Setahun Merger Pelindo Hadirkan Wajah Baru yang Efisien dan Produktif

Selasa, 20 September 2022 - 22:39 WIB
loading...
Setahun Merger Pelindo Hadirkan Wajah Baru yang Efisien dan Produktif
Suasana bongkar muar kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, beberapa waktu lalu. FOTO/Istimewa
A A A
JAKARTA - Pelabuhan menjadi pintu gerbang yang menentukan bagi kelancaran logistik di seluruh dunia. Di Indonesia, peran pelabuhan sangat vital, tak hanya untuk memperlancar distribusi barang dan pergerakan orang, namun lebih dari itu, pelabuhan merupakan ujung tombak tercapainya visi Indonesia sebagai poros maritim dunia yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo pada 2014 silam.

Sekitar 40% lalu lintas perdagangan dunia melewati perairan Indonesia. Ini berarti, posisi Indonesia sangat strategis dalam peta perdagangan dunia. Karenanya, pengembangan infrastruktur dan konektivitas maritim dengan membangun tol laut, deep seaport, logistik, industri perkapalan, dan pariwisata maritim merupakan langkah yang sangat penting.

PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) sebagai operator pelabuhan terbesar di Tanah Air memegang peran sangat penting bagi tercapainya visi Indonesia sebagai poros maritim dunia itu. Di pelabuhan yang dikelola Pelindo lah kegiatan distribusi barang antarpulau maupun kegiatan ekspor-impor terjadi dalam volume sangat besar.

Pelindo pun terus berbenah. Dahulu, kawasan pelabuhan dikenal sebagai salah satu kawasan yang ‘’menyeramkan’’. Hal itu lantaran banyaknya aksi kejahatan hingga premanisme. Dahulu, kawasan pelabuhan juga terkenal dengan kawasan yang berdebu, kumuh, macet, dan semrawut. Kini, suasananya berubah total, bersih dan rapih, di dalam maupun di luar kawasan pelabuhan.

Pelindo berhasil melakukan transformasi di segala aspek. Terlebih pascamerger, Beragam fasilitas dan peralatan kepelabuhanan pun semakin modern dan canggih dengan memanfaatkan dukungan Internet of Things (IoT).

“Ada banyak perubahan setelah merger menjadi satu Pelindo. Ada peningkatan standar, sinergi antar unit, kinerja sumber daya manusia (SDM) yang meningkat, juga peralatan yang semakin lengkap,”ujar Pakar Kemaritiman Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Raja Oloan Saut Gurning kepada Koran SINDO-Sindonews, kemarin.

Dia pun menilai, pascamerger, kinerja Pelindo semakin efisien dan produktif. Hal itu dibuktikan dengan meningkatnya kecepatan bongkar muat barang sebesar 30% di kawasan pelabuhan yang ada di Indonesia Timur.

“Sorong, Ambon, Papua semakin baik. Setelah merger, Pelindo terlihat lebih sinergis, lebih fokus kepada bidang-bidang jasanya baik petikemas dan non peti kemas. Jika dulu modelnya per wilayah sekarang menjadi terpadu,"tuturnya.

Hal itu, lanjut Saut, menguntungkan tak hanya bagi Pelindo, tetapi juga bagi pengguna jasa, karena akan mendapatkan layanan dengan kinerja yang lebih baik. Dia melanjutkan, dalam waktu hanya setahun, Pelindo berhasil melakukan reorganisasi. Meskipun tak mudah, namun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu dinilai sukses melakukan reorganisasi berdasarkan sub holding yang sesuai dengan bidang usahanya.

Pelindo juga memberikan banyak pilihan bagi pengguna jasa terkait pelayanan yang disediakan. Ada penambahan dermaga, peralatan dan layanan di terminal, bahkan sampai ke urusan logistik yang dibutuhkan pengguna jasa kepelabuhanan.

“Perbaikan-perbaikan itu terjadi di Surabaya, Jakarta, hingga Makassar. Pelindo banyak melakukan pengembangan aset dan pengembangan lahan terminal baru cukup masif dan agresif, termasuk di Belawan. Segala upaya yang dilakukan membuat Pelindo menjadi lebih baik,"katanya.

