RI Dorong Implementasi Konkret Kesepakatan G20

Rabu, 28 September 2022 - 19:38 WIB
loading...
RI Dorong Implementasi...
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso saat berbicara dalam seminar sosialisasi G20 di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, hari ini. FOTO/Hatim Varabi
A A A
YOGYAKARTA - Pertemuan Sherpa G20 menghasilkan diskusi dan pembahasan produktif untuk merumuskan draf Leaders’ Declaration yang akan dibawa ke Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada November 2022 di Bali. Untuk mewujudkan hasil yang sesuai, diperlukan dukungan dan kesepakatan semua negara yang tergabung dalam G20.

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengungkapkan, Sherpa Track membahas tantangan global dan berbagai isu ekonomi (non-finansial), untuk mencari solusi dan memberikan rekomendasi atas agenda dan isu prioritas G20. “Adapun pilar utama Presidensi G20 Indonesia yakni Arsitektur Kesehatan Global, Transformasi Ekonomi Berbasis Digital, dan Transisi Energi,” katanya di sela-sela Pertemuan Ketiga Sherpa G20 di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), hari ini.



Selain unsur pemerintah, lanjut dia, Indonesia juga secara aktif melibatkan kelompok non- pemerintah yang tergabung dalam G20 Engagement Groups. Tujuannya antara lain untuk memastikan bahwa proses pembahasan mengenai upaya pemulihan ekonomi bersifat inklusif dengan memperhatikan masukan dari kelompok di luar Pemerintah selaku stakeholders dan pelaku utama pertumbuhan ekonomi.

Susiwijono mengatakan, peran Sherpa Track sangat vital khususnya dalam mengoordinasikan seluruh Working Groups dan Engagement Groups di bawah koordinasinya. Sherpa G20 merupakan perpanjangan langsung dari Kepala Negara/ Kepala Pemerintahan yang akan mendiskusikan berbagai isu non-keuangan dan membahas isu keuangan untuk menjadi bahan masukan dalam penyusunan Leaders’ Declaration.

Selain Working Group dan Engagement Group tersebut, Sherpa Track juga mengadakan berbagai kegiatan lainnya, seperti Culture and Creative Economy, Research and Innovation Ministers’ Meeting, Side Event, dan Joint Ministerial Meeting yang merupakan bentuk kerja sama antar kementerian dan lembaga.
“Presidensi G20 Indonesia sendiri menyelenggarakan total 437 events, yang terdiri dari 184 pertemuan resmi dan 253 Side Events dan Road to G20, seperti acara kita di Yogya ini yaitu pertemuan di tingkat Sherpa. Sedangkan acara puncaknya yaitu KTT G20 akan diselenggarakan di Bali pada 15-16 November mendatang,” kata Susiwijono.

Sherpa sendiri berasal dari bahasa Tibet yang berarti penunjuk jalan, dimana para Sherpa G20 berperan dalam menavigasi berbagai kerja sama yang terlaksana dalam kerangka G20 sekaligus membuka jalan ke arah tercapainya kesepakatan bagi para Pemimpin G20.

Menurut dia, Presidensi G20 Indonesia Tahun 2022 akan memberikan peluang bagi Indonesia untuk memimpin negara maju dan berkembang dalam dalam pembahasan berbagai isu dan proses pemulihan ekonomi global. Presidensi G20 Indonesia juga menunjukkan peran aktif dan kepemimpinan Indonesia di forum global, memperkuat citra positif, dan membangun kepercayaan internasional terhadap perekonomian nasional, menjadi sarana showcasing atas kemajuan pembangunan Indonesia serta pelaksanaan reformasi struktural, dan meningkatkan daya tarik investasi.

Sebagai Presidensi, lanjut dia, Indonesia akan memiliki posisi yang sangat strategis, dalam mengarahkan agenda global untuk mencari solusi nyata, atas sejumlah isu strategis dan agenda prioritas di tingkat global. Selain itu, penyelenggaraan berbagai events juga membantu mendorong pemulihan perekonomian nasional, terutama di sektor akomodasi, transportasi, makanan dan minuman, serta ekonomi kreatif.

“Kami berharap pertemuan ketiga Sherpa G20 ini dapat berjalan lancar, dan menghasilkan output sesuai dengan yang sudah kita targetkan, sehingga berkontribusi nyata bagi penyelesaian berbagai permasalahan global, dan juga bermanfaat besar bagi masyarakat dan perekonomian Indonesia,” pungkas Sesmenko Susiwijono.

Sementara Co-Sherpa G20 Edi Pambudi yang juga Deputi Bidang Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan, efisiensi menjadi kunci pertemuan ketiga Sherpa G20 dalam Presidensi G20 Indonesia 2022, khususnya dalam pembahasan draft leaders' declaration.

“Berbicara dari perspektif ekonomi, ketika krisis terjadi dan kita melihat ada kelemahan dalam sistem yang ada, kita harus mencoba dan memperbaikinya,” kata Edi.



Edi menyampaikan pertemuan Sherpa G20 ketiga sangat penting dan menjadi pertemuan kunci agar bisa menghasilkan diskusi dan pembahasan yang produktif, sehingga dukungan dan kesepakatan semua negara sangat diperlukan untuk merumuskan draft leaders’ declaration.

Edi menekankan bahwa tujuan yang akan dicapai adalah tujuan bersama, dan bukan tujuan perorangan atau negara tertentu. Melalui deklarasi dari para pimpinan negara nantinya, G20 diharapkan dapat memberikan harapan kepada masyarakat dan berkontribusi nyata terhadap pemulihan ekonomi terutama bagi negara-negara berkembang.

(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1101 seconds (0.1#10.140)