Begini Strategi Penyedia Internet dan TV Satelit Menambah Jumlah Pelanggan Saat WFH

Kamis, 02 Juli 2020 - 15:51 WIB
loading...
Begini Strategi Penyedia...
kerja di rumah berkah untuk penyedia internet dan tv satelit. Foto:SINDONews
A A A
JAKARTA - Bekerja di rumah alias work from home (WFH) kini jadi kebiasaan baru. WFH muncul sebagai upaya untuk memutus rantai penyebaran virus Covid 19, dengan membatasi aktifitas di luar rumah. Sehingga bekerja, sekolah dan beribadah pun dilakukan dari rumah.

Bagi perusahaan penyedia jaringan kabel internet dan televisi satelit, WFH jadi berkah tersendiri. Pelanggan bertambah, trafik penggunaan internet juga ikut melonjak. Ini otomatis mendongkrak pendapatan dan laba perusahaan. Kedatangan virus Corona malah jadi momentum perusahaan untuk mengembangkan strategi demi menambah jumlah pelanggan (subscribes) sekaligus mempertebal pundi-pundi pendapatan.

Hal itu bisa dilihat dari kinerja emiten yang bergerak di bisnis penyedia jasa internet dan TV Sateleit . Contohnya saja PT Link Net Tbk. (LINK). Selama Mei lalu LINK mampu menambah 130.210 home passes,hingga kini totalnya menjadi 2,6 juta home passes. Istilah homes passes digunakan untuk menunjukkan jumlah rumah yang dilewati oleh jalur jaringan internet fiber yang dipasang perusahaan.

Dari sisi jumlah pelanggan, menurut CEO & President Director Link Net, Marlo Budiman, tercatat selama kurun waktu 15 Maret 2020 hingga awal Juni, jumlah pelangan naik 40%. Seperti diketahui mulai 15 Maret merupakaan masa pemberlakuan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang memaksa karyawan dan pelajar untuk bekerja dan belajar dari rumah. Dalam periode yang sama trafik penggunaan internet juga melonjak hingga 47%. Penggunaan layanan video on demand Netflix juga naik 140%, kemudian Youtube naik 33%, dan Google juga naik 33%.

Sebagai gambaran selama bulan Mei, jumlah pelanggan Link Net bertambah sekitar 31.700. Sehingga pada akhir Mei jumlah total pelanggan mencapai lebih dari 743.400 pelanggan. Bertambahnya jumlah pelanggan baru ini juga buah dari strategi ekspansi yang dilakukan perseroan.

Selama pandemi Link Net melebarkan bisnisnya ke tujuh kota baru. Cirebon,Cikampek, Purwakarta, Tegal, Madiun dan Kediri. Sekitar 32% pelanggan baru tersebut berasal dari kota-kota yang baru dilayani oleh Link Net.

Ekspansi bisnis ini memang mulai menunjukkan hasil. Selain pelanggan yang bertambah pendapatan persoran juga naik. Di kuaratal I-2020, pendapatan perusahaan naik 7.57%. Dari Rp891,47 miiar di kuartal I-2019 menjadi Rp958,99 miliar di kuartal I-2020.

Pendapatan sebesar itu, bersumber dari pendapatan biaya berlangganan dari layanan broadband internet dan jaringan Rp562,51 miliar, biaya berlangganan dari layanan televisi kabel Rp350,692 miliar, dan pandapatan lain-lain Rp45,78 miliar.
Sayang, peningkatan pendapatan ini dibarengi juga dengan meningkatnya biaya operasional perusahaan, sehingga beban pokok pendapatan juga naik. Akibatnya laba perusahaan malah menyusut 25,2%. Dari Rp264,29 miliar pada kuartal I/2019 menjadi Rp197,70 pada kuartal I-2020.

Meski demikian melihat perkambangan jumlah pelanggan yang naik signifikan, Marlo Budiman optimistis, perseroan bakal mampu meningkatkan pendapatan hingga dobel digit dibandingkan tahun lalu. Adapun, pada 2019 lalu LINK mampu membukukan pendapatan Rp3,75 triliun,hanya naik 1% dibandingkan pendapatan di 2018 sebesar Rp3,72 triliun.