Inovasi yang dilakukan, termasuk pengembangan platform digital, memberikan dampak nyata pada pengurangan biaya logistik. “Sekarang banyak layanan yang sudah terdigitalisasi,” paparnya.

Tak hanya itu, Saut menilai, pascamerger, Pelindo banyak berubah. Menjadi lebih modern dengan sistem yang terbuka dan transparan. Biaya yang tak perlu pun sudah tak lagi ditemui. Dengan peralatan yang lebih modern, kawasan yang lebih bersih dan aman, masyarakat dan pengguna jasa lainnya merasakan perubahan drastis.

"Mulai dari angkutan barang hingga angkutan penumpang, sekarang jauh lebih baik,”imbuhnya,

Dia pun menyarankan agar di tahun-tahun mendatang, Pelindo memperkuat kolaborasi dan sinergi. Selain dalam pengembangan kualitas SDM, juga kolaborasi dalam bentuk lain dengan menggandenag badan usaha, baik milik negara maupun swasta. “ Sehingga birokrasi semakin efisien dengan keterlibatan stakeholder lain,”ucapnya.

Pelindo sendiri berhasil mencatat kinerja yang impresif meskipun masih dipengaruhi dampak dari pandemi Covid-19 yang berlangsung selama dua tahun.Hingga semester pertama 2022, Pelindo menorehkan pertumbuhan arus peti kemas sebesar 2% dari menjadi 8,36 juta twenty foot equivalent per-units (TEUs) dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya 8,19 juta TEUs.

Sedangkan arus non-petikemas pada semester pertama 2022 mencapai 74 juta ton. Yang berarti bertumbuh 4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya 72 juta ton. Hingga akhir 2022, Pelindo menargetkan arus petikemas sebesar 17,3 juta TEUs dan non-petikemas sebesar 144,3 juta ton

Pendiri dan Direktur The National Maritime Institute (Namarin) Siswanto Rusdi menilai, Pelindo sebagai bagian dari Ekosistem Logistik Nasional (ELN) sudah mengembangkan berbagai platform untuk mempermudah dan memperlancar interaksi dengan pengguna jasa.

"Pelindo sudah memiliki ekosistemnya. Sehingga sekarang saatnya semakin diperkuat,”ujarnya kepada Koran SINDO-Sindonews, kemarin.

Menurut dia, Pelindo sudah berhasil melakukan reorganisasi dengan spektrum yang kuas dari Sabang sampai Merauke. Merger Pelindo juga dinilai berhasil menghadirkan budaya organisasi yang lebih modern, produktif dan efisien. “Nah sekarang, apa yang dilakukan setelah satu tahun merger, itu yang penting untuk diperhatikan,”tegasnya,

Terlebih, lanjut dia, saat ini terjadi pertumbuhan bisnis pelabuhan swasta, yang akan menjadi tanytangan eksternal bagi Pelindo di masa depan. Banyak pengelola pelabuhan swasta yang bekerjasama langsung dengan Kementerian Perhubungan, karena lahan yang dikelola oleh Kementerian Perhubungan. Sehingga, manajemen Pelindo perlu melakukan antisipasi dan mengambil langkah strategis mengingat dalam jangka panjang akan terjadi kelebihan kapasitas pelabuhan.

"Bisnis pelabuhan skala ekonominya akan menjadi kecil-kecil. Itu karena imbas dari kebijakan pemerintah (Kementerian Perhubungan) yang terlalu membuka bisnis pelabuhan seluas-luasnya.Itu perlu disikapi oleh Pelindo,”paparnya.

Namun demikian, Siswanto meyakini, dengan ekosistem yang terintegrasi, Pelindo mampu menghadapi beragam tantangan di masa depan. Hal ini lantaran banyak peluang yang masih bisa digarap oleh anak usaha atau cucu usaha Pelindo.

‘Misalnya layanan di Indonesia Kendaraan Terminal (IKT) atau IPCC, bisa melakukan inovasi layanan selain sekadar melayani kegiatan ekspor-impor kendaraan,”tuturnya.

Saat ini ekosistem Pelindo terdiri dari bisnis terminal peti kemas, jasa maritim, solusi teknologi informasi (TI), dan multipurpose.

Siswanto menilai, ke depan, Pelindo perlu disokong oleh ekosistem eksternal, sehingga akan semakin meningkatkan efektivitas dan produktivitas yang pada akhirnyaakan menurunkan biaya logistik nasional.

