Berkat Transformasi Bisnis, Perusahaan-perusahaan Ini Tetap Moncer Saat Pandemi

Jum'at, 02 September 2022 - 20:10 WIB
loading...
Berkat Transformasi...
Transformasi bisnis menjadi keniscayaan bagi sebuah perusahaan di era digital dan pandemi Covid-19 agar tetap survive. Ilustrasi Foto/pexels/fauxel
A A A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 yang menghantam sejak awal 2020 membuat banyak sektor terpuruk bahkan tak sedikit yang gulung tikar.

Namun, bagi mereka yang lincah dan bergerak cepat melakukan terobosan dan transformasi, kondisi bisnis bisa bertahan bahkan bisa jadi lebih baik dari sebelum pandemi.

Hal itu mengemuka dalam webinar ‘Conference & Virtual Awarding Indonesia Best Business Transformation Award 2022’ yang digelar SWA Media Group pada Rabu (31/8). Webinar tersebut merupakan bagian dari ajang ‘Indonesia Best Business Transformation Award 2022’ yang berhasil menjaring 18 perusahaan sebagai finalis.

Perusahaan tersebut di antaranya Dharma Polimetal, Bank Mandiri, Bahtera Adi jaya, PLN, Pos Indonesia, Petrokimia Gresik, Pupuk Indonesia, Bank Maybank, Nojorono, Great Eastern Life, DV Medika dan Indocement.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, pada tahun 2021 saat dalam kondisi pandemi, PLN mampu membukukan laporan keuangan terbaik dalam sejarah PLN. Dalam 2,5 tahun terakhir atau selama pandemi, perseroan juga mampu membayar utang Rp62,5 triliun.

“Sehingga, kami bisa mengurangi opex sebesar Rp7 triliun saja di 2021. Dalam kondisi Covid kami juga mampu meningkatkan pembayaran pajak sebesar Rp5 triliun, menurunkan biaya pokok produksi sebesar Rp30, meningkatkan demand dan menurunkan cost. Ada apa dibalik itu? jawabannya adalah adanya transformasi PLN,” ujarnya, dikutip Jumat (2/9/2022).



Menurut Darmawan, transformasi dilakukan secara menyeluruh dan ini mengharuskan perubahan cara berfikir, cara bekerja, hingga proses bisnis. Dalam hal ini, transformasi digital menjadi salah satu kunci yang membuat bisnis perseroan negara tersebut menjadi lebih efisien dan cepat.

“Hal yang berbelit-belit, sulit, kompleks dan panjang kita bongkar, ringkas dan sederhanakan dan dalam proses itu kita bangun juga platform digital sehingga prosesnya lebih cepat, singkat, mudah,” tukasnya.

Darmawan mengungkapkan, layanan pelanggan kini lebih baik dengan dibangunnya ekosistem PLN Mobile yang sudah diunduh 26,4 juta pelanggan.

“Dengan digitalisasi kita membuat ekosistem di mana pelayanan pelanggan ini bisa berjalan baik. Kemudian juga digital procurement. Efisiensinya sampai Juni 2022 sudah ada Rp2,3 triliun dan diperkirakan ke depannya akan meningkat bisa Rp10-12 triliun,” bebernya.

Keberhasilan meraih kinerja positif di tengah pandemi juga terjadi di PT Dharma Polimetal Tbk yang fokus memproduksi komponen sepeda motor dan mobil serta menjadi salah satu supplier industri otomotif ternama di Indonesia. Direktur Utama PT Dharma Polimetal Tbk Irianto Santoso mengatakan, performa bisnis perseroan bahkan lebih baik dibanding sebelum pandemi.

“Kami bersyukur bisa melalui pandemi, bahkan performance jauh lebih baik dibanding sebelum pandemi. Walaupun industri otomotif sebetulnya baru 80% (pulih) dibanding 2019, tapi performa kami lebih baik dan rasanya tahun ini juga akan lebih baik lagi dibanding 2021,” ungkapnya.



Dia menambahkan, kesuksesan dalam mempertahankan bisnis tak lepas dari visi perseroan untuk senantiasa menampilkan karya yang lebih baik dalam situasi apapun.

Sementara itu, PT Bahtera Adi Jaya dalam melakukan transformasi bisnis selalu menyentuh aspek pengelolaan SDM terlebih dulu, setelah itu membenahi aspek lain.

“Kami meyakini bahwa transformasi harus dimulai dari SDM, baru kemudian bidang lain, agar efektif,” kata Business GM PT Bahtera Adi Jaya Daniel Hutomo.

Selain mentransformasi SDM, Bahtera Adi Jaya membenahi perusahaan dari aspek teknologi, struktur organisasi, dan layanan. Tak hanya itu, perseroan juga mengubah cara pemasaran, yaitu dengan lebih mengedepankan pendekatan solusi.

Terkait transformasi bisnis, Elvyn G Masassya selaku Juri ‘Indonesia Best Business Transformation Award 2022’ menyatakan bahwa program transformasi yang sukses biasanya tidak bisa bersifat parsial, tetapi menyeluruh di semua elemen korporasi.

Pada hakikatnya, kata dia, transformasi adalah mengubah arah perusahaan, mengubah bisnis model, proses bisnis, sehingga butuh semua elemen bergerak.



Elia Massa Manik yang juga menjadi juri di ajang yang sama mengatakan, Pos Indonesia layak diapresiasi karena mampu mengubah model bisnis dengan lebih ekstrem, dan pendekatan pada customer menjadi kata kuncinya.

Lebih dari itu, perusahaan pelat merah ini berhasil melakukan utilisasi seluruh aset yang terserak di seluruh Indonesia dengan program kolaborasi bisnis, serta menjalankan program digitalisasi yang masif sehingga layanan aplikasi digitalnya sudah setara dengan perusahaan besar lainnya.

Cakupan layanan produknya juga menyasar pasar yang lebih luas. Tidak saja pada produk existing yang menjadi konsumsi masyarakat kecil, tapi juga penetrasi pada produk premium di segmen pasar high-end.

“Pos Indonesia melakukan turnaround terlebih dulu, setelah itu bertransformasi di dalam model bisnisnya. Manajemen Pos Indonesia luar biasa hebat karena hal ini tidak mudah,” tukasnya.

“Ketika melakukan turnaround dari kondisi mau bangkrut sampai mulai bernafas, pada saat yang sama mereka membuat produk dan layanan yang baru,” imbuh Elia.

Lebih lanjut, Elia pun berpesan bahwa lebih baik mulai bertransformasi ketika perusahaan masih dalam kondisi sehat atau tidak dalam distressed dan jadikan transformasi sebagai kultur perubahan yang terus-menerus.

“Transformasi akan berhasil bila dirancang secara tajam dan komprehensif, dikelola dan dikoordinasikan secara khusus oleh tim change management, dan didukung penuh oleh pemegang saham,” imbuh Zulkifli Zaini yang juga menjadi juri.
(ind)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1747 seconds (0.1#10.140)