Rusia Ancam Membiarkan Eropa Membeku Saat Musim Dingin, Jika...

Senin, 12 September 2022 - 18:20 WIB
loading...
A A A
Tagihan energi telah meroket sejak Rusia menginvasi Ukraina pada akhir Februari dan Barat merespons dengan rentetan sanksi ekonomi.

Energi Terbarukan Dibutuhkan 'Lebih Cepat dari Sebelumnya'

"Kami menghadapi situasi yang luar biasa, bukan hanya karena Rusia adalah pemasok yang tidak dapat diandalkan, seperti yang telah kami saksikan selama beberapa hari, minggu dan bulan terakhir. Tetapi juga karena Rusia secara aktif memanipulasi pasar gas," kata von der Leyen dalam sebuah pernyataannya.

"Saya sangat yakin bahwa dengan persatuan kita, tekad kita, solidaritas kita, kita akan menang," tambahnya.

Anggota parlemen Uni Eropa telah berulang kali menuduh Rusia menggunakan ekspor energi sebagai alat untuk menaikkan harga komoditas dan menabur ketidakpastian di seluruh blok. Moskow sendiri membantah telah menggunakan energi sebagai senjata.

Pekan lalu, raksasa energi milik negara Rusia, Gazprom mengklaim ada kebocoran minyak sehingga membuatnya mengambil langkah penutupan pipa gas Nord Stream 1 tanpa batas waktu, yang menghubungkan Rusia ke Jerman melalui Laut Baltik.

Namun, Kremlin sejak itu mengatakan bahwa dimulainya kembali pasokan gas ke Eropa sepenuhnya tergantung pada UE jika mencabut sanksi ekonominya terhadap Moskow.

"Saya pikir apa yang telah ditunjukkan oleh krisis energi ini adalah bahwa kita membutuhkan energi terbarukan dan transisi energi hijau lebih cepat dari sebelumnya," kata Deepa Venkateswaran, analis senior Utilitas Eropa di Bernstein, kepada "Squawk Box Europe" CNBC..

"Pada titik ini, energi terbarukan tidak pernah (sebanyak ini) lebih murah daripada harga grosir, yang didorong oleh harga gas dan bahan bakar fosil," tambahnya.

Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1983 seconds (0.1#10.140)