Peningkatan pendapatan juga diperlihatkan oleh PT MNC Vision Networks Tbk (IPTV). Perusahaan yang tergabung dalam MNC Group ini mampu membukukan pertumbuhan pendapatan konsolidasi sebesar 10% secara year on year pada kuartal I-2020. Berdasarkan publikasi resmi perseroan, perseroan meraup pendapatan Rp842,7 miliar, naik dibandingkan pendapatan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp764,7 miliar.

Kontributor utama terhadap total pendapatan masih berasal dari segmen layanan direct to home (DTH) atau layanan tv satelit. Jumlah tersebut mewakili 77% dari total pendapatan konsolidasi pada kuartal I/2020. Segmen ini tumbuh 16% menjadi Rp651,5 miliar. Adapun pendapatan dari segmen digital, IPTV, dan broadband juga tumbuh signifikan sebesar 20% menjadi Rp220 miliar.
Di Kuartal I-2020 EBITDA yang berhasil dibukukan perseroan juga naik sebesar 19% menjadi Rp357,6 miliar. Sedangkan, laba bersih MNC Vision Networks tercatat sebesar Rp40,8 miliar.

Menurut Presiden Direktur PT MNC Vision Networks, Ade Tjendra, di tengah situasi pandemi Covid-19, bisnis inti perseroan memiliki posisi yang unik, kuat, dan terus berkelanjutan. Kondisi keuangan sangat baik. Kinerja semua anak perusahaan berada dalam on track untuk mencapai target pendapatan dan pelanggan. “Saya berharap tahun 2020 ini berdampak positif untuk kami,” tuturnya.

Untuk mengantisiapsi pertumbuhan bisnis, emiten berkode IPTV ini tengah merancang injeksi modal melalui skema private placement sebanyak 3,52 miliar saham. Dana yang masuk dari aksi korporasi ini akan digunakan untuk memperkuat struktur modal serta mendukung pertumbuhan jumah pelanggan.

Sebagai informasi layanan internet dan TV Satelit yang berada di bawah IPTV, diantaranya MNC Vision, MNC Play dan K-Vision. Hingga kini jumlah subscribes dari MNC Vision sekitar 2,4juta, K-Visioan 2,9 juta dan MNC Play memiliki 290 ribu pelanggan dan 1,5 juta home passes.

Tulang Punggung

Pelanggan yang bertambah juga dinikmati oleh layanan fixed broadband IndiHome dari PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom). Selama empat bulan pertama tahun ini jumlah pelangganya naik 31,4% yoy menjadi 7,3 juta pelanggan. Dibandingkan di akhir 2019, saat itu jumlah pelanggan IndiHome baru mencapai 7 juta pelanggan. Baca Juga: IndiHome Optimis Meraup Kenaikkan Kinerja di 2020
Tidak hanya jumlah pelanggan yang meningkat, Indihome juga masih jadi tulang punggung Telkom dalam meraih pendapatan. Di kuartal I 2020 layanan fixed broadband IndiHome memberikan kontribusi yang cukup besar. Dari pendapatan konsolidasi Telkom di kuartal 1-2020 sebesar Rp34,19 triliun, sebesar Rp5,1 triliun merupakan kontribusi dari IndiHome. Dengan pendapatan sebesar itu IndiHome mencatatkan pertumbuhan sebesar 19,7% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Sebagai upaya meningkatkan jumlah pelanggannya,IndiHome telah mengeluarkan paket yang lebih terjangkau (affordable). Sehingga dapat menyasar segmen pelanggan yang lebih luas lagi guna meningkatkan penetrasi fixed broadband di Indonesia. Di samping itu, IndiHome juga terus berupaya untuk menambah layanan digital serta konten-konten yang menarik.

Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah menjelaskan, kondisi pandemi saat ini telah mengubah gaya hidup masyarakat yang ditandai dengan meningkatnya adopsi digital sebagai solusi pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Seperti untuk bekerja dari rumah, belajar dari rumah ataupun berbelanja kebutuhan sehari-hari. Hal ini menjadi peluang bagi perusahaan penyedia jaringan internet baik fixed maupun mobile untuk tetap berinvestasi guna meningkatkan kinerja perusahaan. Baca juga: Pola Konsumsi Konsumen Berubah, Teknologi Jadi Jembatan di Masa Pandemi
(eko)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1843 seconds (0.1#10.140)