"Misalnya, integrasi sistem IT pelayaran asing dengan platform yang ada di Indonesia, terutama dengan sistem yang dikelola oleh pemerintah semisal Indonesia National Single Window, itu sangat krusial,”urainya, .

Kalaupun sudah terhubung, lanjut Siswanto, belum sepenuhnya mulus. “Sehingga digitalisasi yang dilakukan Pelindo agak sedikit menemui hambatan. Padahal, Pelindo sudah mampu menghadirkan solusi layanan kepelabuhanan yang handal,”paparnya.

Operator pelayaran internasional memiliki platform teknologi informasi masing-masing sebagai upaya memudahkan proses bisnis korporasi. Karenanya, perlu ada upaya proaktif termasuk dari pihak regulator untuk melakukan sinkronisasi.

“Pelindo hasil merger layak menjadi sokoguru ekosistem logistik nasional. Mereka punya sumberdaya manusia yang baik, punya anggaran yang bisa membeli hardware dan software terbaik, dan yang paling penting, kelincahan sebagai entitas bisnis,” paparnya.

Andalan Logistik Nasional dan Global
Bagi pengguna jasa, merger Pelindo menjadi harapan baru terciptanya ekosistem logistik nasional yang handal dan efisien. Direktur Eksekutif DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Budi Wiyono mengatakan, dengan adanya standardisasi di 112 pelabuhan di bawah Pelindo, maka cita-cita untuk menghadirkan ekosistem logistik nasional yang handal akan mudah tercapai.

“Digitaliasi sekarang baru di 14 pelabuhan, harus diperluas ke pelabuhan lain. DO online, harus dijalankan maksimal,”unglapnya kepada Koran SINDO-Sindonews, kemarin. Selain itu, kecepatan dan produktivitas layanan di pelabuhan-pelabuhan yang bukan pelabuhan utama harus diperbaiki, termasuk peningkatan kualitas peralatan. “ Perlu dukungan dari stakeholder lain, seperti operator Forwarding, operator truk, shipping lines. Jadi seluruh stakeholder harus berkolaborasi dengan Pelindo,”katanya.

Sedangkan, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai, saat ini Pelindo harus berfokus pada tantangan bagaimana menurunkan biaya logistik yang di seluruh dunia merangkak naik.

“Kenaikan biaya logistik itu rena masalah rantai pasok. Penyebabnya, ada perang di Ukraina, banyak pekerja di pelabuhan di Amerika Serikat (AS) tidak mau bekerja secara fisik di sektor kargo dan logistik, sehingga banyak penumpukan barang di pelabuhan di seluruh dunia,”cetusnya.

Namun demikian, Bhima menilai, rencana-rencana besar di Pelindo berjalan dengan baik. Misalnya, integrasi sistem, percepatan pengembangan kapasitas pelabuhan, sinkronisasi kapasitas SDM.

“Ada upaya perbaikan terus menerus. Tetapi yang perlu di catat, butuh kerjasama lebih erat, bukan hanya di internal Pelindo saja, tetapi dari pihak di luar Pelindo, seperti operator angkutan, pergudangan dan stakeholder lain,”cetusnya.

Pelindo, kata dia, juga harus memperkuat digitalisasi dalam rangka otomasi, Karena dengan memaksimalkan otomasi dan digitalisasi, akan menghemat banyak biaya.

"Juga terus melakukan koordinasi dengan pemerintah terkait insentif apa yang bisa didapat, Apalagi, Pelindo memiliki cita-cita menjadi hub penting di Asia. Ini perlu kapasitas yang besar di pelabuhan, kecepatan handling kargo, paperlerss, output-nya seefisien mungkin sehingga membuat daya saing meningkat,"tutupnya.

Pelindo sendiri, terus memperkuat kinerjanya melalui kolaborasi dengan berbagai pihak. Awal bulan ini, Pelindo dan Port of LA berdiskusi tentang rencana pengembangan kerjasama yang sebelumnya telah diinisiasi melalui Memorandum of Understanding (MoU) pada 2019 lalu.

