Menteri Arifin Tasrif Beberkan Pertimbangan RI Belum Borong Minyak Murah Rusia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku tengah mempertimbangkan untuk membeli minyak mentah dari negara Rusia . Pertimbangan ini diambil karena Moskow menawarkan diskon besar-besaran, dimana harganya jauh lebih murah dibandingkan harga minyak mentah di pasar global.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif mengatakan, jika seandainya ingin membeli minyak mentah dari negara, untuk pertama dipastikan yakni minyak mentah murah tersebut ada atau tidak di pasaran minyak mentah dunia.
"Sekarang yang mau ngambil minyak murah kan banyak, nah ada enggak di pasar sekarang. Sekarang Rusia ada minyaknya, banyak tidak yang ngambil minyak Rusia, banyak kan!. China ngambil, terus pedagang ngambil enggak, nah pedagang ini yang bikin," kata Menteri Arifin saat ditemui Kementerian ESDM, Jumat (16/9/2022).
Arifin menuturkan, kelangkaan minyak mentah murah dari Rusia diakibatkan karena banyak pembeli yang minat terhadap minyak murah tersebut. "Belum ada yang beli, karena barangnya belum ada. Kalo ada minyak murah darimana saja dibeli dong," tuturnya.
Menteri ESDM melihat, bahwa jika Indonesia membeli minyak mentah dari Rusia akan mendapatkan kritikan dan sanksi dari negara-negara G7 yang beranggotakan Amerika Serikat, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, dan Prancis. Indonesia sendiri hadir sebagai negara mitra G7.
Hal ini dapat membuat negara G7 menolak produk-produk asal Republik Indonesia, sehingga memperlemah ekonomi nasional, dan mempersulit pencarian pasar baru. "Oh ada, itu yang harus diperhatiin juga, bukan Amerika, tapi G7," katanya.
Sebagaimana diketahui sejumlah negara di Asia beralih ke Rusia untuk mendapatkan minyak mentah dengan harga diskon di tengah harga energi global yang masih tinggi. Hal ini terjadi ketika negara-negara Barat berusaha mengurangi ketergantungan mereka pada energi Rusia.
India diketahui semakin banyak membeli minyak mentah Rusia, dan data pengapalan terbaru menunjukkan China juga makin banyak membeli minyak dari negara pimpinan Vladimir Putin. India dan China kini justru menjadi pembeli terbesar minyak Rusia.
Kedua negara Asia itu membeli lebih dari 50% dari semua kuota ekspor minyak lintas laut Rusia. Pada Maret 2022 saja, jumlah impor minyak gabungan China-India dari Rusia melampaui jumlah impor ke 27 negara anggota Uni Eropa.
Jenis minyak Rusia yang dibeli India dikenal sebagai Ural, yakni minyak mentah campuran yang biasa diekspor ke Eropa. Jumlahnya meningkat tajam sejak awal tahun ini. India mengimpor pula jenis minyak mentah Rusia yang disebut East Siberia Pasific Ocean (ESPO).
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif mengatakan, jika seandainya ingin membeli minyak mentah dari negara, untuk pertama dipastikan yakni minyak mentah murah tersebut ada atau tidak di pasaran minyak mentah dunia.
"Sekarang yang mau ngambil minyak murah kan banyak, nah ada enggak di pasar sekarang. Sekarang Rusia ada minyaknya, banyak tidak yang ngambil minyak Rusia, banyak kan!. China ngambil, terus pedagang ngambil enggak, nah pedagang ini yang bikin," kata Menteri Arifin saat ditemui Kementerian ESDM, Jumat (16/9/2022).
Arifin menuturkan, kelangkaan minyak mentah murah dari Rusia diakibatkan karena banyak pembeli yang minat terhadap minyak murah tersebut. "Belum ada yang beli, karena barangnya belum ada. Kalo ada minyak murah darimana saja dibeli dong," tuturnya.
Menteri ESDM melihat, bahwa jika Indonesia membeli minyak mentah dari Rusia akan mendapatkan kritikan dan sanksi dari negara-negara G7 yang beranggotakan Amerika Serikat, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, dan Prancis. Indonesia sendiri hadir sebagai negara mitra G7.
Hal ini dapat membuat negara G7 menolak produk-produk asal Republik Indonesia, sehingga memperlemah ekonomi nasional, dan mempersulit pencarian pasar baru. "Oh ada, itu yang harus diperhatiin juga, bukan Amerika, tapi G7," katanya.
Sebagaimana diketahui sejumlah negara di Asia beralih ke Rusia untuk mendapatkan minyak mentah dengan harga diskon di tengah harga energi global yang masih tinggi. Hal ini terjadi ketika negara-negara Barat berusaha mengurangi ketergantungan mereka pada energi Rusia.
India diketahui semakin banyak membeli minyak mentah Rusia, dan data pengapalan terbaru menunjukkan China juga makin banyak membeli minyak dari negara pimpinan Vladimir Putin. India dan China kini justru menjadi pembeli terbesar minyak Rusia.
Kedua negara Asia itu membeli lebih dari 50% dari semua kuota ekspor minyak lintas laut Rusia. Pada Maret 2022 saja, jumlah impor minyak gabungan China-India dari Rusia melampaui jumlah impor ke 27 negara anggota Uni Eropa.
Jenis minyak Rusia yang dibeli India dikenal sebagai Ural, yakni minyak mentah campuran yang biasa diekspor ke Eropa. Jumlahnya meningkat tajam sejak awal tahun ini. India mengimpor pula jenis minyak mentah Rusia yang disebut East Siberia Pasific Ocean (ESPO).
(akr)