Jeblok! Harga CPO Malaysia Siang Ini Anjlok Nyaris 7%
loading...
A
A
A
JAKARTA - Harga crude palm oil (CPO) Malaysia hari ini turun tajam pada perdagangan Senin (26/9/2022) siang. Anjloknya harga minyak sawit mentah negeri jiran terjadi di tengah kenaikan produksi sekaligus imbas permintaan yang melandai.
Data perdagangan di Bursa Malaysia Derivatives Berhad (BMD) hingga pukul 11:37 WIB menunjukkan kontrak CPO untuk pengiriman Desember tertekan 6,87%, menjadi MYR3.479 per ton, sementara kontrak November turun 6,81% di MYR3.457 per ton.
Penurunan ini juga mengikuti pelemahan harga minyak nabati saingan CPO seperti harga minyak kedelai di Bursa Dalian China yang turun 3,28%, sedangkan kontrak CPO-nya juga ambrol 0,99%.
Sebagai catatan, volume persediaan CPO Malaysia meningkat pada akhir Agustus lalu di level tertinggi lebih dari dua tahun terakhir.
Berdasarkan pengamatan Malaysian Palm Oil Association (MPOA, produksi tandan buah segar mengalami peningkatan menyusul puncak musim panen yang sedang berlangsung. Lebih jauh, masalah kekurangan tenaga kerja di sektor perkebungan juga menjadi perhatian industri.
Sebelumnya, pengamat minyak sawit, Dorab Mistry memproyeksikan harga CPO Malaysia bisa jatuh ke level MYR2.500 per ton pada akhir Desember 2022.
Hal itu dinilai sebagai respons pasar terhadap peningkatan produksi, penurunan permintaan, dan perlambatan ekonomi global.
Kendati demikian, data terbaru surveyor kargo Intertek Testing Services menunjukkan volume ekspor CPO Malaysia naik 20,9% pada periode 1-25 September 2022, menjadi 1.168.627 ton, dari semula 966.655 ton, sebagaimana diberitakan Reuters, Senin (26/9/2022).
Sementara itu dari dalam negeri, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) sebelumnya memprediksi ekspor CPO Indonesia akan meningkat pada paruh kedua 2022 setelah pemerintah memutuskan memperpanjang kebijakan penghapusan pungutan ekspor.
Data perdagangan di Bursa Malaysia Derivatives Berhad (BMD) hingga pukul 11:37 WIB menunjukkan kontrak CPO untuk pengiriman Desember tertekan 6,87%, menjadi MYR3.479 per ton, sementara kontrak November turun 6,81% di MYR3.457 per ton.
Penurunan ini juga mengikuti pelemahan harga minyak nabati saingan CPO seperti harga minyak kedelai di Bursa Dalian China yang turun 3,28%, sedangkan kontrak CPO-nya juga ambrol 0,99%.
Sebagai catatan, volume persediaan CPO Malaysia meningkat pada akhir Agustus lalu di level tertinggi lebih dari dua tahun terakhir.
Berdasarkan pengamatan Malaysian Palm Oil Association (MPOA, produksi tandan buah segar mengalami peningkatan menyusul puncak musim panen yang sedang berlangsung. Lebih jauh, masalah kekurangan tenaga kerja di sektor perkebungan juga menjadi perhatian industri.
Sebelumnya, pengamat minyak sawit, Dorab Mistry memproyeksikan harga CPO Malaysia bisa jatuh ke level MYR2.500 per ton pada akhir Desember 2022.
Hal itu dinilai sebagai respons pasar terhadap peningkatan produksi, penurunan permintaan, dan perlambatan ekonomi global.
Kendati demikian, data terbaru surveyor kargo Intertek Testing Services menunjukkan volume ekspor CPO Malaysia naik 20,9% pada periode 1-25 September 2022, menjadi 1.168.627 ton, dari semula 966.655 ton, sebagaimana diberitakan Reuters, Senin (26/9/2022).
Sementara itu dari dalam negeri, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) sebelumnya memprediksi ekspor CPO Indonesia akan meningkat pada paruh kedua 2022 setelah pemerintah memutuskan memperpanjang kebijakan penghapusan pungutan ekspor.
(ind)