Diboikot Eropa, Gas dari Pipa Nord Stream 2 Rusia Kini Bocor ke Laut Baltik

Selasa, 27 September 2022 - 04:24 WIB
loading...
Diboikot Eropa, Gas...
Pihak berwenang Denmark meminta kapal-kapal untuk menghindari radius lima mil laut di lepas pulau Bornholm setelah adanya kebocoran gas dari pipa Nord Stream 2 milik Rusia. Foto/Dok
A A A
KOPENHAGEN - Pihak berwenang Denmark pada hari Senin, waktu setempat telah meminta kapal-kapal untuk menghindari radius lima mil laut di lepas pulau Bornholm setelah adanya kebocoran gas dari pipa Nord Stream 2 milik Rusia -yang sudah tidak berfungsi- mengalir ke Laut Baltik.

Pemerintah Jerman mengatakan, pihaknya telah menghubungi pihak berwenang Denmark dan bekerja sama dengan penegak hukum setempat untuk mencari tahu apa yang menyebabkan anjloknya tekanan dalam pipa secara tiba-tiba. Kementerian energi Denmark menolak berkomentar terkait hal ini seperti dilansir Reuters.



Pada Senin malam, operator pipa Nord Stream 1 yang beroperasi dengan kapasitas yang terus berkurang sejak pertengahan Juni sebelum menghentikan total pasokan pada Agustus, juga mengungkapkan adanya penurunan tekanan di kedua jalur pipa gas.

"Alasannya sedang diselidiki," kata Nord Stream AG di situs webnya, tanpa mengungkapkan informasi lebih lanjut.

Pipa itu telah menjadi sorotan dalam perang energi yang terus meningkat antara Eropa dan Moskow sejak perang Rusia Ukraina pecah pada Februari, lalu serta telah menghantam ekonomi utama Barat dan membuat harga gas melonjak.

"Kebocoran hari ini terjadi pada pipa Nord Stream 2 di daerah Denmark," kata agen energi Denmark dalam sebuah pernyataan.



Presiden regulator jaringan Jerman, Klaus Mueller mengatakan di Twitter, bahwa penurunan tekanan di kedua saluran pipa "menurut penilaiannya bahwa situasinya sedang tegang."

Otoritas maritim Denmark telah mengeluarkan peringatan navigasi di sekitar pipa Nord Stream 2 "karena berbahaya bagi lalu lintas kapal", tambahnya.

Sementara operator Nord Stream 2 mengatakan, tekanan dalam pipa turun dari 105 menjadi 7 bar dalam semalam. Dalam pipa tersebut berisi beberapa gas yang disegel, meskipun belum pernah beroperasi.

Pipa, yang dimaksudkan merupakan rencana untuk menggandakan volume gas yang mengalir dari St. Petersburg di bawah Laut Baltik ke Jerman. Pipa itu baru saja selesai dan telah diisi dengan 300 juta meter kubik gas ketika Jerman membatalkannya beberapa hari sebelum invasi Rusia ke Ukraina.

"Semalam, operator Nord Stream 2 mencatat penurunan tekanan gas yang cepat di Jalur A pipa gas alam Nord Stream 2," kata operator Nord Stream 2 dalam sebuah pernyataan.

"Investigasi sedang berlangsung," jelasnya.

TIDAK ADA KEJELASAN

Sebelumnya negara-negara Eropa telah menolak seruan Rusia untuk mengizinkan pipa Nord Stream 2 beroperasi dan menuduh Moskow menggunakan energi sebagai senjata. Rusia membantah melakukannya dan menyalahkan Barat atas kekurangan gas yang dialami Benua Biru.

"Saat ini kami sedang melakukan kontak dengan pihak berwenang yang bersangkutan untuk memperjelas situasinya. Kami masih belum memiliki kejelasan tentang penyebab dan fakta pastinya," bunyi pernyataan resmi dari kementerian ekonomi Jerman.

Operator yang berbasis di Swiss, yang secara hukum telah berakhir, mengatakan telah memberi tahu semua otoritas terkait tentang kebocoran tersebut.

Pengekspor gas Rusia Gazprom (GAZP. MM) belum mengeluarkan pernyataan tentang insiden tersebut ke operator Nord Stream 2.

Rusia sendiri telah memutus pasokan gas ke beberapa negara dan juga menghentikan aliran melalui pipa Nord Stream 1, dimana Moskow menyalahkan sanksi Barat karena menghambat operasi pipa gas.

Presiden Vladimir Putin pada September, sempat mengecam Barat karena menutup Nord Stream 2.

Kebocoran gas pada hari Senin terjadi sehari sebelum peluncuran seremonial Pipa Baltik yang membawa gas dari Norwegia ke Polandia.

Proyek ini merupakan inti dari upaya Warsawa untuk melakukan diversifikasi dari gas Rusia. Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen dijadwalkan melakukan perjalanan ke Polandia pada hari Selasa untuk menandai kesempatan tersebut.

Nord Stream 2 secara luas tidak populer di kalangan anggota parlemen Denmark, dimana negara itu pada tahun 2017 mengesahkan undang-undang yang memungkinkannya melarang proyek tersebut melewati perairan teritorialnya dengan alasan keamanan.

Tetapi Nord Stream 2 kemudian mengubah rute aslinya untuk mengarahkannya melalui zona ekonomi eksklusif Denmark, di mana veto ini tidak dapat diterapkan.

(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1260 seconds (0.1#10.140)