Mantan Kanselir: Jerman Harus Nego dengan Putin Soal Pipa Gas Nord Stream 2
loading...
A
A
A
MOSKOW - Jerman harus mencapai kesepakatan dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin untuk menghindari krisis gas saat musim dingin tahun ini dan Ukraina harus melepaskan klaimnya atas Krimea. Hal ini disarankan oleh Mantan Kanselir Jerman, Gerhard Schröder.
Eks Kanselir Jerman itu mengatakan, negaranya dapat mencegah krisis gas dengan memulai kembali pekerjaan pada pipa Nord Stream 2 dari Rusia.
Proyek senilai USD11 miliar itu akan menggandakan pasokan gas Rusia ke Jerman. Mega proyek pipa gas itu sejatinya telesai tahun lalu, tetapi proses persetujuan dihentikan seiring pecahnya perang Rusia Ukraina pada bulan Februari, lalu.
Schröder yang juga mantan chairman Rosneft dan kepala komite pemegang saham di Nord Stream juga mengungkapkan, Ukraina harus meninggalkan klaimnya atas Krimea dan bernegosiasi dengan Putin.
Dia mengatakan, kepada majalah Stern bahwa akan menjadi "kesalahan besar" untuk mengabaikan kemungkinan konsesi oleh Ukraina sebagai "perdamaian yang didiktekan".
Menurutnya masalah dapat diselesaikan melalui kompromi untuk wilayah Donbas berdasarkan model kanton Swiss, serta "netralitas bersenjata" untuk Ukraina sebagai alternatif dari keanggotaan NATO.
Sebagai tanggapan, penasihat kepresidenan Ukraina, Mykhailo Podolyak menggambarkan, Schröder dengan nada mengejek sebagai "suara istana kerajaan Rusia".
Podolyak mentweet: "Jika Moskow menginginkan dialog, bola ada di pengadilannya. Pertama — gencatan senjata dan penarikan pasukan, kemudian — konstruktif (dialog)."
Eks Kanselir Jerman itu mengatakan, negaranya dapat mencegah krisis gas dengan memulai kembali pekerjaan pada pipa Nord Stream 2 dari Rusia.
Proyek senilai USD11 miliar itu akan menggandakan pasokan gas Rusia ke Jerman. Mega proyek pipa gas itu sejatinya telesai tahun lalu, tetapi proses persetujuan dihentikan seiring pecahnya perang Rusia Ukraina pada bulan Februari, lalu.
Schröder yang juga mantan chairman Rosneft dan kepala komite pemegang saham di Nord Stream juga mengungkapkan, Ukraina harus meninggalkan klaimnya atas Krimea dan bernegosiasi dengan Putin.
Dia mengatakan, kepada majalah Stern bahwa akan menjadi "kesalahan besar" untuk mengabaikan kemungkinan konsesi oleh Ukraina sebagai "perdamaian yang didiktekan".
Menurutnya masalah dapat diselesaikan melalui kompromi untuk wilayah Donbas berdasarkan model kanton Swiss, serta "netralitas bersenjata" untuk Ukraina sebagai alternatif dari keanggotaan NATO.
Sebagai tanggapan, penasihat kepresidenan Ukraina, Mykhailo Podolyak menggambarkan, Schröder dengan nada mengejek sebagai "suara istana kerajaan Rusia".
Podolyak mentweet: "Jika Moskow menginginkan dialog, bola ada di pengadilannya. Pertama — gencatan senjata dan penarikan pasukan, kemudian — konstruktif (dialog)."
(akr)