandar yang juga hadir dalam acara tersebut menambahkan, bahwa dalam membangun sinergi usaha besar dengan UMKM, Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) merupakan organisasi yang strategis. “Tumbuh dan berkembangnya UMKM yang kita upayakan semaksimal mungkin,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua ISNU, Nurul Anwar menanggapi keluhan salah satu peserta bahwa UMKM sangat sulit bangkit paska pandemi, menilai bahwa strategi UMKM harus tepat agar bisa diterima oleh pasar. Tidak hanya tampilan, tapi juga pasar. Dari ISNU dapat dibangun ekosistem yang bisa membantu UMKM dalam mengemas produk. Namun akhirnya kualitas produk dan harga juga sangat menentukan laku atau tidaknya sebuah produk.
Demikian disampaikan Anggota Komisi VI FPKB DPR RI, Siti Mukaromah dalam kegiatan sosialisasi “Peran Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) dalam Mensinergikan Usaha Besar dengan UMKM” yang berlangsung di Banyumas, Minggu (28/8).
“Ada beberapa bentuk kemitraan, antara lain penyediaan lokasi usaha yang dikhususkan untuk UMKM, kerjasama dengan sistem bagi hasil ataupun franchise, kerjasama dalam rantai distribusi ataupun dalam rantai produksi dan sebagainya,” tambah Erma.
Komisioner Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), M. Afif Hasbullah menambahka,n bahwa dalam hal kemitraan tersebut, KPPU mengawasi bagaimana agar dalam kemitraan ini tidak timbul persaingan usaha yang tidak sehat.
“Kami mengawasi jangan sampai ada monopoli, kartel, jangan sampai ada persaingan usaha yang tidak sehat. Kalau tidak dikawal dan diawasi maka yang lemah menjadi kalah. Dia akan dimiliki, dikendalikan oleh para pelaku usaha besar. Sehingga banyak sekali kebijakan pemerintah yang tidak dijalankan,” paparnya.
Menurutnya, untuk mensosialisasikan hal ini, KPPU juga kerjasama dengan pengurus Nahdlatul Ulama untuk membuat fiqih bagaimana berwirausaha.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT), Abdul Halim Iskandar yang juga hadir dalam acara tersebut menambahkan, bahwa dalam membangun sinergi usaha besar dengan UMKM, Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) merupakan organisasi yang strategis. “Tumbuh dan berkembangnya UMKM yang kita upayakan semaksimal mungkin,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua ISNU, Nurul Anwar menanggapi keluhan salah satu peserta bahwa UMKM sangat sulit bangkit paska pandemi, menilai bahwa strategi UMKM harus tepat agar bisa diterima oleh pasar. Tidak hanya tampilan, tapi juga pasar. Dari ISNU dapat dibangun ekosistem yang bisa membantu UMKM dalam mengemas produk. Namun akhirnya kualitas produk dan harga juga sangat menentukan laku atau tidaknya sebuah produk.
(akr)