Erick Thohir Sebut Tidak Ada Kenaikan Harga BBM, Tapi Pengurangan Subsidi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menilai, tidak ada kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax, Pertalite, dan Solar. Proses penyesuaian harga bahan bakar disebutnya sebagai pengurangan subsidi BBM .
Kenaikan harga BBM pun dipahami sebagai penyesuaian harga pasar atau keekonomian, seiring dengan dinamika harga minyak mentah dunia. Erick mencatat, bila harga minyak mentah dunia menurun hingga di kisaran USD75 per barel hingga USD65 per barel, maka kenaikan harga BBM sudah sesuai harga pasar.
"Memang kita suka atau tidak suka dengan harga minyak yang sekarang masih USD95 per barel, tadi saya lihat turun USD90 per barel, kalau tidak salah. Kalau ini turun ke USD75 per barel - USD65 per barel, ya Alhamdulillah berarti harga yang sudah kita lakukan sekarang ini sudah harga pasar, subsidinya akan menurun. Ini kan masalahnya bukan poinnya kenaikan harga, tapi mengurangi subsidinya," ungkap Erick Thohir di Jakarta.
Meski menolak adanya kenaikan harga BBM, Erick memastikan pemerintah kembali merevisi ulang harga bahan bakar, bila harga minyak mentah dunia kembali stabil atau menurun.
"Nah pertanyaannya kalau harga BBM turun, ya pasti ada revisi harga. Tidak mungkin Pertamina mencari keuntungan sebesar-besarnya ketika rakyat susah, nggak mungkin," katanya.
Menurut dia, penurunan harga BBM Pertamax ke depannya tergantung juga pada nilai subsidi yang diberikan oleh pemerintah atau selisih harga. "Pasti ada revisi, tapi kan tergantung berapa nilai subsidi yang masih diberikan, kalau hari ini Pertamax Rp2.500," ucap Erick.
Namun demikian, Mantan Bos Klub Inter Milan ini akan tetap memberikan keringan bagi pelaku usaha kecil agar bisa mendapatkan BBM yang terjangkau. Misalnya, pihaknya bekerja sama dengan Kementerian lain untuk memberikan program kepada koperasi nelayan agar mendapatkan BBM murah.
"Bapak Presiden nelpon tolong pikirkan buat yang petani juga. Saya bilang oke, tunggu pak yang nelayan aja baru minggu depan di Cilacap. Nah yang petani pasti kita pikirkan juga, BBM tepat sasaran harus dilakukan," pungkas dia.
Kenaikan harga BBM pun dipahami sebagai penyesuaian harga pasar atau keekonomian, seiring dengan dinamika harga minyak mentah dunia. Erick mencatat, bila harga minyak mentah dunia menurun hingga di kisaran USD75 per barel hingga USD65 per barel, maka kenaikan harga BBM sudah sesuai harga pasar.
"Memang kita suka atau tidak suka dengan harga minyak yang sekarang masih USD95 per barel, tadi saya lihat turun USD90 per barel, kalau tidak salah. Kalau ini turun ke USD75 per barel - USD65 per barel, ya Alhamdulillah berarti harga yang sudah kita lakukan sekarang ini sudah harga pasar, subsidinya akan menurun. Ini kan masalahnya bukan poinnya kenaikan harga, tapi mengurangi subsidinya," ungkap Erick Thohir di Jakarta.
Meski menolak adanya kenaikan harga BBM, Erick memastikan pemerintah kembali merevisi ulang harga bahan bakar, bila harga minyak mentah dunia kembali stabil atau menurun.
"Nah pertanyaannya kalau harga BBM turun, ya pasti ada revisi harga. Tidak mungkin Pertamina mencari keuntungan sebesar-besarnya ketika rakyat susah, nggak mungkin," katanya.
Menurut dia, penurunan harga BBM Pertamax ke depannya tergantung juga pada nilai subsidi yang diberikan oleh pemerintah atau selisih harga. "Pasti ada revisi, tapi kan tergantung berapa nilai subsidi yang masih diberikan, kalau hari ini Pertamax Rp2.500," ucap Erick.
Namun demikian, Mantan Bos Klub Inter Milan ini akan tetap memberikan keringan bagi pelaku usaha kecil agar bisa mendapatkan BBM yang terjangkau. Misalnya, pihaknya bekerja sama dengan Kementerian lain untuk memberikan program kepada koperasi nelayan agar mendapatkan BBM murah.
"Bapak Presiden nelpon tolong pikirkan buat yang petani juga. Saya bilang oke, tunggu pak yang nelayan aja baru minggu depan di Cilacap. Nah yang petani pasti kita pikirkan juga, BBM tepat sasaran harus dilakukan," pungkas dia.
(akr)