“Prospek kerja sama akan lebih terbuka kedepan bersama Port of LA, termasuk dalam memperluas lingkup kerjasama dalam bidang green port,” ujar Direktur Utama Pelindo, Arif Suhartono dalam keterangan resminya. Selain rencana pengembangan dan inovasi dalam bidang green energy dan teknologi, kerjasama juga meliputi kelancaran flow of cargo antar pelabuhan di Jakarta dan di Los Angeles, kerjasama bidang pelatihan dan port expertise dan human capital development.

“Kami harap kolaborasi yang baik ini dapat memberikan dampak yang optimal dalam upaya peningkatan pelayanan dan konektivitas pelabuhan kedepannya, termasuk dalam mengatasi tantangan terkait regulasi, Change Management dan keterlibatan antar stakeholders,” kata Arif.

Selain dengan Port of LA, Pelindo dan Konsorsium Indonesia Investment Authority (INA) juga menandatangani perjanjian kerja sama pengelolaan Belawan New Container Terminal (BNCT).

Melalui kerja sama pengelolaan antara Pelindo dan Konsorsium INA, kapasitas BNCT yang saat ini tercatat sebesar 600 ribu TEUs, akan meningkat hingga dua setengah kali lipat menjadi 1,4 juta TEUs dalam enam tahun ke depan. Kenaikan tersebut pun akan memantapkan posisi Pelabuhan Belawan sebagai salah satu main gateway (gerbang utama) lalu lintas logistik di Selat Malaka.

“Salah satu target Pelindo pascamerger adalah mendukung pengembangan infrastruktur pelabuhan yang lebih terkoordinasi, sehingga dapat memperkuat konektivitas maritim dan hilirisasi industri,”ungkap Arif.

Kerja sama Pelindo dengan Konsorsium INA ini akan mengakselerasi pengembangan Pelabuhan Belawan dengan standar layanan internasional, yang memungkinkannya untuk meningkatkan peran dari pelabuhan feeder menjadi pintu gerbang logistik di Sumatera bagian utara.

“Dengan demikian, pelabuhan ini diharapkan dapat memperkuat daya saing produk-produk unggulan Pulau Sumatera dan berkontribusi pada penurunan biaya logistik secara bertahap,” imbuhnya.

Di sisi lain, anak usaha Pelindo yakni PT Indonesia Kendaraan Terminal, Tbk. (IPCC) melakukan ekspansi pengelolaan terminal di pelabuhan di luar Jakarta. IPCC kini mengoperasikan terminal di pelabuhan Belawan, Makassar, dan Pontianak. IPCC juga gencar berkolaborasi dengan pelaku usaha di ekosistem automotif nasional.

Ekspor mobil dari terminal khusus ekspor kendaraan bermotor yang dioperasikan IPCC di Tanjung Priok, Jakarta Utara terus meningkat.

Menurut Direktur Utama IPCC Terminal Kendaraan Rio TN Lasse, pihaknya terus memperkuat ekosistem pelabuhan dan ekosistem automotif nasional.

“Cita-cita kami ke depan dapat memberikan total solution dengan mengintegrasikan aktivitas di ekosistemdistribusi terminal untuk menciptakan efisiensi dan reliabilitas di sepanjang mata rantai bisnis otomotif. Pada akhirnya akan dapat meningkatkan daya saing industri otomotif nasional kita. Di sisi lain, dengan perkembangan bisnis yang ada sudah saatnya IPCC mengepakkan sayap bisnisnya lebih jauh sesuai tema korporasi Beyond The Gate,”tuturnya.

Pengoperasian terminal kendaraan di Belawan, Pontianak dan Makassar diproyeksikan akan membuat industri automotif nasional menjadi efisien. Saat ini dari pelabuhan Tanjung Priok, produsen mobil seperti Hyundai, Toyota, Honda mengekspor beberapa model. Diantaranya Creta, Fortuner, BRV, dan model-model lain, juga dari pabrikan lain.

Rio mengatakan, seiring dengan telah bergabungnya Pelindo 1,2,3 dan 4 dan kini menjadi Pelindo maka kian terbuka peluang untuk ekspansi bisnis bagi IPCC. IPCC sendiri, meatok target mampu menghadirkan pengoperasian terminal kendaraan yang layak secara komersial di setiap area Pelindo.
(ynt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2595 seconds (0.1#10.140)